Siapa yang gak suka batik? Kayaknya hampir semua orang Indonesia suka dengan batik. Dulu sih, gue pernah gak suka pakai batik, karena terkesan tua dan hanya cocok buat kondangan. Tapi seiring dengan perkembangan zaman, batik dibuat jadi lebih kekinian dan pemakaiannya pun berkembang gak hanya untuk acara formal saja. Gue juga jadi suka semenjak tahu kalau batik itu gak hanya warna-warna gelap saja dan modelnya juga sudah menyesuaikan dengan style anak muda. #SokMuda
Ada yang bisa sebutkan motif-motif Batik yang kalian tahu? Atau mungkin nama daerah asalnya? Umumnya batik yang kita kenal berasal dari Pekalongan, Jogja, Solo, Cirebon, coba batik dari mana lagi? Ini jadi kayak main tebak-tebakan ye.. Sering kali, pikiran akan langsung tertuju pada daerah-daerah tersebut kalau bicara mengenai Batik. Sementara siapa yang menyangka kalau Brebes juga punya batik?
Ada yang bisa sebutkan motif-motif Batik yang kalian tahu? Atau mungkin nama daerah asalnya? Umumnya batik yang kita kenal berasal dari Pekalongan, Jogja, Solo, Cirebon, coba batik dari mana lagi? Ini jadi kayak main tebak-tebakan ye.. Sering kali, pikiran akan langsung tertuju pada daerah-daerah tersebut kalau bicara mengenai Batik. Sementara siapa yang menyangka kalau Brebes juga punya batik?
Pernahkah kalian mendengar batik salem? Honestly, batik salem masih terdengar asing di telinga gue. Saat mengikuti kegiatan blogger famtrip ke Brebes, kami diajak ke sebuah daerah paling ujung barat di Brebes, tepatnya di Desa Bentar, Kecamatan Salem. Di sana ada sebuah daerah dimana para warganya rata-rata bekerja sebagai pengrajin batik.
Pola masterpiece yang digunakan sebagai cetakan di kain nori |
Pada tahun 2016, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) meluncurkan program Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON) yang dilaksanakan di 5 daerah di Indonesia. Salah satunya adalah Brebes melalui batik salemnya. Selama 3 bulan tim dari IKKON melakukan penelitian dan pengembangan di Desa Bentarsari demi menciptakan motif batik yang bisa dijadikan ciri khas dari Brebes, dan tentunya ke depannya bisa dipatenkan. Karena selama ini Brebes belum mempunyai dasar yang kuat dan karakter khusus untuk batik. Setelah 3 bulan melakukan penelitian, akhirnya IKKON berhasil menemukan motif, dan material yang sesuai dengan karakter Brebes. Selanjutnya tim dari IKKON membuatkan pola masterpiece dan diberikan kepada para pengrajin. Lalu para pengrajin tinggal menggambar pola tersebut di atas kain nori.
Batik yang sudah diberi malam, siap dilorot |
Motif yang menjadi ciri khas dari batik salem atau brebesan diantaranya ada motif bebek, bawang merah, kopi pecah, mangga, merak, ukel kangkung, dan sinar rantai. Pewarna yang digunakan juga masih alami, terbuat dari kunyit, daun jambu, hingga kulit jengkol. Unik, kan? Bahan pewarna alami tersebut bisa menghasilkan warna-warna alami seperti kuning, cokelat, dan hitam. Sementara untuk batik dengan warna-warna terang seperti merah, biru, dan hijau, masih menggunakan pewarna buatan.
Selama ini para pengrajin batik yang ada di Salem hanya ibu-ibu rumah tangga saja yang kesehariannya mengurus rumah. Ketika pekerjaan rumah sudah selesai, barulah mereka membuat batik. Kebiasaan ini sudah diwariskan secara turun temurun di keluarga mereka. Salah satunya adalah Ibu Tarkinah yang gue temui saat berkunjung ke sana. Kami singgah di rumahnya yang letaknya masuk ke dalam gang-gang kecil. Beliau menjelaskan dengan penuh antusias tentang batik Salem. Membuat batik sudah ada sejak generasi pendahulunya dan kini beliau wariskan kepada anak perempuannya, Dewi.
Captured by: Ka Aip |
Sebelum tim dari IKKON membantu pengembangan usaha batik di desanya, pengrajin batik hanya memasarkan produksinya pada pengepul batik yang kemudian akan dijual di kota lain. Motif dan bentuknya hanya berdasarkan pesanan pengepul saja. Namun semenjak ada program IKKON tersebut, batik Salem sudah perlahan maju. Terbukti sudah ada beberapa penduduk yang mempunyai toko sendiri di desanya, dan hasil karya dari pengrajin batik Salem juga sudah dipamerkan di Amerika, Jepang, dan beberapa negara lainnya.
Dewi yang sedang memperlihatkan kain batik bermotif bebek |
Bu Tarkinah biasa menerima pesanan batik dengan waktu pengerjaan hingga 2 minggu. Tergantung seberapa banyak pesanannya. Motif dan warnanya pun dibuat sesuai permintaan pelanggannya. Harganya bervariasi mulai dari 200k IDR hingga di atas 500k IDR pun juga ada, yang jelas kalau sudah masuk toko pasti harganya akan jauh berbeda.
Can you spot 'duck' pattern? |
Tertarik untuk memesan batik Salem? Kalian bisa hubungi langsung Bu Tarkinah atau Dewi di bawah ini.
Alamat Bu Tarkinah
Desa Bentar RT004/04 Kecamatan Salem
Kabupaten Brebes - Jawa Tengah
No Hp: 085225113287
No Whatsapp: 083844336231 (Dewi)
FOLLOW ME HERE
1 Comments
Min ijin ambil foto"nya boleh?
ReplyDeletePlease notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!