Kepenatan mungkin kata yang tepat menggambarkan alasan saat gue memutuskan untuk mendadak liburan ke Pulau Tidung. Sebagai pecinta pantai, beberapa bulan gak menyentuh air laut tuh kayak pecandu lagi sakau. Mau ke Lombok, tiket mahal. Belum lagi cuaca yang lagi gak bagus. Takut rugi aja kalau begitu sampai sana malah gak kemana-mana. Tapi masih kekeuh mau ke pantai.
Akhirnya gue inisiatif ke Pulau Tidung
saja. Lokasinya masih dekat dari pusat kota Jakarta. Hanya 3 jam
perjalanan dengan kapal kayu, atau satu jam dengan kapal express
Pelni.
Tulisan kali ini gue mau share travel guidance bagaimana caranya liburan singkat ke Pulau Tidung tanpa menggunakan jasa
travel agent maupun open trip yang iklannya banyak bertebaran di
forum-forum backpacker.
[Baca selengkapnya: Nyobain Kapal Cepat Express Bahari ke Pulau Tidung]
Asyiknya trip model begini, gue jadi
tahu seluk beluk jalanan di Pulau Tidung. Pulaunya memang gak besar,
namun panjang banget. Kalau mau keramaian, pergilah ke bagian
selatan. Di sana ada jembatan cinta yang tersohor dan berbagai
pilihan watersport yang bisa kalian coba. Kalau mau ketenangan, coba
ke bagian utara pulaunya. Di sana asyik banget buat mantai.
How to get there?
Easy peasy! Gue sudah pernah
menuliskannya di sini. Silahkan dibaca dulu. Intinya, ada 3 cara umum
untuk pergi ke Pulau Tidung dari Jakarta Utara.
- Naik kapal kayu dari Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke. Harga tiketnya 45k IDR. Lama perjalanan sekitar 3 jam.
- Naik Kapal Bahari Express dari Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke. Harga tiketnya bervariasi. Mulai 75k, 105k, sampai 175k IDR. Lama perjalanan sekitar 45 menit.
- Naik kapal cepat dari Marina Ancol. Harganya sekitar 150k IDR. Lama perjalanan kurang lebih 1 jam.
Semuanya balik lagi ke kalian mau pilih yang mana. Kalau mau yang murah dan gak keberatan untuk berlama-lama di kapal kayu, bisa pilih cara yang pertama. Sementara jika mau yang cepat bisa coba cara kedua dan ketiga. Bedanya cuma lokasi pelabuhannya saja, sih. Kalian lebih dekat ke Pelabuhan Sunda Kelapa atau Marina Ancol?
[Baca juga: Backpacking ke Pulau Pari tanpa Travel agent]
Where to sleep?
Ada banyak banget pilihan penginapan di Pulau Tidung. Meskipun range kelasnya gak luas. Dalam artian, jangan harap lihat hotel bintang 3 di sana. Rata-rata penginapan di sana berupa homestay dan cottage. Harganya mulai dari yang 150k IDR (kapasitas 2 orang, AC, kamar mandi dalam, tanpa sarapan), hingga 800k IDR juga ada.
Kebetulan gue menginap di Nasykev Homestay. Kayaknya ownernya sama dengan Mechin Homestay. Soalnya yang melayani semua keperluan gue Mbak Mechin sendiri (CP: 081219125559/081574777403). Harganya 300 per malam. Ada AC, kamar mandi dalam, tv, dan dispenser. Kapasitas maksimalnya bisa menampung 4 orang. Bentuknya ya seperti kamar kos-kosan gitu. Kalau cuma buat tidur ya oke-oke saja. Lokasinya persis di depan dermaga Pulau Tidung.
Di bagian utara pulau, gak begitu banyak pilihan penginapan. Malah mungkin lokasinya hanya sampai tengah-tengah pulau. Kalau di bagian selatannya mah banyak, dan ramai lingkungannya kalau malam. Banyak warung makan yang buka dan penjual souvenir.
How to roam the island?
Sekarang di Pulau Tidung sudah gak ada becak, tapi diganti dengan bentor. Sayang sih sebenarnya. Terakhir ke sana tahun 2011, masih banyak becak lalu lalang di sekitar pulau. Padahal keberadaan becak lebih ramah lingkungan, terlebih di pulau kecil seperti itu. Selain bentor, juga banyak penyewaan sepeda. Gue sarankan lebih baik sewa sepeda saja. Harga sewa sepeda di Pulau Tidung hanya 15k IDR selama satu hari. Gue sempat bertanya pada salah seorang pengendara bentor, berapa tarif dari dermaga ke salah satu pantai yang berada di sebelah utara. Ternyata tarifnya 50k IDR. Mahal kan..
Selain lebih murah, keliling pulau dengan naik sepeda juga lebih asyik. Kalian bisa berhenti dan mampir di mana pun kalian mau. Begitupun yang gue lakukan. Setiap kali melihat sudut yang fotogenic, gue pasti berhenti untuk foto-foto.
Food
Namanya juga di pulau, ya. Soal makanan memang agak tricky. Gue pesan paket makan 3x sama pengelola homestay sebesar 60k IDR. Isi lauknya beda-beda tiap kali makan. Rasanya ya so-so lah, gue mah bukan picky eater jadi pasti dimakan.
Nah, pas mau pulang gue sempat makan di salah satu warung tenda pecel ayam dekat dermaga. Harga per porsinya 25k IDR. Sambalnya enak sih, tapi menurut gue 25k untuk pecel ayam agak pricey, ya. Lalu pas malam-malam, gue juga iseng nyobain ikan bakar di salah satu cafe ala-ala. Harga per ekornya 80k IDR. Kalau kata penjualnya memang harga ikan saat itu lagi mahal karena lagi musim angin. Soal rasa sih enak pastinya, masih segar dan sambalnya mantab banget. Gue lupa nama cafenya apa, tempat duduknya outdoor gitu pinggir pantai. Tapi sempat gue fotoin kok. :)
ATM
Nah bagi pengguna atm bank BCA, BNI, BRI, Mandiri, kalian harus merelakan dikenai biaya administrasi atm bersama. Karena satu-satunya atm yang tersedia di Pulau Tidung hanya Bank DKI. Perlu diingat, gue rekomen kalian bawa uang lebih karena dikhawatirkan ketersediaan stok uangnya habis di mesin ATM. Kalau sudah begitu, mau ngambil duit di mana lagi?
Provider Telepon
Meskipun masih dekat dengan Jakarta, ternyata sinyal handphone di Pulau Tidung agak susah juga. Gue pakai Axis, akhirnya gue matiin mobile datanya selama di sana. Kalau pakai IM3 malah lancar jaya. Gue gak tahu deh bagaimana dengan provider lain, kayaknya Telkomsel sih aman-aman saja.Interesting Point
Saat gue ke Pulau Tidung tahun 2011, penduduk setempat belum menggali potensi pulau sebelah utara. Mereka lebih fokus ke bagian selatan dan trip snorkeling keliling beberapa pulau. Kebetulan Januari kemarin masih musim hujan. Agak riskan kalau nekat naik kapal kayu keliling untuk snorkeling. Kejernihan airnya juga pasti gak sebagus jika musimnya sedang bagus.
Kalau kalian tertarik untuk eksplor Pulau Tidung, nih gue kasih tahu tempat-tempat menarik yang bisa kalian datangi selama di sana.
Pantai Saung Cemara Kasih
Di pantai ini kalian bisa foto di atas ayunan seperti di Gili Trawangan. Kalau gak salah hitung, kurang lebih ada 5 ayunan yang ada di sana. Tapi yang paling banyak diincar oleh pengunjung, ya ayunan yang berjejer 3 di tengah-tengah laut. Dibilang tengah laut juga gak sih. Karena letaknya gak begitu jauh dari bibir pantai kok. Pokoknya ciamik deh foto di situ!
Kalau lapar atau sekedar ingin melepas dahaga dengan minum air kelapa, ada warung sederhana di pinggir pantai. Sebutir kelapa dengan es dihargai 10k IDR. Ada saung dan bale-bale juga di sana untuk bersantai menikmati semilir angin laut. Sayangnya, di warung tersebut hanya menjual makanan ringan seperti mie instan. Coba kalau jual ikan bakar. Beuuuh... pasti mantab banget tuh makan ikan bakar di pinggir pantai.
Masuk ke pantai ini hanya dikenakan biaya parkir sepeda sebesar 5k IDR. Kalau kalian ke sana jalan kaki (dijamin gak kuat), ya gak dikenakan biaya sama sekali.
Sunset point
Bergeser sedikit ke arah utara, juga ada pantai yang dijadikan sebagai sunset point. Ada warung-warung juga di sana. Overall, pantai ini lebih luas dibandingkan dengan Pantai Saung Cemara Kasih. Meskipun pantainya gak landai, tapi letaknya memang bagus untuk menikmati sunset. Sayangnya, lagi-lagi karena cuaca kurang mendukung, sore itu gak begitu kelihatan dramatisnya matahari tenggelam.
Perjalanan pulang setelah sunset dari pantai ini lumayan seru. Karena gak ada penerangan, jadi para pengendara sepeda yang berbondong-bondong pulang saling bekerja sama. Sepeda yang sudah jalan paling depan, akan teriak jika ada lubang atau kubangan lumpur agar orang-orang yang ada di belakangnya bisa menghindar.
Jembatan Cinta
Ini dia icon Pulau Tidung. Dulu jembatan ini hanya terbuat dari kayu yang sudah pada lapuk. Untuk melewatinya saja perlu hati-hati, karena ada bagian-bagian yang sudah bolong. Kalau gak salah ingat, dulu pernah ada dibuat charity gitu deh buat membangun jembatan cinta ini.
Begitu gue kembali lagi ke sana, jembatan ini sudah cantik. Gak terbuat dari kayu lagi, tapi dari beton. Railing pinggirannya saja dicat pink dan biru. Setiap satu meter sekali, ada lantai kacanya. Bahkan dibuatkan spot khusus buat para pengunjung yang ingin melompat dari atas jembatan.
Kali ini nyali gue lagi ciut, jadi gak mau mengulang sensasi ser-seran lompat dari atas jembatan seperti 6 tahun silam. Semakin tua, semakin ngeri ya, mak! T.T
Jembatan ini menghubungkan Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Panjangnya lumayan deh, tapi seru loh kalau joging di sana. Di tengah-tengah jembatan ada gazebo untuk berteduh. Kalau kalian mau snorkeling di pinggiran gazebo juga bisa, tapi awas hati-hati dengan bulu babi. Gue salah satu korbannya.
Oh iya, jembatan ini juga kuat sekali dengan mitosnya. Konon dulu katanya... mmm... udah deh kalian ke sana dulu saja. Nanti ada ceritanya kok dipajang dekat jembatan. Padahal sudah lupa mitosnya. -_-
Watersport
Dekat Jembatan cinta ada operator watersport. Harganya bervariasi mulai 30k IDR hingga 100k IDR. Intinya, jangan lupa menawar. Pilihannya lumayan banyak. Ada banana boat, flying fish, donut ride, jetski, dan masih banyak lagi.
Pulau Tidung Kecil
Pulau kecil yang berada di seberang Pulau Tidung Besar ini dihubungkan dengan jembatan cinta. Pulau ini gak berpenghuni. Tapi di perairan dekat dengan pulau ini ada penginapan berbentuk water villa, dan juga ada warung makan. Kalau sore, pemilik warung tersebut akan kembali ke Pulau Tidung Besar.
Sekarang pulau ini dijadikan tempat konservasi hutan mangrove. Terkadang juga menjadi tempat camping para pramuka atau mapala universitas. Suasananya agak mistis, karena konon katanya terdapat makam penemu Pulau Tidung.
Budget ke Pulau Tidung tanpa agen tour & open trip.
Tiket kapal dari Muara Angke ke Pulau Tidung: 45k IDRHomestay: 300k:2 orang -> 150k IDR
Paket 3x makan: 60k IDR
Sewa sepeda: 15k IDR
Ikan bakar: 80k:2 -> 40k IDR
Pecel ayam: 25k IDR
Tiket kapal express bahari: 100.5k IDR
Parkir sepeda 2x: 10k IDR
Total budget: 445.5k IDR
Perlu diingat, budget yang gue keluarkan dalam trip kali ini mungkin bukanlah yang termurah dibandingkan dengan teman-teman yang lain. Gue gak snorkeling ke pulau-pulau di sekitar Pulau Tidung dan gak nyobain watersport yang ada di sana. Jadi benar-benar laid back aja. Nikmatin Pulau Tidung dengan keliling naik sepeda. Menyusuri gang-gang kecil penuh kejutan. Karena kita gak tahu kemana jalan itu akan berujung. Tiba-tiba buntu, nyasar ke pemakaman umum, dan gak jarang pula berakhir di pinggir pantai.
Terpenting adalah dalam trip ini gue gak perlu berkompromi dengan orang-orang yang gak gue kenal layaknya kalau gue ngambil paket open trip. Semua terserah gue, benar-benar trip nyantai deh. :p
Satu-satunya hal yang gue sangat amat kecewakan dari Pulau Tidung adalah sampahnya. Sumpah, di pinggir pantai aja banyak banget sampahnya. Padahal pantainya sudah cantik tapi dirusak sama manusia. Nah, hal ini juga gue temukan di Pulau Tidung Kecil. Itu loh yang tadi sudah gue sebutkan di atas. Orang-orang yang camping di sana kan rata-rata mengaku pramuka, mapala, dan mahasiswa-mahasiswa yang mau menghemat budget penginapan, ya. Sudah jelas nih mereka yang datang berpendidikan semua. Tapi kok buang sampah saja masih harus diajari, sih. Kalau niat camping, jangan lupa diniatin juga bawa kantong plastik khusus sampah donk! Sayang kan kalau tempatnya sudah bagus, tapi malah dirusak sama manusia gak bertanggung jawab. KZL. T.T
Jadi buat kalian yang punya rencana ke pulau-pulau di mana pun itu yang ada di Indonesia, mohon diperhatikan kebersihannya ya. Pulau Tidung ini salah satu pulau di Kepulauan Seribu yang menjadi alternatif liburan murah warga Jakarta. Kalau pulau ini jadi kotor dan buat gak nyaman, masa harus liburan jauh mulu yang belum dijamah manusia.
Oke deh. Segitu dulu aja sharing pengalaman selama liburan di Pulau Tidung. Semoga tulisan ini bisa menjadi referensi liburanmu selanjutnya. Ciao!
FOLLOW ME HERE
32 Comments
boleehhh nih gw coba kesini tanpa travel. gw sih belum pernah ke tidung. hahaha, maaciy mak selalu mempermudah gw cari info :))
ReplyDeleteMacama neng.. iya cobain me sana sekali2. Enaknya dig kalau cuaca udah bagus.
DeleteGaka da fotomu renang? hahahahaha. Mesti gak bsia renang.
ReplyDelete*Bisa jadi ghibahan anak ringsek
bisa kalo cuma kecipak kecipuk mah.. :')
DeleteKeliling pulau pake sepeda sepertinya seru yaa....camping rame2 jga seru :D
ReplyDeleteSeru donk.. :)
DeleteTidung emang mudah dijangkau..
ReplyDeletetapi sepertinya lebih enak kalau pergi kesana bukan pas weekend dah.. biar gak full sama turis.. jadi beneran bisa dapat kesan laid back journeynya..
Benar. Enakan weekday, tapi Aku ke sana January. Jadi masih sepi.
Deleteada jengkol! duhh itu bikin ilfil hahaha. pernah ke Tidung beberapa tahun lalu jembatan cintanya masih reyot banget, miss. sekarang udah diperbaiki yah. nahh, pas baca di awal kok nemu foto bagus-bagus tanpa sampah, ternyata Tidung masih aja belum bisa menyelesaikan masalah sampahnya. Yah semoga setelah beberapa bulan ditulis, Tidung jadi "agak" bersih. ^^
ReplyDeleteJengkol di mana, koh?
DeleteDuh, banyak banget koh sampahnya. Antara kasihan tapi kesal, soalnya yang paling banyak nyampah ya penduduknya sendiri.
Hi kak, aku minggu dpn mau k tidung solo backpacker, pngnnya sih lewat sunda kelapa aja kyakny lbh cpat ya kpalnya. Kira2 aman ga ya klo sndirian gtu... Tks info dr mu lngkp bnget.
ReplyDeleteIya lebih cepat. Aman-aman aja, sih. Tapi beli tiketnya ke Pelni langsung aja, soalnya jadwal kapalnya suka labil.
DeleteTerima kasih kembali udah main ke sini.
kak mau tanya pemberangkatan kapal dari muara angke itu ada jam jam nya nggak?
ReplyDeleteAda, tapi aku cuma tahunya yang pagi itu jam 8.
DeleteKa klo bawa anak umur 8 tahunan ksna kira2 aman gak ya kalo trip sendiri
ReplyDeleteDi kapal nya penuh atau masih kosong?makasih
aman, selama masih di bawah pengawasan orang tua. Kalau naik kapal kayu, sudah dipastikan cepat penuh. Datang lebih pagi saja.
DeleteKa klo bawa anak umur 8 tahunan ksna kira2 aman gak ya kalo trip sendiri
ReplyDeleteDi kapal nya penuh atau masih kosong?makasih
Siang mba, mau tanya boleh ya? kalau yg gabisa naik sepeda (macem saya) hahahahaha ada gak ya sepeda yg buat boncengan gt? *ini pertanyaan konyol si. tp serius nanya😂* thx mba, kutunggu reply nya.
ReplyDeleteKalau nggak salah ada yg model boncengan, tapi kalau yg model tandom nggak Ada. :D
DeleteIsland hoppingnya naik apaa kaak? Kalau mau island hopping tapi baru tektok mesen kapalnya di tidung bisa ga ya kaak?
ReplyDeleteAku kan udah jelasin di atas, aku gak island hoping. Kalau mau island hoping tinggal tanya aja ke pemilik homestaynya atau datang langsung ke dermaga yang ada di utara.
DeleteNidy kerenn..tulisannya informatif, harga, makanan, lokasi, hotel, sy lagi pengen wisata kayak gitu...ehhh dapat infonya. excelent pesan edukatifnya ttg sampah. nulis truss Nidy...
ReplyDeleteDari semua pulau yg sdh dikunjungi di kepulauan seribu, Pulau mana yg menurut mbak paling ok kalau bawa anak kecil?
ReplyDeleteAku baru dua pulau. Pulau Tidung dan Pulau Pari.
DeleteKalau bawa anak lebih enak Pulau Tidung, karena akses lebih banyak, permainan juga lebih banyak.
Makasih infonya🙏😄
ReplyDeletemaaf mbak mau tanya untuk perahu kayunya sendiri untuk jdwl pemberangkatannya dimulai dari jam brp yaa.?? apa perahu2 trsbt sudah stay di pelabuhan.? soalnya takutnya pas kesana ga ada jdwl perahunya
ReplyDeletehuwaaa enak juga ya meski ga island hopping
ReplyDeletebtw untuk sewa sepeda apa ada boncengannya? misal mau sepedaan sama anak.
gak bisa dipakai boncengan sih rata2, tapi sempat lihat ada yang boncengan khusus anak di depan cuma ya jarang bangettt
Deletemiss miss , homestay nya dihitung /orang kah ?
ReplyDelete300k : 2person@150k ?
itu maksudnya gmn yaa ...
3ook itu per homestay
DeletePengen ke kepulauan seribu tapi sampe skrg ga ksampean.Seru lihat foto2nya.Btw homestay yg kamu inapin bersih ga kamarnya n penduduk2 disana ramah2 ga?
ReplyDeletemantulll informasinya..
ReplyDeletePlease notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!