Waktu transit di KL pas mau ke Korea, gue hampir gak jadi booking hotel ini berhubung gak dapat harga promo, tapi pas detik-detik menjelang keberangkatan gue cuma lagi iseng cek harga kamarnya di webnya langsung dan kamar yang gue mau harganya lagi promo. Senangnya bukan main.. Padahal tadinya udah bertekad buat tidur ngemper di bandara aja gara-gara gak dapat harga promo, tapi emang dasar rezeki anak solehah.. Lagipula gue lebih sayang badan sih daripada uang, ketimbang badan gue terlanjur masuk angin sebelum jalan-jalan di Korea mending menginap di hotel mumpung dapat rate lumayan murah. Kalau kata teman gue dengan english acak adutnya "Don't rich people difficult". #Horangkayaa
How to Book?
Secara pribadi gue lebih menyarankan untuk booking direct online ke websitenya. Kalau kalian punya account Big Point, lumayan bisa nambah poin kalian. Hanya saja kalau kalian datang langsung alias walk in, ada pilihan menginap secara jam-jaman. Tapi gak usah mikir ngeres dulu, namanya juga ini kan hotel transit pasti banyak deh orang yang cuma butuh tidur beberapa jam aja sebelum melanjutkan penerbangan selanjutnya. Nah kalau pilihan ini sih gak ada di websitenya. Tapi gue lihat sendiri kok ada tulisannya di meja resepsionisnya.
Location
Lokasi hotel ini masih di dalam kawasan bandara Klia 2. Kalau kalian udah keluar dari bagian imigrasi, jalan aja terus menuju meja informasi. Dari situ tinggal jalan lurus aja, udah banyak papan petunjuk kok. Kalau gak salah sih harus turun 2 lantai lagi dan kita bisa bawa trolley sampai di area teras hotel. Waktu tempuh dari hotel menuju terminal keberangkatan kurang lebih 10 menit dengan berjalan kaki. Hotel ini juga dekat sekali dengan terminal bus yang akan menuju ke KL Sentral.
Check-in Time
Gue lihat di websitenya, waktu check in nya itu baru jam 2 siang,
sementara pesawat gue mendarat lebih cepat dari yang dijadwalkan dan jam
1 siang sudah sampai di hotel. Awalnya gue cuma mau titip koper aja di
hotel, yang menurut informasi di webnya akan dikenakan biaya loker
sekitar RM 5. Tapi mungkin emang lagi beruntung kali ya, kita saat itu juga
udah bisa langsung check in. Dalam proses check in, staf yang ada di resepsionisnya cuma minta bukti
reservasi, kemudian langsung kasih kunci dan kertas yang berisi password
wifi untuk 2 orang. Menurut gue sih stafnya jarang senyum bok, padahal
sebagai orang yang bertugas di front office wajib mengutamakan senyum.
#YaudahSihRiz
Facilities
Bangunannya cukup besar dengan cat warna merah mentereng. Lobby nya luas dan yang gue suka, mereka menyediakan papan informasi mengenai jadwal penerbangan saat itu. Jadi lumayan bisa ngecek dulu status jadwal penerbangan kita sebelum jalan ke bandara. Selain itu ada juga mesin check in khusus Air Asia, ya secara Tune Hotel ini masih satu grup sama maskapai itu ya bok jadi wajar.
Gue waktu itu booking standar room tanpa breakfast, karena kebetulan next flight gue pagi banget jadi percuma juga kalau pesan sarapan. Untuk menuju ke kamar, gak ada staf yang akan mengantar, jadi semuanya self service. Mau gak mau harus mandiri kan. Letak kamar kita ada di lantai dua dan lorong hotelnya lumayan panjang.
Begitu sampai di dalam kamar, gue selonjoran. Sumpah KL pas saat itu panasnya bukan main, jadi nemu kasur dan ac berasa nemu oase di padang pasir. Secara keseluruhan isi kamarnya terdiri dari queen bed super empuk, tv dengan acara lokal tentunya, colokan listrik 3 lubang, hanger pakaian, toilet dengan perlengkapan toileteries lengkap, hot shower, dan AC.
Why do I prefer this hotel?
Dibandingkan dengan hotel transit lain yang juga berada dalam kawasan bandara Klia 2, harga yang ditawarkan Tune Hotel saat itu yang paling affordable. Setidaknya setara dengan fasilitas yang didapat. Waktu itu pilihan gue antara Tune Hotel dan Capsule by Container, secara harga masih lebih murah Tune Hotel dan gue lebih menyukai ruangan private dibanding kamar ala capsule atau dorm (kecuali harganya lebih murah). Lagipula di Capsule by Container memberlakukan sistem menginap dengan batasan waktu, sementara di Tune Hotel seperti hotel pada umumnya.
Sebenarnya kalau hotel murah atau penginapan di pusat kota Kuala Lumpur banyak, tapi secara gue ada penerbangan pagi di keesokan harinya jadi kayaknya wajib menginap di hotel yang dekat bandara. Oh iya, kalau mau curang sih bisa aja nginap satu kamar bertiga tapi kayaknya pemakaian wifi nya dibatasi cuma buat 2 orang aja.
Secara keseluruhan gue suka hotel ini, cuma kurang sreg aja sama mbak-mbak resepsionisnya. Sampai di kamar aja gue masih bingung, itu gue lagi di hotel apa di kosan puteri abis muka mbak-mbak resepsionisnya judes banget kayak ibu kos. #halah
*ps: ini bukan postingan berbayar kok apalagi iklan, jadi isi postingan murni berdasarkan pengalaman gue dan keinginan gue buat berbagi. Sharing is caring, right?
Happy travelling,
Rizka Nidy
2 Comments
Pas transit di KLIA2 pilihanku juga antara dua hotel: tune hotel atau container. Aku pilih container soalnya mau nyobain experience yg beda dan msh dalam satu kompleks bandara biar gampang eksplor kalo bosen. Ternyata asik juga.. Karena transitnya cuma 12 jam, aku gak jadi ambil Tune Hotel :)
ReplyDeleteWaktu itu aku pertimbangannya karena selisih harga yang lumayan, sih. Jadi prefer Tune Hotel.
DeletePlease notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!