Apa jadinya kalau dua sahabat pergi travelling tanpa kemampuan bisa menyetir kendaraan bermotor apapun? Itulah gue dan Inggrid. Kalau perginya bertiga sama Cing Didi, ya sama aja sih. Pokoknya skill bertahan hidup apapun bisa kami lakukan kecuali bawa kendaran bermotor. Mau sewa motor, nggak bisa bawanya. Mau sewa mobil pakai driver, sayang uangnya. Alhasil kami putar otak, bagaimana caranya bisa jalan-jalan sesuka hati tanpa harus sewa mobil atau drama sama sopir taksi online? Sewa sepedalah solusinya.
Awalnya kami tertarik ikut bike tour yang kami temukan di instagram. Beberapa hari sebelum keberangkatan ke Jogja, Inggrid sudah DM adminnya. Namun kata adminnya, Jogja lagi hujan terus tiap sore jadi tur ditiadakan. Sempat kecewa, tapi bukan duo golongan darah O namanya kalau nggak banyak mau dan serba spontan.
Sewa Sepeda 24 Jam di Jogja
Gue nemu tempat penyewaan sepeda 24 jam di Jogja. Ada beberapa opsi tempat rental sepeda, sih. Tapi tempat yang pertama kami hubungi cukup cepat menanggapi pesan yang kami kirim.
Nama tempatnya @siwoles. Dia ada dua tempat pengambilan sepeda, yaitu di Pawirotaman dan di Malioboro. Berhubung kami menginap di dekat Malioboro, jadi memilih untuk mengambil sepeda di cabangnya yang ada di Malioboro, tepatnya di Jl. Ketandan Lor No.58, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55122. Kalau bingung cari di google maps, tinggal search aja “Toko Madam Wang”.
Tokonya selalu tertutup, tapi ada papan keterangannya gitu kok di depannya. Kalian tinggal pencet tombol bel yang ada di bawah kotak surat untuk memanggil pemilik tokonya. Bisa juga ditelpon atau hubungi via whatsapp.
Pastikan kalian hubungi mereka via whatsapp dulu untuk memastikan ketersediaan sepedanya. Tiap cabang punya tipe sepeda yang berbeda-beda. Harga tiap sepedanya pun bebeda dan hanya ada satu unit untuk satu tipe sepeda.
Jam operasionalnya dari pukul 8 pagi sampai pukul 5 sore. Jadi kalau kalian mau pakai sepedanya pagi-pagi sekali, sebaiknya booking sepeda dari H-1. Jadi nanti sepedanya kalian ambil di sore hari sebelum hari H.
Hitungan durasi peminjamannya 24 jam. Kalau pinjam dari pukul 8 pagi, maka dikembalikannya juga pukul 8 pagi keesokan harinya.
Syarat Peminjaman Sepeda
Sama halnya seperti menyewa kendaraan bermotor, sewa sepeda di sini juga ada syarat-syarat yang harus kalian penuhi. Di antaranya yaitu:
- Bisa bersepeda dengan baik di jalan raya
- Isi formulir pemesanan dan transfer uang muka (minimal 50% dari biaya sewa)
- Menginggalkan kartu identitas resmi dan asli (KTP/SIM) atau fotokopi paspor untuk WNA
- Deposit sebesar Rp. 200,000 (akan dikembalikan pada saat pengembalian sepeda, dengan catatan kondisi sepeda sama seperti saat pengambilan, tidak ada kerusakan apapun)
- Penyewa difoto saat mengambil sepeda
Harga Sewa Sepeda
Semua sepeda yang disewakan di sini sudah termasuk gembok dan helm. Jika kunci gemboknya hilang, akan dikenakan denda Rp. 50,000. Jika hilang beserta rantainya, didenda Rp. 100,000. Jadi dijaga baik-baik ya helm dan rantainya.
Kami menyewa sepeda tipe urban bike, namanya Banda Neira dan Muaro. Masing-masing harganya Rp. 45,000/unit. Keduanya sepeda model cewek yang ada keranjangnya itu, lho. Semua sepedanya diterima dala kondisi baik. Bannya tidak kempes dan remnya juga aman. Pastikan semua kondisi ini kalian cek saat pengambilan ya.
Selain tipe urban bike, mereka juga menyewakan sepeda tipe mountain bike dengan harga Rp. 70,000/unit dan ada juga tipe folding bike dengan harga Rp. 45,000/unit.
Untuk tambahan, gue juga sewa phone holder agar lebih mudah dalam melihat google maps. Tapi tipe phone holdernya nggak bisa digunakan untuk ambil footage video jalan atau wajah kita yang lagi asyik bersepeda ya. Posisi phone holdernya hanya bisa digunakan untuk melihat peta jalan di handphone. Tambahan phone holder ini dikenakan biaya Rp. 10,000.
Rute Sepeda ke Mana Saja?
Salah satu tantangan bersepeda di jalan raya, apalagi buat kami yang terbiasa jadi passenger princess, adalah menghadapi kemacetan dan kencangnya kendaraan bermotor di jalanan.
Gue dan Inggrid sepakat ambil rute yang dekat saja, yaitu ke daerah Kauman. Nggak jauh dari Alun-alun Utara. Jalanannya bike friendly. Nggak terlalu ramai dan banyak gang-gang kecil yang bisa dilintasi sepeda.
Rumah-rumah di Kampung Kauman juga bagus-bagus banget desain pintunya. Areanya bersih dan tenang. Jadi buat kalian yang hendak ke sana juga, jangan sampai mengganggu ketenangan warganya ya.
Kami juga sempat berhenti lama di depan Masjid Gede Kauman. Kebetulan pas jam shalat zuhur juga dan memang kami sudah kelelahan. Perjalanan singkat kami berakhir di Kafe Nangkring.
Dari luar vibesnya seperti kafe-kafe di Ubud. Banyak turis mancanegara juga yang singgah ke kafe ini. Bukan tipe kafe yang berisik gitu, jadi cocok buat bersantai atau WFC.
Salah satu kesalahan kami adalah kesiangan sewa sepedanya. Jadi hanya empat jam saja bersepeda, lantaran sudah harus ke bandara YIA pada pukul 3:30 sore. Mungkin lain kali akan sewa sepeda lagi kalau ke Jogja dan memaksimalkan waktu penyewaannya.
Kalian juga bisa mampir ke Taman Sari, Pasar Ngasem, Keraton Yogyakarta, Museum Sonobudoyo, dan nyore di Alun-alun Kidul.
Buat kalian yang bingung mau ke mana lagi selama di Jogja, mungkin bisa bersepeda juga. Menurut gue sih seru banget! Bisa mampir ke berbagai spot sesuka hati, parkirannya juga nggak pusing, dan ramah lingkungan.
Selamat berlibur!
0 Comments
Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!