Sore
itu, roda mobil yang kami tumpangi melaju sangat cepat. Entah sedang mengejar
apa sang sopir di kemudi depan. Salah seorang teman yang juga berada dalam
mobil yang sama, tiba-tiba teriak kegirangan "Itu lihat sebelah
kiri!". Spontan semua kepala mengikuti arahannya, dan serempak
terkagum-kagum dengan apa yang kami lihat.
Matahari..
Kok
sampai terkagum, gitu? Biasa aja kali, kayak lagi lihat matahari di serial
Telletubies aja.#Dikeplak
Jangan
heran jika melihat reaksi kami yang kegirangan saat melihat sinar jingga
kemerahan menyembul dari balik bukit saat perjalanan menuju Desa Nglanggeran.
Harapan kami untuk melihat matahari tenggelam sempat pupus karena hujan. Saat di perjalanan, kami sudah diberitahu bahwa Desa Nglanggeran baru saja diguyur hujan. Ada perasaan kecewa dalam hati. Rasanya kurang afdol kalau travelling tapi gak dapat sunset barang sekali pun. Sepertinya memang gue gak boleh suudzon pada alam. Siapa yang menyangka matahari enggan pulang cepat di antara langit yang sebagian tertutup awan?
"Kita
sudah sampai di Embung Nglanggeran", ujar sang supir dengan senyum merekah setelah mobil terparkir dengan baik.
Tampak puas sekali wajahnya karena berhasil mengantarkan kami ke Embung
Nglanggeran untuk melihat sunset tepat waktu. Pas kami tiba, jam memang sudah
menunjukkan pukul 5:30 sore. Fiuh..nyaris saja kami melewatkan moment sunset
Padahal
di sela-sela perjalanan, kami juga sempat mampir di minimarket. Meskipun harus terburu waktu, akhirnya kami berhasil mengabadikan perhelatan matahari tenggelam
sore itu.
Oh iya, ada kejadian lucu saat mampir ke minimarket. Entah ada
angin apa, tiba-tiba Hanif minta mampir sebentar ke minimarket.
"Mau beli apa, mas?", tanya Dwi
"Permen pedas", jawab Hanif singkat.
Gue ikut turun dari mobil seraya mengikuti Hanif dari belakang.
Kebetulan juga, gue mau beli vitamin c dan tolak angin. Khawatir takut masuk
angin karena memakai pakaian basah selama berjam-jam.
Nah, sewaktu gue lagi sibuk mencari botol vitamin c di antara
rak-rak, tiba-tiba terdengar jelas sekali suara hanif dari jauh.
"Mbak, ada celana dalam pria?"
Gue sempat terdiam sejenak. Kok yang dicari celana dalam?
Katanya mau beli permen pedas. Ini gue salah dengar apa gimana?
Sampai terdengar lagi kalimat yang sama,"Iya,
jual celana dalam pria gak, ya?". Akhirnya gue penasaran, dan
mengintip dari sela-sela barang yang ada di rak. Eh benar denk, itu Hanif yang
nanya.
Sayang saat kejadian itu berlangsung, gue belum akrab sama @insanwisata. Kalau
sudah mah, pasti gue keluar dari sela-sela rak mendekati Hanif dan
mbak-mbaknya, terus mengulangi pertanyaan yang sama. "IYA MBAK,
TEMAN SAYA INI CARI CELANA DALAM PRIA YANG RASANYA PEDAS, ADA??".
Sambil ngakak tentunya. :)))
Berhubung baru kenal, jadi gue nahan ketawa saja lah dan kembali
ke mobil seperti tidak terjadi apa-apa. Gak tahunya, dia ngaku sendiri kalau
baru beli celana dalam begitu sampai di mobil. T.T
Uhuk, masih mau bahas soal celana dalam atau lanjut cerita tentang
Embung Nglanggeran, nih?
Oke. Lanjut, ya?
Wiiih akhirnya sampai juga ke Embung
Nglanggeran. Masih mengenakan pakaian lembab sehabis mandi di Air Terjun
Sri Gethuk, satu persatu turun dari mobil. Hasrat
buat touch up pakai bedak pun sirna. Toh, niat ke Embung
Nglanggeran sore itu hanya mau berburu sunset. Kalaupun difoto, muka pasti
gelap. Hihihi #sokcantik #dandangakdandansamaaja
Terus terang gue belum pernah ke Embung
Nglanggeran meskipun sudah ngehits. Niat untuk main ke sana sudah ada lama sekali,
tapi beberapa teman yang diajak tidak pernah sepakat. Namanya rejeki mah gak kemana lah
ya..
Embung Nglanggeran ini merupakan telaga buatan di Jogja yang belakangan memang lagi banyak bersliweran di timeline instagram. Salah satu tujuan dibangunnya, selain dapat menjadi pemikat para wisatawan untuk datang ke Desa Nglanggeran, sebenarnya juga digunakan untuk membantu warga desa dalam hal penampungan air yang bisa digunakan untuk irigasi persawahan dan pertanian.
Posisi
embung yang menghadap barat, juga menjadi salah
satu kelebihan yang ditonjolkan. Sudah banyak
yang setuju kalau Embung Nglanggeran adalah salah satu spot terbaik melihat
sunset di Jogja.
Lihat
saja foto di atas. Pantulan warna
jingga kemerahan, berpadu dengan langit biru yang menciptakan bauran warna ungu pada awan, membuat pemandangan yang ada di depan mata kami bagai
lukisan alam.
Tidak
heran jika hampir setiap sore, terlebih akhir pekan, Embung Nglanggeran akan dipadati pengunjung. Sewaktu kami sampai sana, sudah ada banyak orang juga yang sedang menanti sunset.
Meskipun
sore itu agak berawan, sudah cukup untuk membuat para pengunjung terkesima
dengan mahakarya Ilahi yang pelan-pelan tenggelam di balik bukit. Hm, ini
apalagi kalau semesta mendukung, ya. Cuaca cerah tanpa awan. Pasti bakal
jadi cantik banget!
Perlu
sedikit usaha untuk sampai tepat di depan embung. Dari arah parkiran, kami
harus menaiki anak tangga dulu. Gak banyak, kok. Hanya perlu hati-hati saja,
takut licin. Begitu sampai di atas, kesembilan dari kami langsung berpencar.
Mencari spot foto terbaik. Saran gue, naik sedikit ke atas bukit. Di sana ada
gardu pandang yang terbuat dari kayu, dan bagus sekali kalau mau foto embung
secara keseluruhan.
Embung Nglanggeran tidak bisa dipakai untuk celup-celup manja apalagi berenang. Boleh dilihat, tapi jangan diraba.
#Ahzeik #GoyangMang #ApaaaaaBaeeeee
Cukup
merogoh kocek sebesar 10k IDR saja per orang untuk bisa menikmati senja nan
aduhai di Embung Nglanggeran. Sepanjang penglihatan sih, sudah ada beberapa
warung makan yang terletak di dekat parkiran.
Oh iya,
gue juga baru tahu ternyata Embung Nglanggeran ini beroperasi selama 24 jam
sehari. Pertanyaannya, mau ngapain menginap di sana? Eits, kalian bisa
berburu milky way, lho! Bayangin deh tuh kayak apa cakepnya berburu milky way
di bawah langit Jogja dari Embung Nglanggeran.
Tapi
yang jelas harga tiket masuknya berbeda lagi bagi pengunjung yang datang pada
malam hari. Hanya beda 5k IDR saja, kok. Yaiyalah lebih mahal sedikit, kan pengelola yang bertugas jaga malam juga butuh kopi
supaya tetap ON selama bertugas. Nah temannya kopi biasanya kacang rebus atau
pisang goreng. Belum lagi kalau masuk angin, pasti butuh uang berobat. Sudah
tahu kan, kenapa harganya berbeda?:p #PenjelasanMacamApaIni
Selepas puas melihat sunset. Kami langsung
diantarkan ke homestay tempat kami akan bermalam di Desa Wisata Nglanggeran.
Karena keesokan paginya, kami masih
mau melanjutkan mengejar matahari
lagi. Yes, sunrise!
Detail cerita penginapan di Desa Wisata Nglanggeran dan berburu sunrise di sana akan gue ceritakan di post selanjutnya. Stay tune! Peace, love, and 94uL..
Detail cerita penginapan di Desa Wisata Nglanggeran dan berburu sunrise di sana akan gue ceritakan di post selanjutnya. Stay tune! Peace, love, and 94uL..
Desa
Wisata Nglanggeran
Alamat:
Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul - Yogyakarta.
Contact
Person: 081802606050 (Sugeng Handoko) atau 081804138610 (Aris Budiyono)
Email: gunungapipurba@gmail.com
Facebook:
Gunung Api Purba Nglanggeran
Website:
www.gunungapirpurba.com
Twitter:
@gunungapipurba
Instagram:
@gunungapipurba
Baca juga:
JogJa Road Trip
Places
Ratu Boko ~ 6 Beaches in Gunung Kidul ~ Taman Sari ~ Queen of South Beach Resort ~ Lava Tour Merapi ~ Bukit Panguk Kediwung
Culinary in Yogyakarta
Bale Raos ~ Roaster & Bear Cafe ~ Tempo Gelato ~ Filosofi Kopi
Gudeg Pawon ~ Rekomendasi Kuliner Jogja
Gudeg Pawon ~ Rekomendasi Kuliner Jogja
Where to Stay
Desa Wisata
Off Road di Desa Bejiharjo ~ Keliling Desa Kebon Agung ~ Pengrajin Blangkon ~ Mengejar Sunset di Embung Nglanggeran ~ Off Road Ekstrim di Desa Nglinggo ~ Pasar Kembang ~ Susur Sungai di Desa Pancoh ~ Berburu Kerajinan di Desa Malangan
FOLLOW ME HERE
9 Comments
Harusnya kamu agak lugu tanya ke Hanif, emang ada celana dalam yang pedas ya?
ReplyDeleteSayang kemarin pas sunset agak mendung, jadi yang kita lihat sempurna. Harus ke sana lagi
Kan baru kenal.. mana yang mau diledekin kan humas ya. Nanti Aku diturunin di minimarket The.T
DeleteItu kolam buatan atau alami sih? Sayang banget ga bisa berenang >.< kalau bisa kan sambil bawa sirup pake gelas tinggi gitu sosoan private pool wkwkw.
ReplyDeleteItu buatan, dibuat tahun 2013. Iya ala-ala infinity pool sambil pegang gelas kaca isi teh manis yang cuma 1/4 gelas #halu
DeleteBuahahaha. Baru baca dan sumpah kocak bagian akunya.
ReplyDeleteHaha. orang Brebes ini sekarang udah jago humor ya.
Itu pas hari pertama ya? dan kamu masih malu2 sama aku. wkwkw.
Permen Pedes. emang aku cari permen pedes lhoo
Halah.. permen pedes itu cuma kamuflase. Wong begitu masuk minimarket langsung nyari sempak :)))
DeleteWah saya kurang update banget, bahkan namanya aja baru denger saya. Keren banget tapi itu kolam dengan background belakangnya perbukitan dan gunung wow
ReplyDeleteMemang embung ini baru sekitar 4 tahun kok beroperasi. Mampir ke sana donk main lihat sunset..
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePlease notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!