Travelling
sudah menjadi bagian hidup gue sejak masih kecil. Waktu kecil, Papa
sering ajak ke pantai sejak kami masih tinggal di Tangerang, hingga pindah ke Makassar. Beliau memang lebih sering ajak
anak-anaknya ke pantai. Sehingga tidak heran ya kalau ketiga anaknya juga ikut tertular jadi lebih menyukai pantai ketimbang ke gunung.
Salah satu
hal yang gue kurang suka dari pantai adalah efek setelah pulang dari
sana. Kulit jadi terbakar dan mengalami pigmentasi menjadi lebih gelap. Apalagi memang dasar kulit gue
sudah sawo matang, begitu sunburnt, kelar deh! Kulit menjadi
lebih gelap dan kusam. Sebenarnya gue tidak mempersoalkan kulit
gelapnya, tapi efek kusamnya itu loh yang mengganggu.
Sebenarnya
kalau kulit yang menggelap akibat paparan sinar matahari, biasanya
akan kembali ke kondisi warna kulit semula kok dengan berjalannya
waktu. Tapi yang jadi masalah kan kulit kusamnya itu. Ditambah lagi,
kalau tidak segera diatasi, nanti malu donk kalau lagi ke kondangan
ketemu mantan. “Ih, si Rizka jadi dekil banget, untung udah gak
sama dia,” gimana coba tuh kalau mereka ngomong kayak begitu? T.T
Btw, sinar
matahari yang jahat, debu, dan polusi, menjadi penyebab utama kenapa
kulit bisa tambah kusam. Jadi memang resiko itu bisa kita dapatkan
dimana saja, bukan cuma pas lagi ke pantai. 80% kita akan melakukan
aktivitas di luar ruangan saat sedang travelling.
Ada sih cara
yang instan untuk buat kulit jadi lebih cerah, gue pernah coba pakai
obat pemutih yang tidak jelas merknya apa, tanpa sempat menggali
informasi mengenai produk tersebut. Hasilnya apa? Begitu gue berhenti
menggunakan produk tersebut, wajah gue langsung bruntusan dan diserbu
jerawat. Sedih banget lah, ujung-ujungnya harus ke dokter kulit dan
merogoh kocek yang lumayan dalam.
Sejak saat
itu gue lebih memilih untuk menggunakan produk skincare tradisional
saja. Meskipun hasilnya tidak terlihat begitu cepat, yang penting
pasti dan aman. Trauma deh gue, pakai produk asal-asalan. Maksud hati
mau jadi kayak Dian Sastro malah jadi kayak Dijah Yellow. T.T
Skincare
tradisional sudah ada sejak jaman nenek moyang dahulu kala.
Khasiatnya juga sudah terbukti sejak lama dan dipercaya secara turun
temurun. Apa yang ada di alam, itulah yang mereka gunakan untuk
merawat diri. Seperti harta, kita sebagai generasi penerus hanya
tinggal menerima warisan budaya cantik
Indonesia. Ramuan tradisional seperti
jamu, masker, dan lulur sudah ada sejak jaman dulu. Namun seiring
perkembangan jaman, dan para wanita mulai aktif ikut bekerja, jadi
kebiasaan untuk merawat diri dengan ramuan tradisional mulai
ditinggalkan. Karena kurang praktis dan memakan waktu cukup lama
dalam proses pembuatannya.
Pada
masa-masa kuliah beberapa tahun lalu, hampir tiap hari gue maskeran
pakai bengkoang parut. Maklum lah ya, namanya juga anak kuliahan,
uang jajan dikit jadi pakai cara yang paling murah meskipun repot
harus tiap hari marut bengkoang. Terbukti, lebih bekerja efektif dan
aman dibandingkan beli obat krim yang tidak jelas.
Long story short, belakangan ini gue punya kebiasaan baru paska travelling,
yaitu perawatan kulit. Belajar pengalaman dari masa kuliah dan
tragedi kulit bruntusan, akhirnya gue kembali menggunakan produk
skincare tradisional dengan cara maskeran dan luluran di rumah.
Masalahnya kalau gue harus melakukan hal yang sama seperti waktu
kuliah ya sudah tidak mungkin lagi. Pasti tidak ada waktu untuk marut
bengkoangnya setiap hari. Solusinya adalah gue pakai masker dan lulur
yang sudah siap pakai saja. Pastinya wajib yang berbahan dasar alami,
bebas bahan kimia yang berbahaya, dan sudah jelas ada BPOM nya.
Kenalan dengan Roro Mendut
Well,
mencari masker wajah untuk memutihkan
atau lulur
yang ampuh untuk memutihkan itu memang
harus selektif, karena ternyata banyak sekali orang Indonesia yang
menginginkan kulitnya jadi putih dan cerah. Makanya banyak pula
pilihan masker pemutih wajah
maupun lulur pemutih alami
yang beredar di pasaran. Ya hukum supply
and demand, kan. Sebelum gue pakai
sesuatu, pasti gue searching dulu tentang review
dan bahan-bahan dasarnya donk. Soalnya kan mau dipakai di wajah, jadi
harus ekstra hati-hati. Nah, setelah gue searching merk
masker wajah yang bagus dan merk
lulur yang bagus, ditambah tanya ke
beberapa teman yang sudah pernah pakai, pencarian membuahkan hasil
pada rangkaian skincare Roro Mendut,
yaitu masker dan lulurnya. So let’s give it a try!
Main Ingredients
Masker dan lulur rempah hitam dari Roro Mendut ini
terbuat dari bahan-bahan alami seperti rempah-rempah, teh hitam,
kopi, rumput laut, dan beras ketan hitam organik. Teh hitam dari
zaman dahulu kala sudah dikenal karena kandungan antioksidannya yang
tinggi, berguna untuk menangkal radikal bebas yang menyebabkan
timbulnya keriput pada wajah, dan dapat melawan bakteri pada jerawat,
selain itu juga bisa mencerahkan wajah.
Tidak kalah
dari teh hitam, kopi juga punya kandungan antioksidan yang cukup
tinggi. Kopi dipercaya dapat mengatasi persoalan kulit kusam,
mengontrol minyak berlebih,dan mengecilkan pori-pori. Sementara
rumput laut, selain bisa menghilangkan jerawat, juga berfungsi
sebagai pengelupasan sel kulit mati dan meremajakan kulit. Masker
Roro Mendut juga mengandung rempah-rempah yang berkhasiat untuk
mencerahkan, aromanya yang kuat dan segar berfungsi untuk
menghilangkan bau tidak sedap.
Nah yang
baru saja gue ketahui adalah khasiat dari beras ketan hitam. Ternyata
beras ketan hitam mempunyai khasiat memutihkan wajah. Selama ini kan
gue tahunya cuma bengkoang saja yang bisa memutihkan kulit. Semua
bahan-bahan di atas, kalau digabungkan menjadi satu, jadi oke banget,
kan?
Packaging
Kemasan
masker dan lulur Roro Mendut berbentuk pipih, berwarna krem dan cokelat tua.
Terbuat dari karton yang bisa direcycle. Di dalamnya masih ada
kemasan lagi yang terbuat dari plastic tebal, dan ada klip nya. Jadi
meskipun sudah dibuka, masih bisa ditutup kembali dan dipakai lain
waktu. Di kemasannya ada keterangan cara pemakaian, bahan-bahan,
dan tanggal kadaluarsa. Satu kemasan tersebut berat bersihnya hanya
40 gram saja. Terpenting adalah ada logo halal dan animal test free.
Yay!
Texture
Tekstur masker Roro Mendut |
Masker rempah hitam Roro Mendut berbentuk bubuk halus berwarna abu-abu, namun jika sudah dilarutkan dengan air akan berubah menjadi hitam. Ada hint aroma kopi yang tidak terlalu kuat dan wangi bunga. Gue tidak tahu wangi bunga apa, yang jelas aromanya soothing banget.
Sementara Lulur Roro Mendut teksturnya lebih kasar dibandingkan maskernya. Sewaktu masih dalam keadaan bubuk, warnanya lebih gelap dibandingkan dengan maskernya. Saat dalam kondisi kering juga akan terlihat sekali perbedaan serbuknya.
Masker Roro Mendut
How to Use
Penggunaannya
cukup mudah. Satu kemasan bisa digunakan sebanyak 3-5 kali pemakaian.
Jadi ketika menuangkannya ke dalam wadah, sebaiknya pelan-pelan saja.
Pertama,
siapkan wadah dan kuas. Kalau tidak punya kuas masker juga tak
masalah, cukup pakai tangan yang sudah dibersihkan. Lalu tuangkan
bubuk masker secukupnya ke dalam wadah tersebut, dan campurkan dengan
air mawar atau air biasa juga tidak masalah. Kebetulan stok air mawar
gue juga sudah habis, jadi menggunakan air biasa saja. Kemudian aduk
sampai rata.
Pastikan
jangan sampai ada yang menggumpal dan tingkat kekentalannya pas. Cara
mengetahui apakah konsistensi (adonan) masker yang sudah siap dipakai
adalah ketika diambil dengan kuas, maskernya tidak mudah menetes
karena terlalu encer. Tapi juga tidak terlalu menggumpal, sehingga
ketika diaplikasikan ke wajah juga mudah dan mulus.
Kedua,
aplikasikan ke wajah dan leher hingga merata. Kalau gue, selalu
mengaplikasikan ke bagian hidung lebih tebal agar komedo juga ikut
terangkat. Setelah itu biarkan kering. Tunggu sekitar 15-30 menit.
Masker ini cepat sekali keringnya, jadi tidak perlu menunggu waktu
terlalu lama.
Ketiga, jika
sudah kering dan mengencang, scrubbing secara perlahan di daerah T
agar komedo ikut terangkat. Setelah itu bersihkan dengan air bersih.
Keempat,
setelah wajah dikeringkan dengan handuk, biasanya gue bersihkan lagi
dengan kapas yang sudah diteteskan toner. Tujuannya hanya untuk
memastikan apakah sudah tidak ada lagi produk sisa masker yang masih
menempel di sekitar wajah.
Review Masker Roro Mendut
Pengaplikasiannya
sangat mudah dan tidak memakan waktu lama. Jadi bisa menghemat waktu.
Memakai masker Roro Mendut ini cukup digunakan minimal 2 kali
seminggu, yang penting teratur. Masker ini cocok untuk semua jenis
kulit. Oh iya, perlu diketahui kondisi kulit gue ini termasuk kulit
berminyak dan acne prone. Pori-pori di wajah besar banget, khususnya
di area sekitar hidung.
Serem, gak? Begitu dicuci maskernya langsung mirip Kendall Jenner nih :p |
Before & after (No edit & filter). Lihat saja warna kulit wajah di leher mulai rata. |
Maskernya
cepat kering, dan akan terasa kencang saat sudah mulai kering. Tidak
ada reaksi aneh-aneh sih selama dipakai. Jadi menurut gue ini aman. Masker ini terasa adem banget di kulit wajah. Setelah mencuci wajah dengan air sampai bersih, ada sensasi kesat
pada kulit wajah, namun tidak terasa kering sama sekali. Malah kulit
jadi lebih kenyal dan mulus. Pori-pori yang tadinya berukuran besar
jadi terlihat lebih kecil. Hal ini gue rasakan sekali saat make up
atau mengoleskan skincare paska maskeran. Makeup atau skincare jadi
lebih menempel di kulit dan produk makeup pun jadi terasa smooth
sekali di wajah. Enak banget!
Komedo di sekitar area hidung juga hilang, terangkat saat gue
scrubbing area tersebut.
Lulur Roro Mendut
Sejujurnya
gue tidak terlalu concern dengan kondisi kulit di tubuh gue selain
area wajah, karena warnanya lebih terang dibandingkan wajah. Berbeda
dengan orang lain, yang biasanya justru malah lebih terang di area
wajah. Tapi bukan berarti gue benar-benar cuek dalam memperhatikan
kondisi kulit tubuh, loh. Karena gue sadar bekerja selama 8 jam di
dalam ruangan berAC, dan begitu pulang kantor langsung ketemu asap
polusi jalanan, merupakan racun bagi kulit
Nah, sepulangnya dari Jogja beberapa bulan lalu, di area lengan gue, warna kulitnya
jadi belang. Yaudah deh sekalian gue cobain lulur
memutihkan kulit. Biar sambil menyelam
minum air. Jadi maskeran iya, luluran pun juga iya. Biar cantik kayak
Gal Gadot. ^-^
How to Use
Sama seperti
masker, hal pertama yang harus disiapkan adalah wadah dan kuas. Lalu
campurkan bubuk lulur dengan air secukupnya di dalam wadah tersebut.
Aduk hingga rata dan mengental.
Kedua,
oleskan lulur ke bagian tubuh yang diinginkan seperti bahu, punggung,
lengan, hingga kaki. Kemudian ratakan secara perlahan. Kalau lulur, gue lebih suka mengoleskannya
langsung dengan tangan.
Ketiga,
pijat perlahan dengan gerakan memutar hingga lulur terasa sudah
kering. Tunggu beberapa saat, kurang lebih sekitar 15 menit agar
produk meresap ke dalam kulit.
Keempat,
bilas tubuh hingga bersih. Jangan lupa untuk scrubbing area-area
tertentu seperti siku tangan, ketiak, dan lutut. Agar sel-sel kulit
yang sudah mati mudah terangkat saat dibilas.
Review Lulur Roro Mendut
Saat pertama
kali gue mencoba lulur ini, hal yang paling gue suka adalah saat
proses scrubbing, tidak membuat kulit terasa perih sama sekali, yang
penting lakukan secara perlahan saja. Kulit langsung terasa lembab
dan kenyal setelah pemakaian pertama. Aroma lulur sama dengan
maskernya, hanya saja aroma tersebut tidak terlalu menempel di kulit.
Well, bagi gue sih tak masalah, yang penting khasiat mencerahkannya
bekerja dengan baik.
Setelah
melakukan rangkaian skincare Roro Mendut, biasanya gue mengoleskan
serum wajah sebelum tidur, dan handbody pada lengan dan kaki. Biar
makin afdol.
Overall, gue akan repurchase kedua produk ini, khususnya masker wajahnya.
It works really well on me. I’m highly recommend this one!
Rangkaian
produk skincare terbaik Indonesia
ini bisa dibeli di websitenya atau melalui account
official instagram Roro Mendut. Kalau kalian lagi
jalan-jalan ke Malioboro Jogja, dan kebetulan lagi mampir di Mirota
Batik, produk Roro Mendut juga bisa didapatkan langsung di sana.
Harganya cukup affordable, hanya 140k IDR untuk 1 paket perawatan
yang berisi 5 buah produk.
Anyway, apa ada yang pernah mencoba masker atau lulur dari Roro Mendut juga, kah? Boleh share pendapat kalian mengenai produk. Kalau kalian punya punya cara berbeda dalam merawat kulit paska travelling, bisa juga loh cerita ke gue. Semoga
tulisan ini bisa menjadi pencerahan bagi kalian yang sedang
mengalami problem yang sama seperti gue. Selamat mencoba!
*Tulisan ini merupakan sponsored review. Namun isi konten adalah murni berdasarkan pengalaman dan subjektivitas author.
FOLLOW ME HERE
4 Comments
Besok-besok balik Bejiharjo lagi, luluran pake lumpur alami *eh :-D
ReplyDeleteWarbiyasak Mas Sitam ini pertamax mulu :))
Deletegue punya masker ini beli sama temen, tapi udah abis belum beli lagi. Enak kok pake masker ini aromanya wangi kopi dan mencerahkan, meskipun agak repot harus dicampur air dulu dan diaduk-aduk secara sekarang banyak yang jual sheet mask
ReplyDeleteTau gt di Bejiharjo gw jengkangin ke kubangan. Gratis... :p
ReplyDeleteEh, gw jd inget tmn kantor dl, tiap gw balik dr mudik/mantai pst ditawarin roro mendut ini. Yakalik suru luluran -_-
Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!