Saat gue menulis blog post ini, sudah tepat sebulan setelah gue melakukan perjalanan ke Melaka. Trip ke Melaka ini sebenarnya bukan suatu yang sudah direncanakan sejak awal. Gue membeli tiket berangkat Jakarta – Singapura dan tiket pulang dengan rute Kuala Lumpur – Jakarta. Awalnya, dari Singapura gue berencana langsung menuju Kuala Lumpur. Namun, saat melihat peta dan ternyata Kota Melaka ini bisa disinggahi, gue memutuskan untuk mampir ke sana. Apalagi begitu tahu di Melaka banyak bangunan bersejarah dan spot-spot vintage lainnya, gue langsung mantap untuk bermalam di Melaka selama 2 malam.
Kota tua Melaka menjadi kawasan turis di
mana banyak wisatawan dalam dan luar negeri yang memang sengaja bermalam di
sana. Jaraknya yang hanya 148 km dari Kuala Lumpur atau sekitar 2 jam
berkendara. Kurang lebih seperti Jakarta – Bandung, deh. Ya bisa sih
pulang-pergi dalam sehari, tapi gue rasa bakal capek banget. Gue pribadi, gak
rekomen kalau hanya one day trip gitu. Minimal
menginap satu malam, lah.
Karena keterbatasan waktu, gue pun hanya sempat
menjelajahi kota tuanya selama setengah hari saja. Sisanya gue habiskan di
Klebang dan kebetulan keesokan subuh sudah harus bertolak ke Kuala Lumpur. Kalau
dibilang kurang, ya pasti kurang. Banyak banget tempat yang bisa dieksplor dan
gue jamin pasti kalian juga bakal suka dengan kota ini.
[Baca juga: Perjuangan ke Padang Pasir Klebang]
Gue nggak begitu tahu apakah ada paket walking tour di kota ini, karena gue pun nggak sempat mencari tahu dan teman-teman gue sepakat untuk buat walking tour sendiri saja. Minusnya adalah, gue jadi nggak tahu seluk beluk sejarah yang ada di Kota Melaka. Cuma sekedar keliling, baca sign board, dan foto-foto. Meskipun begitu, nggak kalah menyenangkan kok.
Anyway, mau tahu ada apa saja di Kota tua Melaka yang
bisa dikunjungi dalam waktu setengah hari? Nih, gue kasih tahu.
08:00 a.m : Sarapan di The Daily Fix Cafe
Kehidupan di Melaka sudah dimulai sejak pagi. Meskipun saat jam 8 pagi gue ke luar hotel masih belum tampak keramaian. Namun beberapa kedai makan dan cafe sudah buka. Pagi itu kami memilih untuk mengisi tenaga sebelum mengeksplor Kota Melaka. Review tentang cafe ini sudah gue tulis disini ya.
9:30 a.m: Jonker Walk Street
Kalau datang pas weekend, jalanan ini akan ditutup untuk kendaraan bermotor dan berbagai macam food street vendor akan memenuhi seluruh jalanan ini. Berhubung gue datang bukan pas weekend, jadi gue nggak bisa menikmati kondisi jalanan yang gue harapkan. Tapi tenang saja, di sepanjang jalan ini banyak terdapat bangunan lucu dan kafe-kafe yang menawarkan berbagai macam makanan lokal, seperti chicken rice ball, coconut milkshake, dan laksa.
10:00 a.m : Dutch Fort
Lokasinya nggak jauh dari Red Square, tapi gue sengaja skip red square dulu karena toh nanti bakal gue lewati juga saat balik. Dutch Fort ini merupakan salah satu benteng pertahanan Kota Melaka, sisa-sisa peninggalan Portugis. Entahlah apa memang sejak zaman dulu sudah begitu bentuknya atau nggak, untuk ukuran sebuah benteng pertahanan sepertinya terlalu kecil. Mungkin sudah mengalami perombakan sebelumnya. Di sini hanya ada beberapa meriam yang sudah nggak terpakai. Saat berada di sana, kebetulan lagi ada rombongan turis emak-emak dari Tiongkok. Nggak di mana-mana ya, kalau sudah namanya emak-emak berkumpul pasti heboh banget. Mau foto juga keder, soalnya mereka mencar dan jumlahnya banyak banget. T.T
10:30 a.m : Melaka River
Kota Melaka dibelah dua oleh Sungai Melaka. Sebenarnya cara paling asyik menikmati Sungai Melaka yaitu dengan naik river cruise pada sore hingga malam hari. Suasananya romantis banget kalau malam. Sayangnya, keterbatasan waktu nggak memungkinkan gue untuk mencoba serunya naik river cruise. Jadi pagi itu, gue hanya menikmati suasana di pinggir sungai sambil sesekali melihat river cruise yang lewat. Lokasi paling ideal untuk menikmati Sungai Melaka adalah di seberang Hotel Casa Del Rio. Ada beberapa tempat duduk di sana. Once again, I recommend you to come back here at night. :)
10:45 a.m : Samudera Museum
Tampak luar, museum ini bentuknya unik banget. Menyerupai kapal kayu tradisional yang megah banget. Harga tiket masuknya RM 10 atau sekitar 32k IDR. Gue nggak masuk ke dalam karena sayang duit. :D
Foto dari luar saja sebenarnya sudah cukup sih menurut gue, tapi kalau mau masuk juga nggak ada salahnya.
11:00 a.m : Menara Taming Sari
Nggak jauh dari Samudera Museum, ada satu wahana menarik yang sayang banget untuk dilewatkan. Menara setinggi 110 meter ini akan mengajak pengunjung untuk menikmati keindahan Kota Melaka secara 360 derajat. Pengunjung tinggal duduk manis saja mulai dari bawah hingga puncak menara. Seru banget! Sayang saja durasinya terlalu sebentar.
11:50 a.m : Taman Merdeka
Lokasi ini nggak sengaja masuk ke dalam list. Setelah dari Menara Taming Sari, gue hendak menuju St. Paul's Hills. Mau nggak mau malah mampir di taman ini. Lumayan juga sih, sekalian istirahat sebentar. Ada beberapa permainan ala anak TK, seperti ayunan, enjot-enjotan, dan prosotan. Buat yang masa kecil kurang bahagia, bisa menuntaskannya di sini. Sepi kok, jadi nggak bakal malu, deh. :p
Selain itu, juga ada bekas gerbong kereta yang entah dimanfaatkan jadi apa. Tapi untuk naik ke dalamnya, perlu beli tiket dulu. Gue sih no, ah.
12:10 a.m : Museum Umno
Tepat di depan museum ini, ada barisan bunga bougenville berwarna pink yang cantik sekali. Setelah gue melihat penampilan museum ini dari luar, ternyata bisa jadi spot lucu buat foto. Langsung deh, gue suruh Ulfa dan Ismi untuk berpose di sana. Gue juga ikutan pose, lah! :D
Terus masuk nggak ke dalam museumnya? Ya nggak, lah. Kan sayang duit. T.T
12:30 a.m : St. Paul's Hills
Perlu sedikit usaha untuk sampai ke bukit ini. Jejeran anak tangga yang tampaknya biasa saja, ternyata lumayan bikin ngos-ngosan begitu sampai di puncaknya. Di bukit ini ada bekas reruntuhan Gereja St. Paul yang dibangun pada tahun 1521.
13:30 a.m : Red Square (Dutch Square)
Karena lokasinya yang strategis dan dilalui banyak kapal perdagangan pada masa Hindia-Belanda, banyak bangunan peninggalan bersejarah yang masih kental terasa. Red Square bisa dikatakan sebagai landmark Kota Melaka, bangunannya yang seperti komplek dengan cat berwarna merah bata ini memang paling diminati para wisatawan yang datang ke Kota Melaka. Kalau mau agak sepi, datanglah saat pagi hari.
Di Red Square ini, setidaknya terdapat empat
bangunan berbeda bekas peninggalan dari empat negara yang pernah singgah di
kota ini. The Stadthuys dan Chris Church merupakan peninggalan Belanda, Queen
Victoria’s Fountain dari Inggris, Tan Beng Swee Clock Tower dari China, dan
Famosa yang agak sedikit mencar di dekat St. Paul’s Hills. Unik banget deh
pokoknya!
14:30 : Dataran Persahabatan Malaysia - China
Lokasi ini dekat sekali dengan penginapan gue selama di Melaka. Hanya ada batu bertuliskan "Dataran Persahabatan Malaysia - China". Konon taman kecil ini dibuat untuk memperingati 600 tahun kedatangan Laksamana Cheng Ho. Familiar dengan namanya? Berarti kamu mesti ke Semarang dulu untuk tahu siapa doi. :p
Add: Malaka River Cruise at Night
As I told you earlier, jika punya waktu hingga malam, sebaiknya cobain naik river cruise di Sungai Melaka. Kalau pun nggak berminat karena kendala budget atau takut masuk angin, coba deh nongkrong di salah satu kafe yang ada di sepanjang pinggir sungai. Gue melakukan hal ini begitu tiba dari Klebang. Jadi, setelah selesai melakukan walking tour hingga pukul 3 sore, gue kembali ke hotel. Lalu melanjutkan perjalanan ke Klebang. Sepulangnya dari Klebang, gue nongkrong di kafe yang kebetulan juga ada di hotel tempat gue menginap. Suasananya mirip di Amsterdam atau Venice lah kurang lebih.
Lucunya, para penumpang yang ada di dalam river cruise selalu melambaikan tangan ke arah kami tiap kali lewat. Karena lebih dari sekali, akhirnya gue dan teman-teman ikutan dadah-dadah juga ke arah mereka. Menghibur banget! Ketika kaki lagi pegel, nikmatin pizza sambil melihat river cruise yang hilir mudik di hadapan kami. Ditambah lagi pantulan cahaya lampu di air sungai dan alunan lagu raggae dari kafe tetangga, semakin membuat suasana malam itu makin asyik.
Semakin mirip di Amsterdam, kan? :p |
Kalau ada kesempatan di lain waktu untuk mengunjungi Malaysia, gue ingin sekali main ke Melaka lagi. Karena mengeksplor kota ini dalam waktu sehari, apalagi cuma setengah hari itu nggak bakal cukup.
Tiap sudut kotanya insta-worthy banget. Ibarat kata nih ya, maju sejengkal saja pasti nemu spot lucu. Udara di Melaka kurang lebih sama seperti di Jakarta. Jadi kenakan pakaian yang ringan dan yang nggak gampang bikin gerah. Apalagi kan mau walking tour.
Semoga postingan kali ini dapat berguna buat teman-teman yang sudah berencana mengunjungi Kota Melaka. Terima kasih sudah mampir. Ciao!
Becak hias kalau di Indonesia kita sebutnya odong-odong kali ya :D |
Sulis, Ulfa Renbow, Kendall Jenner |
Rute Walking Tour di Melaka |
Related Post
FOLLOW ME HERE
12 Comments
Kakak editnya keren!
ReplyDeleteWaah tau gini dulu mampir (akibat dah lelah blogwalking) --
ada tuh nyampe KL subuh, trus flight besoknya jam 6...kita cuma ngiter di KLCC aja. Sayang banget ya :(
Aku terpesona! Kakak bisaan banget dapet spot2 dan angle2 yang keren loh xD
anyway, thanks for the information :)
Wah, iya tuh masih sempat PP ke Melaka ya. Busnya murah lagi KL-Melaka cuma 30 ribuan doank.
DeleteHahahaha mata kudu jeli banget kalau mau dpt angle bagus.
Makasih Nida... :*
Fotonya cantik-cantik banget siiih Rizkaa... Bikin pengen balik lagi ke Melaka :(
ReplyDeleteSetauku dulu (tahun 2015) ada Melaka Tour pakai Melaka Duck, startnya dari Taming Sari. Kita diajak muter-muter kota Melaka sampai ke Masjid Terapung Selat Melaka. Tapi sayangnya, kita gak bisa turun dari mobilnya. Tapi enakan explore kotanya sambil jalan-jalan sih yaa, kadang bisa nemu spot foto yang tersembunyi :D
Makasih banyak Minda... :*
DeleteIya, aku sempat lihat yang Duck Tour itu pas lagi di Menara Taming Sari. Iya itu dia, bisa bebas berhenti di mana pun buat poto-poto :D
Iiiiiiih jam segitu siang-siang kok sepi aja Red Square, biasanya kayak cendol. Bener klo mau sepi datang jam 7an deh. Aku belain bangun pagi demi Red Square yang sepi. Btw kota ini klo siang happening banget tapi klo malam kayak kota mati, sepi hahaha. Masih tetep panas gak sih di Melaka?
ReplyDeleteLah itu segitu termasuk sepi ya? :D
DeleteMungkin karena lagi musim hujan ya, terus weekday pula jadi itungannya masih sepi.
Emberrrr... kalau malam kayak kota-kota di film kungfu jadul di RCTI T.T
Besok-besok bawa tripod mini (gorilaz) biar bisa foto bareng bertiga. Kali aja mirip tiga serangkai buahahhahah
ReplyDeleteUdah bawa kok, mas. Itu foto light trailnya river cruise pas malam pakai gorila pod. Tapi pas siang-siang itu karena panas banget, jadi malas nyeting gorila pod sama kameranya. Lebih cepat ganti-gantian gitu :D
DeleteSukses banget tripnya. Happy dan banyak foto ciyamiks ! Terbayks. Kapan2 aku ikut ya Dal. Stock foto instagramable mulai menipis #pelukkalengchips
ReplyDeleteharus berapa kali ikutan kuis chips buat jalan2 ke luar negeri ini kita? :))
Deletehii.. Mau tanya, yang dataran persahabatan itu di dekat mana ya ?
ReplyDeleteAda di belakangnya Hard Rock Cafe. Di samping Hard Rock kan ada jalan kecil yang di pinggir sungai, jalan lewat situ aja nanti gak jauh dari situ langsung ketemu.
DeletePlease notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!