Pertama kali tahu tentang sebuah kampung warna-warni yang ada di Malang, gue sempat cari tahu dan baca beberapa informasi dari blog-blog yang gue kunjungi. Sepintas konsepnya mirip sekali dengan Gamcheon Culture Village yang ada di Busan. Ada yang sudah baca belum pengalaman gue waktu ke Gamcheon?
Jodipan sebenarnya adalah sebuah kelurahan di wilayah kecamatan Blimbing, Kota Malang. Nasibnya kurang lebih memang mirip dengan Gamcheon Culture Village. Dulunya merupakan sebuah perkampungan kumuh yang kemudian disulap menjadi kampung wisata. Bedanya, Gamcheon Culture Village diprakasai oleh pemerintahnya. Sementara Jodipan merupakan inisiatif delapan orang mahasiswa Universitas Muhamadiyah Malang dan mendapat sponsor dari sebuah perusahaan cat ternama. Salut lah sama kreativitas anak mudanya!
Gamcheon Culture Village dari top view point |
View Kampung Wisata Jodipan dari pinggir jalan raya |
Begitu ada kesempatan main ke Malang, Kampung Wisata Jodipan gak luput dari intinerary. Penasaran seperti apa sih kampung yang lagi hits itu. Bahkan sekarang di beberapa kota lain pun sudah banyak yang meniru. Di Semarang sudah ada, yang terakhir juga di Sumatera Selatan pun sudah ada. Selama positif sih, gue gak masalah lah, yang penting tiap tempat harus tetap punya ciri khas tersendiri.
Sebenarnya Kampung Wisata Jodipan ini terbagi menjadi dua, yaitu Kampung 3D (Tridi) dan Kampung Warna-warni. Kedua kampung ini dibelah menjadi dua oleh Sungai Berantas. Kalau kalian ke Malang dengan menggunakan kereta dari arah Blitar, sesaat sebelum tiba di Stasiun Malang pasti akan disambut dengan pemandangan kedua kampung ini.
Harga tiket masuk Kampung 3D hanya 7,5k IDR, sudah termasuk souvenir berupa gantungan kunci untuk dua orang dan parkir motor. Harga tiket masuk ke Kampung Warna-warni hanya 2k IDR, tapi souvenirnya berbeda yaitu berupa stiker. Menurut gue lebih menarik souvenir yang diberikan oleh pengelola Kampung 3D, sih. Lebih lucu dan bisa dipakai di tas.
Waktu yang tepat mengunjungi kedua kampung ini adalah sore hari, namun karena keterbatasan waktu, yang saat itu diburu oleh jadwal kereta pulang, akhirnya gue ke sana saat siang hari. Siapkan topi, gunakan pakaian, dan sepatu yang nyaman. Kontur tanah yang berundak-undak, bakal bikin kamu kecengklak kalau pakai sepatu hak stileto atau pakai baju dress si manis jembatan ancol. Bentar, itu mau jalan-jalan apa dugem?
Semua rumah dicat beraneka warna hingga detail terkecil sekali pun, seperti pagar dan kusen jendela. Sesuai namanya, di Kampung 3D, kalian akan menemukan banyak tembok yang dibuat dengan teknik 3D. Ada pula gardu pandang yang sengaja dibuat warga sebagai salah satu spot untuk foto.
Sementara itu di Kampung Warna-warni, kesan bright lebih terasa. Lukisan di tembok gak sebanyak di Kampung 3D, namun pemilihan warna cat yang lebih terang itu gak kalah eye catching dan instagramable banget.
Kupu-kupu syariah lagi lebaranan sama dolphin |
Jin kentung sebelum diusir dari kayangan. Eh ini jin kentung apa mimi peri? |
Jalanan di gang-gang yang ada di kedua kampung ini kecil-kecil, hanya cukup untuk dilintasi motor dan pejalan kaki saja. Gak usah takut bakal nyasar, karena ada banyak petunjuk di mana spot-spot yang bagus untuk foto.
Kalau ke Kampung Wisata Jodipan harus berani malu untuk bergaya di depan kamera. Warga kampung sudah mulai terbiasa kok dengan kehadiran pengunjung yang tiba-tiba numpang foto di depan rumah mereka. Malahan mereka gak akan sungkan untuk memberi saran di mana lokasi spot foto yang bagus kepada para pengunjung.
Perlu diingat, meskipun sudah menjadi objek wisata, area ini masih kawasan perumahan padat penduduk. Kalian saja pasti sebal kan kalau ada orang yang teriak-teriak apalagi rusuh di depan rumah? Jadi jangan ngelunjak, anggap saja lagi bertamu ke rumah orang.
Perlu diingat, meskipun sudah menjadi objek wisata, area ini masih kawasan perumahan padat penduduk. Kalian saja pasti sebal kan kalau ada orang yang teriak-teriak apalagi rusuh di depan rumah? Jadi jangan ngelunjak, anggap saja lagi bertamu ke rumah orang.
Di beberapa sudut, gue masih bisa mencium bau kurang sedap dari selokan-selokan yang ada di sana. Jujur sih, gue lebih suka menghabiskan waktu lebih banyak di Kampung Warna-warni. Menurut gue lebih bersih dan lebih cerah gitu. Tapi lukisan-lukisan dinding yang ada di Kampung 3D juga keren-keren banget. Keduanya worth to visit, kok. Hal yang masih perlu menjadi catatan untuk kedua kampung ini, hanyalah habit warganya yang tampaknya masih belum sadar kebersihan lingkungan. Di pinggiran sungai, masih banyak didapati tumpukan sampah. Jadi agak kurang sedap dipandang, gitu. Sayang, kan..
Lokasi Kampung Wisata Jodipan
Lokasi Kampung Wisata Jodipan berjarak sekitar 700 meter dari Stasiun Kota Malang. Kalian bisa jalan kaki atau naik becak ke sana dengan tarif 10k IDR saja. Mudah banget kok menemukannya, karena lokasinya berada tepat di pinggir Jalan Gatot Subroto.
Overall, Kampung Wisata Jodipan layak banget untuk dikunjungi. Setiap sudutnya bagus untuk dipotret. Lumayan tuh buat stok foto di instagram. Selain itu, gue berharap kampung ini bisa jadi percontohan bagi perkampungan kumuh lain agar bisa disulap menjadi kampung cantik seperti Kampung Wisata Jodipan ini. Ya gak harus mirip plek-ketiplek seperti Jodipan, tapi semangatnya untuk mempercantik diri inilah yang perlu dicontoh dan dijadikan inspirasi.
Semoga tulisan ini bisa jadi ide untuk perjalanan kalian yang akan datang, ya. Happy travelling!
FOLLOW ME HERE
10 Comments
Kalau ke sna kudu pake kaos warna cerah, biar ikutan ngejreng :-D
ReplyDeleteOh iya donk, biar gak kalah cetar. Pintu toilet umumnya aja ngejreng, masa kamu nggak.. #Eh #KemudianDikeplakMasSitam
DeleteSi kakak keceh banget deh dengan kacamata hitamnya. Melenggang cuek penuh wibawa gitu.
ReplyDeleteTapi bajunya juga lucu, santai gemesin /? lah salfok wkwkwk >.<
Wduiooooh. Ini Jodipan dari jaman kapan gitu masuk bucket list ga sampee sampeeee. Padahal cuma 15 menit doang dr kosan T_T
Yah nanti deh kapan-kapan.
Tapi emang bener ya. Meski wajah kampungnya udah cantik, inner beauty warganya juga perlu di rehabilitasi.................mwehehe.
Emang biasanya gitu, yang jauh diapelin, giliran yang dekat malah dianggurin. #Eaa
DeleteBanget! Harus membenahi habitnya juga supaya gak buang sampah sembarangan.
Wah kalo gw kesana sih harus siapin memory card yg banyak nih ahhahaa
ReplyDeleteSiapin memory card dan obat encok buat kang poto yang bakal motoin lo di sana. Hahahahaha
DeleteBaru tau kalau kesini ada tiket masuknya juga yaa.
ReplyDeleteKalau gak salah di Balikpapan juga udah ada kampung warna-warni gini. Kampung nelayan kalau gak salah :D
Ada, buat biaya perawatan dan kebersihan.
DeleteWah, ada juga, ya? Menarik tuh kayaknya!
wih akhirnya sekeren ini ya kampung jodipan :D waktu itu aku ke sana masih banyak yang di cat dan belum pembukaan. Semoga bisa kesana lagi
ReplyDeleteKampung warna warni ini sangat menarik. ada 2 kampung yang dipisahkan oleh sungai.
ReplyDeleteMasuk ke kampung-kampung ini dikenakan biaya. Wajar sih ga mahal cuma RP. 3000 perkampung. selain bisa masuk kita juga dapet souvenir gantungan kunci.
Kampung pertama lebih banyak didominasi rumah warna warni, kampung kedua "Kampung tridi" sangat menarik, walau rumah penduduk saling berdempetan penduduk disana ramah-ramah malah ngarahin gaya dan bantu untuk foto-foto.
Semoga kampung ini masih terjaga kebersihannya dan keramahan penduduknya.
Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!