Pernah dengar atau sudah pernah ke Tebing Keraton, kan? Foto-fotonya sudah banyak berseliweran di timeline IG. Gue belum pernah ke sana sih. Saat terakhir ke Bandung pun rencana awalnya mau ke sana tapi gagal maning lantaran bangun kesiangan. Tapi gue gak langsung patah semangat. Sekitar 1-2 km sebelum Tebing Keraton, ada cafe yang menyajikan pemandangan yang konon katanya mirip sekali dengan yang ada di Tebing Keraton. Namanya Cafe D'Pakar.
Perjalanan dari Simpang Dago menuju Cafe D'Pakar kurang lebih memakan waktu 30 menit. Gak ada macet, kecuali kalau ada dua mobil berpapasan. Maklum jalanannya hanya cukup dua mobil. Begitu sampai di depan cafe ini, kami langsung disambut oleh stafnya yang ramah.
"Selamat datang, untuk berapa orang?"
"Dua orang aja, teh"
"Mau di kursi yang adem atau yang panas? Kalau mau yang adem harus nunggu agak lama, kalau mau yang cepat ya di kursi yang panas"
"Mmm, yang cepat aja deh teh"
Kemudian kami diantar ke bagian kursi-kursi yang panas. Maksud panas di sini adalah kursi yang gak pakai atap, jadi pasti yang duduk di sana bakal kepanasan. Toh gue pikir ini kan Bandung ya, Dago pula, sepanas apa sih. Eh ternyata setelah 5 menit gue duduk di kursi itu, beneran panas mak! Udah kayak cacing kepanasan, gue berkali-kali kelojotan. Gelisah pindah-pindah kursi sampai 3x.
Sistem order di sini langsung bayar di kasir. Setelah memilih mau pesan menu apa, pengunjung langsung menuju kasir untuk pembayaran. Pilihan menunya simple, berhubung belum lapar banget jadinya gue order rujak cireng dan risoles aja. Oh iya, harganya menurut gue sih affordable
Rujak cirengnya gak terlalu istimewa tapi enak kok, saos rujaknya pas dan gak terlalu encer. Porsinya sih cukup untuk 2-3 orang. Kalau untuk lebih dari 4 orang, menurut gue gak cukup. #ItuVersiPerutGueLoh Risolesnya ternyata cuma dapat satu tapi jumbo. Isinya mayonaise, smoked beef, dan telur.
Di cuaca yang lagi panas gitu emang paling cocok minum es jeruk sih. Rasanya gak complicated dengan pakai toping macam-macam, tapi menyegarkan. Sementara si L malah pesan hot capucino, yang ujung-ujungnya juga ngabisin es jeruk gue. Lagian panas-panas minum kopi panas. Kalau kata dia sih, rasanya kayak kopi sachet biasa.
Salah satu hal yang paling menarik pengunjung untuk datang ke cafe ini adalah suasana dan pemandangannya. Seperti yang gue bahas di awal. Cafe ini terletak di lereng bukit yang menghadap perbukitan dengan view yang kurang lebih sama dengan Tebing Keraton. Jarak kursi satu dengan yang lainnya gak terlalu dekat, sehingga membuat pengunjung lebih leluasa ngobrol. Daripada kepanasan, gue pun lebih memilih keliling di sekitar area cafe ini. Lumayan luas juga, loh! Ini juga yang membuat gue semakin suka dengan cafe ini, karena jadi berasa piknik.
Overall, cafe ini cocok untuk dikunjungi bareng keluarga, teman-teman, maupun pasangan. Tapi kalau bawa anak kecil, harap diperhatikan aja soalnya kontur tanah yang berada di lereng bukit butuh sedikit kewaspadaan lebih. Cafe ini mulai beroperasi dari jam 9 pagi, gue sarankan kalau ke sini pas weekend jangan siang banget. Idealnya sebelum jam 11 siang atau setelah pukul 2 siang.
FOLLOW ME HERE
4 Comments
Wah ini udah ada dari kapan ya. Terakhir ke Tebing Kraton itu kira-kira 4 bulan yang lalu tapi ga liat ada ini haha
ReplyDeleteUdah lama sepertinya, soalnya aku udah tau dari awal tahun 2016 cuma baru ke sana November ini :D
ReplyDeletewah ...sumpah keren bgt tempat nongkrongnya .....
ReplyDeleteMasukin list kalo ke Bandung! :D
DeletePlease notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!