Jam 4:30 gue terbangun karena suara notif line dari sopir tuktuk yang sudah stand by di depan hostel sedari tadi. Lagi-lagi gue dan Ayu gak bakat bangun di pagi buta. Sambil menunggu Ayu ngumpulin nyawa, gue langsung ke kamar mandi buat bersih-bersih meskipun gak mandi. Letak toiletnya di dalam kamar jadi gak leluasa kalau mengeluarkan suara dentuman panggilan alam, jadinya gue simpan aja buat nanti sore. Pagi itu kita langsung check out, dan titip koper di lobi.
Begitu gue keluar dari hostel sudah ada dua tuktuk yang berjejer. Sopir tuktuk yang gue sewa namanya Mr. Kimhak, tapi pagi itu dia malah memperkenalkan ke kakaknya yang bernama Mr. Sol. Jadi dia ngoper kita ke kakaknya karena dia hari itu sibuk mungkin ada double order. Yaudahlah toh kita gak mempermasalahkan yang penting ada yang nganterin. Biaya tour untuk small circle ini $18, dengar-dengar bahkan ada yang $15. Paket tour ini sudah termasuk air mineral dingin, lumayan kan menghemat biaya minum.
Suasana Siem Reap pagi itu masih sepi banget, dan udara masih dingin apalagi di Siem Reap masih banyak pepohonan rindang. Kita tiba di loket karcis sekitar jam 5 lewat, harganya untuk one day pass $20 per orang. Setelah bayar, gue disuruh berdiri di salah satu sudut dekat loket dan difoto. Fotonya akan diprint di tiket jadi tiket kita gak bisa ditukar dengan orang lain.
>>>> Angkor Wat <<<<
Spot pertama yang kita tuju adalah Angkor Wat. Candi ini terkenal dengan keindahannya saat sunrise. Sebenarnya ada posisi bagus untuk ngeshoot foto sunrisenya yaitu di sebelah kiri dari tempat kita masuk. Tapi gue malas ngincer posisi di sana karena ramainya bukan main, dan kita datang sudah terlambat. Jadi gue naik ke salah satu candi yang ada di dekat sana supaya dapat spot lebih tinggi.
Saat matahari sudah mulai naik, kita beranjak masuk ke dalam Angkor Wat. Sebagian candi ini sedang direhabilitasi jadinya agak sedikit merusak pemandangan. Gue gak tahu apa karena kita kurang mengeksplor isi Angkor Wat ini atau bagaimana, tapi begitu nemu jalan, nembusnya di situ lagi.
Beberapa teman gue ada yang bilang "Ngapain ke Angkor Wat, di sini juga ada candi bagus-bagus kayak Prambanan dan Borobudur". Well, setahu gue sih Angkor Wat ini termasuk salah satu UNESCO World Heritage Center, jadi gak ada salahnya donk berkunjung. Selain buat pengalaman dan pengetahuan, sekalian buat pembanding bagaimana bedanya candi di Indonesia dengan di Siem Reap ini. Toh yang ngomong nyinyir gitu belum pernah ke Angkor Wat juga. Nyinyir atau sirik, mak? :p
"It's better to see something once, than to hear about it thousand times"
Kita hanya menghabiskan waktu sejam di sini. Gue bukan pecinta candi banget sih, cuma suka aja.Tapi berlama-lama di candi ini agak ngebosenin juga ya. Jadinya kita berpindah ke candi yang lain aja. Lagipula suasana di dalam candi lembab banget, gue langsung ingat acara uka-uka. Sebelum kesambet mending ganti spot aja.
Mr. Sol sudah menunggu kita di parkiran yang letaknya di seberang Angkor Wat. Begitu dia melihat kita dari kejauhan, dia langsung melambaikan tangan, senyum, dan segera nyamperin kita.
>>>> Angkor Thom <<<<
Awalnya gue gak begitu tahu bentuk persis candi ini. Setelah dari Angkor Wat, Mr. Sol mengantar kita menuju Angkor Thom. Tuktuk diberhentikan sekitar 200 meter dari candi ini.
Jadi ternyata Angkor Thom ini semacam gapura yang berbentuk candi. Di tengah-tengahnya ada gerbang yang muat sekitar 1,5 mobil. Kalau mau lewat sini harus bergantian. Gue penasaran mau ngambil gambar dari tengah jalan walaupun sempat takut juga. Kita dipersilahkan untuk mengambil gambar, sementara Mr. Sol akan menunggu kita dari arah berlawanan.
Gak perlu lama-lama kok kalau di sini, karena cuma lihat gapura gitu doank. Langsung lanjut ke spot berikutnya.
>>>> Bayon Temple <<<<
Setelah dari Angkor Thom, kita diajak ke Bayon Temple. Bentuknya cukup besar dan sedang ada pemugaran juga. Sebelum masuk candi ini, tiket kita diperiksa lagi oleh petugas.
Ada beberapa biksu yang juga sedang berkeliling di candi ini. Di beberapa sudut tercium bau dupa.Sementara bagian dalamnya masih banyak yang harus dan butuh direhabilitasi.
Bayon temple menjadi salah satu candi favorit yang ada di Angkor Wat complex, karena terdapat banyak pahatan 'smiling faces' di candi ini. Kalau diperhatikan banyak ukiran wajah yang sedang tersenyum di candi ini.
Bayon temple menjadi salah satu candi favorit yang ada di Angkor Wat complex, karena terdapat banyak pahatan 'smiling faces' di candi ini. Kalau diperhatikan banyak ukiran wajah yang sedang tersenyum di candi ini.
Keadaan candi ini tidak seramai yang lain, jadi bisa lebih leluasa untuk foto. Karena sedang dipugar, lebih baik hati-hati dan ikuti setiap petunjuk arah di dalam candi ini, karena tangganya cukup terjal.
>>>> Terrace of the Elephant <<<<
Sebenarnya gak sengaja ke sini, soalnya pas Mr. Sol nurunin kita di Bayon temple, dia cuma nyuruh kita ketemuan di parkiran kalau sudah selesai. Sementara parkirannya harus ngelewatin candi ini dulu.
Di candi ini banyak banget ukiran berbentuk gajah dan ada patung gajah juga. Lumayan unik sih sebenarnya, mungkin dulu bekas terminal gajah kali ya. Dari sini kita langsung ke parkiran karena kaki udah pegal banget, tapi begitu sampai di parkiran ternyata tuktuk kita lagi ganti ban jadi disuruh Mr. Sol buat keliling dulu. Jujur aja kita udah gak sanggup jalan karena haus dan lapar karena belum sarapan. Mr. Sol kasih kita air mineral dingin, lumayan dia nyediain 6 botol buat kita berdua.
Kita terdampar di dekat candi ini. Gue gak masuk ke candi ini karena kayak gak keurus gitu, banyak rumput liar yang tinggi banget. Berhubung gue phobia hewan melata dan sejenisnya jadinya gak berani buat explore.
Kita terdampar di dekat candi ini. Gue gak masuk ke candi ini karena kayak gak keurus gitu, banyak rumput liar yang tinggi banget. Berhubung gue phobia hewan melata dan sejenisnya jadinya gak berani buat explore.
ada bedeng-bedeng juga di sekitar candi, kayaknya sih rumah penduduk |
>>>> Chau Say Tevoda & Thommanon <<<<
Kedua candi ini letaknya bersebrangan dan gue lupa yang namanya Chau Say Tevoda dan yang mana Thommanon. Bingung abisan seharian candi semua ampe keder. Hahahaha
>>>> Ta Phrom <<<<
Sebelum sampai di Ta Phrom, kita ngelewatin candi Takeo, bentuknya mirip borobudur cuma lebih kecil. Tapi berhubung lagi direhab dan kita udah gak sabar mau ke Ta Phrom, jadinya kita skip aja.
Jangan heran kalau lihat pohon-pohon raksasa di kawasan Ta Phrom ini. Situs ini mulai terkenal sejak film Tomb Raider syuting di sini. Awalnya gue mau pakai baju ala-ala Lara Croft, tapi sadar diri daripada tangan gue dikatain kayak Agung Hercules lagi, gue urungkan niat itu. #LemparBarbel
Pas masuk ke sini, tiket kita diperiksa lagi. Maka dari itu, jaga baik-baik tiketnya ya jangan sampai hilang, kan sayang mahal juga harganya. Sebelum sampai di situs ini, kita bakal disuguhi pemandangan ala hutan belantara gitu. Keren deh!
Pas kita baru masuk, eh lagi ada yang foto prewedding. Suasana di Ta Phrom lagi ramai banget, banyak rombongan turis China, Jepang, dan Korea. Saran gue kalau mau berkunjung ke sini, mendingan pagi-pagi banget atau pas jam makan siang sekalian. Mau foto aja mesti ganti-gantian, dan udah mulai rese kalau harus rebutan spot foto sama ibu-ibu. Kita udah mejeng siap difoto, tiba-tiba dia ngeluyur aja gitu di sebelah kita tanpa berasa dosa.
Highlight dari Ta Phrom ini apalagi kalau bukan pohon raksasa yang nempel di bangunan candi. Ini juga salah satu yang buat gue tertarik untuk datang ke Siem Reap. Sumpah keren banget! Gue gak tau udah berapa ratus tahun pohon itu di situ. Maklum gak pake tour guide jadi yaudah nikmatin pemandangannya aja dan foto-foto tanpa tahu sejarah ini kenapa, itu dari kapan, etc.
Begitu kelar dari Ta Phrom, gue langsung minta diantar ke restaurant untuk makan siang. Gue lupa untuk request biar diajak ke restaurant muslim. Pas gue lihat menunya, isinya pork semua. Ada sih yang tanpa pork, kalau gue perhatiin cuma 3 menu yang bebas pork. Gue pesan fried fish, dan teman gue pesan chicken curry. Harganya lumayan mahal, rangenya sekitar $2 - $7. Tapi untungnya rasa ikan gorengnya enak dan porsinya besar,hanya saja gue gak rekomen makan di sini. Kalau bisa cari tempat yang lain yang lebih murah dan pilihan makanannya lebih banyak sih bakal lebih baik.
>>>> Balik ke Hostel <<<<
Kalo berminat booking jasanya bisa cari di ig @kimhak_angkor_driver |
Sebenarnya kita udah check out sebelum berangkat ke Angkor Wat, tapi ternyata kondisi fisik gak memungkinkan kita untuk lanjut tour dan mau buru-buru balik ke hostel. Begitu sampai di hostel, kita berusaha untuk bisa sewa 1 bed aja buat istirahat sampai jam 9 malam. Setelah staf hostel nya berunding dengan temannya, akhirnya kita dikasih ijin untuk sewa 1 bed sampai nanti malam. Awalnya kita disuruh istirahat di resto & bar yang terletak di lantai paling atas, tapi kita nolak dan terus berusaha merayu stafnya. Koper kita dibawain lagi ke kamar, dan kita dapat bed atas. Gak kebayang apakah itu bed mampu menopang badan kita berdua atau gak. Khawatir aja takutnya lagi enak-enak tidur, bed kita ambruk ngejatuhin orang yang lagi tidur di bawah kita.
Siang itu suasana hostel sepi banget karena penghuni lainnya lagi pada keluar. Gue dan Ayu maksimalkan buat packing, mandi, dan tidur. Saking sepinya sampai pulas banget tidur kita. Udah berapa hari ini kan ikut sunrise tour mulu, jadi wajib bangun pagi buta dan sekalinya gak ada sunrise tour, harus tetap bangun pagi juga karena mau ngejar jadwal van. Kita bangun jam 7 malam, lumayan banget tidur dari jam 3 sore. Gue dan Ayu langsung beberes dan check out sekitar jam setengah 9. Koper kita titipkan lagi di lobi hostel selagi kita ke night market dan dinner.
Malam itu kita makan di kedai kaki lima yang sama seperti malam sebelumnya. Soalnya rasanya enak banget dan murah. Gue pesan ifumie, sementara Ayu pesan mie goreng karena penasaran dengan menu yang gue pesan kemaren. Setelah makan kita kembali menyambangi night market buat nyari pajangan untuk kakaknya Ayu.
Sekitar jam 10 malam, kita balik lagi ke hostel untuk ambil koper. Pas lagi ambil koper ternyata ada orang Indonesia juga yang lagi nunggu jemputan bus ke Phnom Penh. Dia tanya kita pakai bus apa dan harganya berapa, lalu dia bandingkan dengan bus yang dia akan pakai yang menurut dia jauh lebih murah. Pas gue tanya dia pakai bus apa, dia jawab Virak Buntham. Gue cuma tersenyum kecut dalam hati, sambil ngebatin "Makan dah tuh si virak". Gue trauma pakai Virak Buntham setelah kejadian dengan mini van yang mogok itu.
Jarak dari hostel menuju pool bus Giantibis dekat banget. Jadi kita tinggal jalan kaki aja. Bus yang akan kita naiki sudah standby di depan kantor agen bus. Kita sempat disangka orang Filiphina lagi. Kenapa sih gak ada yang nebak aku orang Inggris.. #NgacaDiJamban
Jadwal bus kita seharusnya pukul 10:30 pm sudah berangkat, karena penumpangnya sudah datang semua jadi bus berangkat lebih cepat. Kita dapat sleeping bus lagi, dan malah lebih enak daripada sleeping bus yang dari Mui Ne. Formasi tempat duduknya 2-1 dan lebih lega, jadi kalau kalian berpergian sendiri mendingan pilih seat yang 1 baris aja, soalnya kalau yang 2 didempet banget. Aneh kan tidur ama orang asing dempet-dempetan, nanti kalau digrepe gimana hayo?
Perjalanan menuju ke Phnom Penh sekitar 6 jam, jadi estimasi kedatangan harusnya sih jam 6 -7 pagi. Alhamdulillah gue bisa tidur nyenyak banget di bus, meskipun sempat beberapa kali terbangun karena kedinginan dan saat bus berhenti lama entah dimana. Di Phnom Penh nanti cuma numpang transit sebentar karena ada penerbangan ke Bangkok jam 8:30am. Waktu itu promo penerbangannya cuma ada dari Phnom Penh, gak ada yang dari Siem Reap. Selama perjalanan di bus gue cuma berharap bus sampai tepat waktu.
Baca juga!
ASEAN Trip Diaries
ASEAN Trip - Travel Hack
Places
White Sand Dunes Mui Ne ~ Baba Nest Phuket
FOLLOW ME HERE
2 Comments
Kak aku pengen ngeblog juga deh kak.. ajarin donk kak :p
ReplyDeletedek alifia di nimbang,
Deleteayo atuh direalisasikan... buat acc dl aja, design nya bs nyusul...
salam super.
Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!