Mengutip perkataan salah satu sahabat gue, “Walaupun agak lama, tapi nggak ada kata terlambat untuk mulai sesuatu.” Sejujurnya, awareness gue untuk mulai memakai skincare terbilang agak telat. Gue baru mulai menjaga kesehatan kulit dan mengerti soal per-skincare-an itu ketika umur sudah mau memasuki kepala tiga. Padahal sudah dari awal umur 20-an sudah diingatkan juga sama senior di kantor untuk memulai pakai skincare sebelum usia memasuki kepala tiga.
Jangan Termakan Racun di Sosial Media!
Pertumbuhan
industri kosmetik dan skincare di Indonesia sudah semakin maju, bahkan sudah
bisa bersaing dengan produk-produk dari Korea Selatan yang beberapa tahun lalu.
Berdasarkan laporan BPOM tahun lalu, tercatat kenaikan pertumbuhan perusahaan
kosmetik di Indonesia mencapai 20.6% di tahun 2022.
Bahkan
di tengah pandemi pun, angka penjualan skincare dan haircare
terhitung cukup baik. Menurut laporan dari Euromonitor, pertumbuhan penjualan skincare
bisa mencapai 29.6% dan disusul dengan haircare sebesar 21.5% di tahun 2022.
Nggak aneh sih, sejak pandemi banyak orang yang lebih kreatif menggunakan
sosial media dan membagikan pengalaman dalam menggunakan produk-produk yang
mereka konsumsi. Istilahnya, banyak yang kasih racun belanja di sosial media
sejak pandemi. Ngaku deh, kalian juga, kan? :D
Tapi
semakin banyak influence yang disebarkan di sosial media, kita juga
harus semakin pintar dalam menyeleksi produk-produk yang kita konsumsi.
Terlebih ini berhubungan langsung dengan kulit maupun rambut yang akan
memperngaruhi penampilan kita. Jangan asal termakan racun di sosmed!
Ketahui Kredibilitas Produk yang Akan Dibeli
Kalian
tipikal orang yang bakal cek review produknya sebelum membeli atau nggak? Untuk
beberapa produk yang harganya cukup pricey, gue pasti akan melihat
reviewnya dulu. Tapi nggak jarang juga karena impulsif dan takut kehabisan
stock, jadi buru-buru beli. Hasilnya ya untung-untungan, kadang cocok sama
produknya, tapi nggak jarang juga berakhir dihibahkan ke orang daripada
mubazir.
Jadi
korban dari produk yang overclaimed pun juga pernah. Kalian pasti
familiar dengan klaim seperti, “Mampu mencerahkan”, “Mampu mengurangi”.
Pertanyaannya adalah apakah klaim-klaim tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan
terbukti benar? Nggak ada yang tahu kalau belum dibuktikan sendiri. Namun
resiko membuktikan langsung klaim produk, tentunya nggak semudah dan seaman
itu. Mau nggak mau, kita harus mencari tahu sendiri kira-kira perusahaan
kosmetik mana yang dapat diandalkan.
Awal
mula gue mengetahui ada beberapa produk kosmetik overclaim yang gue pakai yaitu
pada saat iseng cek daftar kandungan di produk haircare yang klaimnya mampu
mengurangi ketombe dan rambut lepek. Tapi pas gue cek kandungan utama yang kata
mereka bisa mengurangi ketombe, ada di urutan kesekian. Jadi seperti gimmick
doank. :(
Dengan
pengalaman seperti itu, gue jadi lebih selektif lagi dalam memilih produk.
Karena kalau dihitung, nggak sedikit uang yang gue keluarkan. Sayang kan,
mending ditabung buat nonton dedek-dedek NCT 😁
Sebelum
mencari tahu apakah klaim produk sudah sesuai dengan targetnya, kalian harus
mengetahui terlebih dahulu kategori klaim produk kosmetik yang dibedakan
menjadi lima kategori menurut Cosmetic, Toiletry & Perfumery Association
(CTPA) dan Advertising Standard Authority (ASA), yaitu:
Performance
Claim: klaim yang
berkaitan dengan efek suatu produk seperti “Mengurangi garis halus” atau
“Melindungi kulit selama 24 jam”
Ingredients
claim: klaim yang menyatakan kandungan atau kombinasi dari kandungan yang
memberikan khasiat tertentu pada produk, misalnya “Mengandung retinol untuk
mengurangi kerutan”
Sensory
claim: klaim yang
terkait dengan sensasi atau pengalaman sensori saat menggunakan produk, seperti
“Membuat kulit terasa halus dan lembut”, atau dapat juga berupa estetika produk
sensori, seperti “Roll-on applicator”
Combination
claim: klaim
gabungan dari klaim-klaim tersebut di atas
Comparison
claim: klaim perbandingan untuk menggambarkan
komparasi produk dengan produk lainnya agar konsumen dapat melihat perbedaan
yang signifikan dari keduanya.
Setelah
mengetahui klaim apa yang diberikan oleh sebuah produk, kita juga wajib mencari
tahu apakah perusahaan kosmetik tersebut mampu membuktikannya dengan laporan
ilmiah yang sudah divalidasi, sehingga hasilnya pun dapat dipercaya. Pastikan
klaim yang diberikan itu valid dan bisa dipercaya.
Namun,
kembali lagi, dikhawatirkan klaim yang disebutkan oleh perusahaan kosmetik
masih bersifat bias. Sehingga kredibilitasnya masih dipertanyakan oleh
konsumen. Nah, klaim yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan kosmetik ini harus
divalidasi oleh sumber yang terpercaya dan berkredibel baik. Biasanya produk-produk
tersebut harus melalui serangkaian metode, seperti sensory property analysis,
consumer testing, in vivo clinical/expert assessment, instrumental test, atau
in vitro/ex vitro test.
Agar
lebih terpercaya, kita juga bisa cari tahu apakah produk yang akan kita beli
ini sudah dievaluasi oleh perusahaan independen atau belum. Yaaa namanya orang
jualan produk, nggak mungkin nggak promosiin yang baik-baik kan. 😁 Oleh karena itu, sebaiknya kita cari tahu apakah
produk tersebut sudah diuji kembali oleh perusahaan independen dan apakah perusahaan
tersebut juga bisa dipercaya?
Ada
yang sudah tahu mengetahui tentang Skinproof? Skinproof (PT. Derma Asia Lab) merupakan
anak usaha perusahaan Arya Noble yang bergerak di bidang evaluasi produk
kosmetik dan riset konsumen. Nah, Skinproof inilah yang 'tugasnya' membuktikan
klaim sebuah produk ini dapat dipercaya dan sesuai dengan yang dijagokan oleh
produknya atau nggak.
Kita
sebagai konsumen yang awam mengenai detail dan klaim produk, nggak perlu pusing
memikirkan bagaimana cara klaim produk bekerja di tubuh kita. Dengan adanya Skinproof
yang kredibilitasnya sudah dapat diandalkan, setidaknya kekhawatiran kita sebagai
konsumen yang rajin menggunakan kosmetik maupun skincare, jadi lebih diminimalisir.
Apalagi Skinproof juga didukung dengan tenaga ahli dan lebih dari 8000 panelis
di kota-kota besar di Indonesia.
Skinproof
mengevaluasi kembali produk-produk tersebut, apakah kandungannya sudah sesuai
dengan kebutuhan dan klaimnya juga sesuai dengan harapan.
Selain
meriset mengenai klaim produk, Skinproof juga memberi edukasi kepada konsumen
mengenai keamanan dan efektifitas produk secara netral dan independen. Nggak
usah takut kalau produk-produk yang mereka teliti ini menjadi bias atau bahkan
menyesatkan.
Seberapa Pentingkah Pembuktian Klaim untuk Konsumen dan Perusahaan Kosmetik?
Kita
sebagai konsumen, tentunya nggak mau menghabiskan uang banyak hanya untuk
produk kosmetik maupun skincare yang nggak akan kita teruskan penggunaannya
atau bahkan nggak sesuai dengan kebutuhan kita. Niatnya mau mengurangi minyak
berlebih, malah menggunakan produk yang lebih cocok untuk kulit kering.
Bukannya menghilangkan satu masalah, malah menambah masalah baru. Seperti yang
dijelaskan oleh Theresia Sinandang, selaku Head of Skinproof pada pernyataan
Press Release-nya, “Kondisi kulit setiap orang itu berbeda, sehingga produk
yang cocok bagi seseorang mungkin tidak cocok pada kulit orang lain karena
kulitnya memiliki kebutuhan yang berbeda.” Di situlah pentingnya klaim sebuah
produk, agar konsumen pun tahu apakah keunggulan suatu produk sudah cocok
dengan kebutuhan atau belum.
Sementara
bagi perusahaan kosmetik itu sendiri, dengan membangun kredibilitas dari
pernyataan klaim yang sesuai dan tepat sasaran, pastinya akan dengan mudah mendapat
kepercayaan di mata konsumen. Selain akan menjaring pelanggan baru, tentunya pelanggan
lama pun akan tetap menggunakan produk-produk mereka.
Jadi
kalau bingung mau memilih produk skincare, haircare, maupun kosmetik yang
beredar di pasaran, cek saja apakah produk tersebut sudah diuji/evaluasi
kembali oleh Skinproof atau belum. Supaya nggak banyak mubazir buang produk
yang pada akhirnya nggak terpakai sama kita. )
1 Comments
Aku tadi buka IG dan website mereka supaya lebih paham cara kerjanya. Cuma produk yg sepertinya udah dites hanya rohto dan somethinc. Jadi kalo mau tau produk yg kita pakai bagus atau ga, gimana ya mba?
ReplyDeleteAku tipe yg ga suka Gonta ganti produk Krn kulitku sensitif banget . Udh beberapa THN ini pakai skincare Korea. Dan aku cek ga ada sih di skinproof ini researchnya.
Cuma buatku asalkan udh ada BPOM, dan aku sendiri cocok Krn udh pakai Bbrp THN, ya sudahlah .
Tapi td penasaran deh Ama kegiatan volunteer mereka utk mencoba produk2 yg akan di research 😁. Cuma msh kuatir Krn kulitku sensi banget
Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!