Saat diajak menyusuri kampung wisata Sosromenduran, ekspektasi gue hanyalah melihat-lihat daerah turis yang sudah terkenal di daerah barat Jalan Malioboro. Itu loh yang banyak penginapan murah dan bule-bule backpacker pakai kaos kutang bertebaran. Daerah ini sudah menjadi andalan para backpacker untuk menginap jika bertandang ke Yogyakarta. Bagi yang sering ke Jogja, entah itu dengan gaya backpacking atau flashpacking, pasti tahu deh daerah ini.
Kampung
wisata Sosromenduran terletak di kelurahan Sosromenduran, kecamatan
Gedongtengen. Kalau kamu datang dari Stasiun Tugu dan jalan ke arah Jalan
Malioboro, begitu nengok ke kanan, nah itu sudah masuk wilayah Kampung Wisata
Sosromenduran.
[Baca juga: 16 Rekomendasi Airbnb di Jogja]
Oh iya, penginapan
gue dan teman-teman saat mengikuti rangkaian kegiatan #EksplorDeswitaJogja juga ada di daerah sini.
Seumur-umur main ke Jogja, baru kali ini menginap di daerah Sosromenduran.
Padahal sudah dari lama sekali mau merasakan menginap di daerah sana. Menurut
gue, atmosfernya asyik banget. Pagi hingga malam pasti selalu ramai. Penginapan banyak tersedia mulai dari kelas losmen hingga hotel berbintang juga ada. Mau
ke Stasiun Tugu juga tinggal jalan kaki, apalagi kalau mau nongkrong di
angkringan di sepanjang Jalan Malioboro. Dekat banget, gaes!
Pagi hari, jika cacing di perut sudah menari, bisa langsung berburu menu sarapan di sepanjang Jalan Malioboro hingga Pasar Beringharjo. Favorit gue, tentu saja pecel sayur dengan aneka lauk pauk pendamping yang harganya murah meriah.
Pagi hari, jika cacing di perut sudah menari, bisa langsung berburu menu sarapan di sepanjang Jalan Malioboro hingga Pasar Beringharjo. Favorit gue, tentu saja pecel sayur dengan aneka lauk pauk pendamping yang harganya murah meriah.
Kamu tahu
kopi jos yang terkenal itu? Nah itu juga masih masuk kawasan Kampung Wisata
Sosromenduran. Pokoknya kalau kamu suka keramaian, pasti cocok menginap di
daerah sana.
Setiap memasuki bulan Ruwah, di Kampung Sosromenduran ada event tahunan, yaitu Tradisi Ruwahan. Isi acaranya banyak banget, mulai dari lomba membuat apem, lalu dilanjutkan dengan arak-arakan gunungan apem, dan banyak sekali pertunjukan kesenian yang ditampilkan. Semua turis yang datang boleh bergabung dan menikmati acara ini.
Sebelum gue bahas tentang tempat paling tersohor di sana, ulas sedikit yuk tentang kampung wisata ini. Kampung Wisata Sosromenduran mencakup 7 cluster kampung. Banyak kesenian dan kerajinan yang hadir di kampung ini. Diantaranya yaitu:
1. Kampung Siti Sewu
Lokasinya
berada di paling utara kawasan kampung wisata. Angkringan kopi jos termasuk ke
dalam cluster kampung ini. Di sini terdapat tempat kerajinan kain perca dan
tas, serta pembuatan souvenir berupa kaos. Selain itu yang menjadi
keunggulannya adalah kesenian musik kentongan.
2.Kampung Sosrodipuran
Jalan lagi
ke arah barat, ada Kampung Sosrodipuran. Di sini terdapat kerajinan kulit dam
kesenian barongsai.
3. Kampung Sosromenduran
Kampung ini
juga dikenal sebagai kampung sentra kaos. Karena terdapat banyak sekali etalase
produk kaos asli buatan produsen lokal Jogja.
4. Kampung Jogonegaraan
Selain
Kampung Sosrodipuran, ternyata di Kampung Jogonegaraan juga ada sentra kerajinan
anyaman tas kulit. Selain itu juga terdapat tempat pembuatan telur asin,
kuliner, dan seni budaya.
5. Kampung Pajeksan
Lokasinya berada di paling ujung selatan dari kawasan Kampung Wisata Sosromenduran. Kampung ini lebih dikenal sebagai kampung seni, karena selain ada sanggar tari, banyak pula tokoh seni terkenal yang 'lahir' dari kampung ini. Salah satunya adalah Marwoto Klawer. Tahu gak yang mana? Googling aja donk, ah! Di sini juga terdapat kerajinan barongsai. Mulai dari proses pembuatan hingga pelatihan main barongsai ada di sini.
6. Kampung Sosrowijayan Wetan
Di sini
pusatnya akomodasi pariwisata bertebaran. Mulai dari losmen hingga hotel pun
ada. Di pinggiran jalan banyak tersedia agen tour & travel, dan juga rental
motor. Mau melihat kesenian jathilan & batik? Ada juga di sini. Lengkap
deh!
7. Kampung Sosrowijayan Kulon
Ini dia
primadona dari tujuh cluster kampung yang ada di kawasan Kampung Wisata
Sosromenduran. Padahal di sini cuma ada hotel-hotel loh. Tapi dibalik itu semua
coba deh main ke gang 3. Ada apa sih di gang 3? Nah, kalau kamu kurang familiar
dengan gang 3, pasti gak asing dengan Sarkem donk?
Primadona di Gang 3
Tanpa diduga sebelumnya, Pak Edy mengajak kami belok ke salah satu tempat legendaris yang ada di Jogja, yaitu Sarkem, tepatnya di Gang 3. Kalau Jakarta dulu punya Kalijodo, Surabaya ada Gang Doli, dan Bandung pernah punya Saritem, Jogja juga punya Sarkem. Gak seperti 'teman-temannya' di daerah lain yang sudah digusur. Sarkem masih eksis sampai sekarang.
Ini
pengalaman baru banget bagi gue dan semua teman-teman travel blogger yang turut
serta malam itu. Jalanan di gang 3 gak besar. Ya namanya juga gang, hanya muat
untuk motor lewat dan pedestrian saja.
Baru saja
kami memasuki daerah gang 3, sudah ada pria besar dengan raut muka super galak
seperti di adegan film mafia, bertanya pada Pak Edi, "Ada apa ini, Pak?". "Nggak,
cuma mau ajak teman-teman jalan-jalan,” jawab Pak Edi singkat.
Pria
tersebut juga gak mempermasalahkan kedatangan kami. Hanya saja tatapannya gak
lepas melihat kami satu persatu. Seperti sedang memperhatikan mungkin mana yang
bisa digali potensinya. #Eh
Di dalam
gang tersebut, berjejer rumah-rumah sederhana dengan lampu remang-remang. Beberapa diantaranya disulap menjadi tempat karaoke. Selayaknya gang, jalanannya sempit.
Hanya cocok untuk pedestrian. Kalau ada motor mau melintas, otomatis kami harus
minggir terlebih dahulu.
Banyak mata
yang melihat kami dengan pandangan aneh. Apalagi dalam rombongan kami ada Aya
dan Dwi yang berhijab. Mungkin dalam hati orang-orang yang melihat kami juga
sama herannya dengan perasaan kami yang baru pertama kali ke tempat prostitusi.
Teman-teman
blogger yang laki-laki langsung anteng begitu masuk gang 3. Sunyi sekali, gak ada satu patah kata pun yang terdengar dari mereka. Padahal sebelumnya habis pada ketawa
ngakak, jadi mendadak
diam. Entah diam karena takut atau lagi diam-diam memperhatikan
rumah yang paling strategis untuk dikunjungi di lain waktu. -_-
Seperti
dugaan, malam itu sudah banyak perempuan muda dengan pakaian super minim duduk
di depan rumah-rumah yang ada di gang itu. Ada yang sedang mengobrol dengan
rekan kerjanya, ada pula yang lagi bersolek dan tiba-tiba kaget saat melihat kami.
Macam-macam lah reaksi mereka. Bahkan ada salah seorang perempuan yang
terdengar berkomentar, "Jalan-jalan kok ke Sarkem, ke mall sana". Lalu disahut oleh temannya, “Mungkin lagi mau belajar geografi”. Lah kok geografi?
Gue hanya diam dan senyum saja mendengar komentar mbak-mbak itu. Masa
mau dibalas, "Bosan mbak, di
Jakarta udah banyak mall, Kalijodo udah keburu digusur, Alexis kemahalan". Ngeri, takut masuk headline koran lokal keesokan harinya dengan judul 'Seorang Wanita Ditikam Setelah Adu Nyinyir di Sakem' Jangankan berani balas komen, mengeluarkan suara saja kami gak berani sama sekali. Mau kentut saja pakai bismillah dulu supaya suaranya gak bombastis, takut menarik perhatian. Pokoknya selama berada di dalam gang, raut wajah tegang semua.
Gue juga beberapa kali melihat laki-laki dari yang muda sampai yang tua ada
di sana. Kalau yang masih muda, biasanya malu-malu jika gak sengaja gue lihat.
Seakan takut kelihatan wajahnya dengan jelas, dan menunduk
saja. Mungkin gue dan teman-teman dikira pasukan buser yang
mau menggrebek.
Kami gak
dipersiapkan untuk blusukan ke kawasan Sarkem, baik secara mental maupun
penampilan. Rata-rata kami memakai celana pendek santai dengan kamera
menggantung di leher. Meskipun begitu, gak ada satu pun di antara kami yang
berhasil membidik momen selama berada di dalam gang 3 tersebut. Jadi maklum
saja, ya.
Kalau mau tahu seperti apa suasana di
sana, silakan mampir langsung jika kalian memang sedang berkunjung ke Kawasan
Kampung Wisata Sosromenduran. Tapi, jika nyali belum kuat untuk main ke Gang 3, masih banyak sudut lain yang gak kalah menarik untuk dieksplor, seperti yang sudah gue sebutkan tadi di atas.
Gue gak mau membahas mengenai kenapa Sarkem masih eksis hingga saat ini, kenapa gak dimusnahkan seperti tempat-tempat prostitusi yang pernah ada di kota lain. Gue membahas Sarkem dari kacamata gue sebagai traveler yang mendadak diajak keliling sebuah kampung wisata, yang kebetulan di dalam kawasan tersebut ada suatu daerah khusus untuk segala aktivitas yang berhubungan dengan prostitusi.
Jadi kalau ditanya, apakah aman menginap di sekitar kawasan Kampung Wisata Sosromenduran? I would definitely say yes! Tapi harus tetap pilih-pilih juga penginapannya, loh. :p
Semoga blusukan ke Sarkem kali ini bisa membuka sudut pandang kalian yang belum pernah mendengar maupun yang sudah tahu namun belum mengetahui seperti apa gambaran di dalamnya. Happy travelling!
Nyenyak amat itu kang becak, yaaa... |
*******************
Gue gak mau membahas mengenai kenapa Sarkem masih eksis hingga saat ini, kenapa gak dimusnahkan seperti tempat-tempat prostitusi yang pernah ada di kota lain. Gue membahas Sarkem dari kacamata gue sebagai traveler yang mendadak diajak keliling sebuah kampung wisata, yang kebetulan di dalam kawasan tersebut ada suatu daerah khusus untuk segala aktivitas yang berhubungan dengan prostitusi.
Jadi kalau ditanya, apakah aman menginap di sekitar kawasan Kampung Wisata Sosromenduran? I would definitely say yes! Tapi harus tetap pilih-pilih juga penginapannya, loh. :p
Semoga blusukan ke Sarkem kali ini bisa membuka sudut pandang kalian yang belum pernah mendengar maupun yang sudah tahu namun belum mengetahui seperti apa gambaran di dalamnya. Happy travelling!
Baca juga:
JogJa Road Trip
Places
Ratu Boko ~ 6 Beaches in Gunung Kidul ~ Taman Sari ~ Queen of South Beach Resort ~ Lava Tour Merapi ~ Bukit Panguk Kediwung
Culinary in Yogyakarta
Bale Raos ~ Roaster & Bear Cafe ~ Tempo Gelato ~ Filosofi Kopi
Gudeg Pawon ~ Rekomendasi Kuliner Jogja
Gudeg Pawon ~ Rekomendasi Kuliner Jogja
Where to Stay
Desa Wisata
Off Road di Desa Bejiharjo ~ Keliling Desa Kebon Agung ~ Pengrajin Blangkon ~ Mengejar Sunset di Embung Nglanggeran ~ Off Road Ekstrim di Desa Nglinggo ~ Pasar Kembang ~ Susur Sungai di Desa Pancoh ~ Berburu Kerajinan di Desa Malangan
FOLLOW ME HERE
20 Comments
Kalau mau motret ke sana mohon kabari saya buahahahjaj
ReplyDeleteBuahahahahaha mau motret apa mau mijet?
DeletePas lihat fotonya Pukat dilirik ama idolanya langsung ngakak di depan leptop hahaha. Jujur dua kali lewat ke gang tiga selalu bikin deg-degan, daku takut disawer cyin #lahh. Serulah dulu diajak jalan ama yang punya gang tiga, jadi rada aman dikit pelototin mbak-mbaknya dari ata sampai bawah tanpa dicolek-colek hahaha
ReplyDeleteAh, padahal sebenarnya ngarep dicolek kan, koh? :p
DeletePengalaman seru banget ya!
Entah Gang 3 atau bukan. Aku pernah nyasar masuk gang yang dari luar gelap inj, tapi begitu masuk, ada mbak-mbak berpakaian minim dengan makeup tebal. Untung bedua, dan terpaksa putar badan karena keki sendiri waktu ditegur bapak-bapak di sana. Bisa nyasar ke sini karena emang selalu nginap di Sosrowijayan klo ke Jogja. Tempatnya strategis, kemana-mana gampang.
ReplyDeleteBisa jadi itu gang 3.. :D
DeleteCoba diterusin masuk ke dalam.. hahahaha
Bwahahahahaha aku kemekel bacanya. Wkwkwkw (((Mungkin lagi mau belajar geografi))) jambrettt, aku kok melewatkan banyak percakapan2 itu sih. Yg org badan gede depan gank jg ga tau. Hhaa terlalu asik mengamati kyknya *eh xixixiz
ReplyDeleteAduh, kamu terlalu fokus nyari rumah yang strategis itu atau nyeleksi mbak-mbak yang berjejer di dalam gang kayaknya :p
Deleteaku ngakak baca ini. Serius ya? Dikira mau belajar geografi?
ReplyDeleteAda ibu2 yang gemuk nawari. "Mampir mas, dipilih", terus ibu lainnya balas "rombongan kok". wkwkw. Sudah kaya masuk pasar Sukowati Bali aja. dikira beli barang.
Kamu kok lucu sih!
Iya, temannya nyeletuk begitu. :))
DeleteHahahaha berasa masuk pasar ya "Boleh kakak, dipilih.."
Wakakakak. Kayaknya mas Alid itu yang paling menarik perhatian untuk digali potensinya. eeeeeh :D
ReplyDeleteJadi pengen ngasih buku Geografi sama mbak-mbak Sarkem, wkwk
ReplyDeleteWiiih, seru banget blusukannya, Kak. Semacam kenalan dengan ssesuatu yang barusaya, tapi bisa melihat dari sudut pandang yang berbeda.
ReplyDeletePengalaman yg sama yg pernah saya alami waktu ke SK, Semarang. Hehehee...
ReplyDeleteHuahahaha sedikit horror yaa. Menegangkan tapi seru. Tempatnya bagus bisa buat spot foto. Unik gitu tekstur dinding dan lain-lainnya. Tapi sayang, tempat begitu begini (?) xD
ReplyDeletewillynana.blogspot.com
Itu di foto yg terakhir, laki2 baju putih pake kacamata, dulunya langganan sarkem loh kak 😂😂😂
ReplyDelete*kabur, sebelum ko halim dateng
Oya, bulan ruwah itu apa kak?
Belum pernah blusukan sampe kesono. Plg mentok sampe Kopi jos. Layak dicoba. Belum pernah ke sarkem. Kalau yg di Bdg saritem pernah. Alexis udah. Dolly juga. #mausombonglalugagal
ReplyDeleteHmmm. gak deh kalo ke Sarkem... ntar ditawar...hahah.. Tapi meski sering ke Yogya, aku belum pernah nyobain kopi jos item itu....
ReplyDeleteNama Kampung Wisata Sosromenduran sendiri sebetulnya masih belum familiar. Warga biasanya mengenal nama-nama Sosrowijayan, Pajeksan, Pasar Kembang, Dagen, dst. Gue nggak pernah pake jasa PSK di sarkem sih, dan nggak ada minat pake juga, tapi menurut gue nggak usah digusur. Biar jadi dinamika sosial.
ReplyDeleteTravelling memang banyak membawa cerita baru yang sebelumnya ngga pernah terpikirkan ya..
ReplyDeletePlease notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!