Tanpa ragu gue langsung
membuka inbox email kantor dan mengklik email yang dimaksud. Mata gue
langsung mencari kalimat 'day 1' di dalam isi email tersebut. Gue
cukup senang dengan isi itinerary yang dibuat oleh panitia outing
kantor kali ini. Setidaknya itinerarynya kali ini punya kegiatan
dibandingkan dengan outing tiga tahun lalu.
Akhir November lalu,
kantor gue mengadakan annual outing ke Jogja. Berhubung gue dan Kak
Didi sudah curi start dengan tiba sehari lebih dahulu sebelum
rombongan dari kantor, jadi di hari kedatangan rombongan, kami berdua
menyusul ke Stasiun Tugu. Kegiatan pertama hari itu adalah Merapi
Lava Tour.
Sudah sejak lama gue
ingin mencoba off road di Merapi, cuma belum kesampaian. Eh nggak
nyangka bakal ke sana juga. Gratisan pula ye kan. Sebelum bus melaju
ke kaki Gunung Merapi, kami berhenti sejenak di Restaurant Ambar Ketawang untuk
mengisi perut terlebih dahulu.
Untungnya gue sudah sampai di Jogja sejak Jumat.
Soalnya kasihan lihat rombongan yang baru tiba pagi itu dan langsung
beraktivitas, off road pula. Pasti capek, mana belum mandi. Kalau gue
kan alis udah on dan tajam setajam clurit yang bisa bacok
mulut para lelaki yang suka berdusta.
Gue sudah mengharapkan
menu sarapan yang lezat, namun apalah yang didapat, rasa makanannya
hambar. Bersyukur sehari sebelumnya sudah puas menyicipi kuliner di Jogja dan malamnya ditutup dengan gudeg pawon.
Jadi nggak cranky banget lah. Kelar sarapan, kami langsung ke tempat
tujuan.
Dari pusat kota menuju
Kaliurang, dapat ditempuh kurang lebih 70 menit. Itu pun kalau nggak
macet, ya. Syukurlah lalu lintas dan cuaca pagi itu cukup bersahabat.
Setibanya di tempat
tujuan, sudah tampak jeep-jeep yang siap mengajak para pengunjung
untuk lava tour. Satu jeep hanya bisa diisi maksimal empat orang
saja. Semua orang langsung sibuk mencari teman satu jeep. Kali ini
gue se-jeep dengan Kak Didi, Kak Naya, dan Pak Yitno.
Jeep yang kami tumpangi
jalan di barisan paling belakang. 10 menit pertama, jalanan yang kami
tempuh masih beraspal. Gue sudah mewanti-wanti driver jeep untuk
memberi tahu jika akan melewati genangan air. Soalnya menurut
pengalaman gue pas off road di Bejiharjo dan Nglinggo, gue sama
sekali nggak bisa ngeluarin kamera dari tasnya. Boro-boro megang
kamera, kedua tangan gue sudah repot nyari pegangan biar selamat.
Nggak mau terulang lagi, makanya dari awal naik jeep langsung gue
bilangin dulu drivernya.
Museum Sisa Hartaku
Perhentian pertama, jeep
kami berhenti di depan Museum Sisa Hartaku. Dulunya museum ini adalah
rumah penduduk. Saat bencana alam meletusnya Gunung Merapi, seluruh
rumah yang ada di daerah itu habis luluh lantah tertelan lava panas
Gunung Merapi. Termasuk rumah yang sekarang sudah menjadi museum itu.
Tragis!
Konon, jumlah korban yang
meninggal saat itu bisa ditekan, namun karena mereka diberitahu bahwa
lava Merapi nggak bakalan turun ke desa mereka, alhasil mereka tetap
bertahan di rumahnya. Nggak disangka malah desa mereka yang habis tak
bersisa.
Masih ingat dengan
almarhum Mbah Marijan? Beliau salah satu korban yang nggak selamat.
Bahkan jenazahnya konon ditemukan sedang dalam keadaan bersujud.
Rasanya masih samar-samar mengingat berita di televisi mengenai
kepergian Mbah Marijan akibat bencana ini.
Barang-barang yang
nyaris menjadi abu disimpan dan dipajang di museum ini, seperti tv,
teko, kursi, sepeda motor, dan masih banyak lagi. Salah satu
bukti peninggalan tragedi yang paling membekas adalah jam dinding
yang jarumnya masih menunjuk waktu terakhir saat peristiwa tersebut
berlangsung.
Setelah pulih dari
bencana, rumah tersebut akhirnya dijadikan Museum demi mengenang
kedahsyatan erupsi Gunung Merapi. Selama di dalam museum ini, gue sempat sedih melihat sisa-sisa peninggalan paska bencana. Kebayang nggak sih kalau hal itu terjadi di keluarga kalian?
Nggak terlalu lama di
museum ini, kami langsung beranjak ke pemberhentian selanjutnya,
yaitu Batu Alien. Gue nggak ngerti kenapa dinamakan demikian.
Maklumlah kalau pergi secara rombongan gitu kan suka dicuekin tour
leadernya. Jadi ngikut doank, tanpa kebagian 'suara' pemandu tournya.
#kzl
Batu Alien
Di Batu Alien kami hanya
foto rombongan saja. Di sini juga ada spot foto dengan burung hantu.
Gue cuma motoin teman-teman saja, nggak tertarik untuk foto bareng
burung hantunya. Untuk bisa foto bareng dengan burung hantu akan dikenakan charge 10k IDR per orang.
Saat perjalanan menuju ke tempat pemberhentian selanjutnya, kondisi jalanan yang kami lalui hanya terbuat dari tanah. Nah, ini baru seru! Kalau off road di atas aspal ya namanya bukan off road ye kan. Gue, Kak Didi, dan Kak Naya berdiri dari bangku belakang. Setiap kali jeep lewat lubang sekecil apa pun pasti kami bertiga langsung teriak histeris. Lebay ye. Saking lebaynya teriakan kami bertiga, sampai menarik perhatian orang-orang di jeep lain. Bodo amat dah, kalau off road cuma senyum-senyum mah nggak seru atuh. Mau foto KTP kali ah senyam-senyum.
Menurut gue, gaya nyetir drivernya termasuk sangat sopan untuk sekelas driver jeep. Nggak ada drama mobil ngepot apalagi ajluk-ajlukan layaknya sedang off road. Ya kayak lagi naik mobil lewat jalan jelek aja gitu. Gue sih nggak masalah, daripada kenapa-kenapa. Mendingan pelan-pelan asal selamat sampai tujuan. Kutunggu jandamu. Doa ibu.
Ini naik jeep atau truk pantura?
Bunker
Pemberhentian terakhir
adalah Bunker Kaliadem. Di sini terdapat ruangan bawah tanah yang
dibangun sebagai tempat berlindung ketika erupsi Gunung Merapi
terjadi. Ruangannya sangat gelap, lembab, dan kecil. Bagi yang punya
claustrophobia, lebih baik nggak usah masuk. Gue aja berasa
pengap banget.
Lagi-lagi saat di Bunker
gue merasa ketinggalan rincian informasi mengenai tempat ini. Jadinya
setelah membaca petunjuk, gue langsung bergabung dengan rombongan
lain untuk foto-foto. Setelah itu lanjut naik jeep lagi.
Gue bertanya-tanya mau ke
mana lagi setelah dari Bunker Kaliadem. Ternyata jeep langsung menuju
tempat keberangkatan awal. Lah, udah nih?, dalam hati gue gue
merasa sedikit kecewa. Kayaknya nanggung banget gitu tournya.
********************
Setelah bertanya dengan salah satu panitia, ternyata tour kali itu mengambil paket yang short track. Makanya cuma sebentar. Pantas saja, dulu gue pernah nonton youtube orang yang lagi ikut Lava Tour. Di video itu memperlihatkan mobil jeep yang melintas genangan air sungai yang dangkal. Kok ini nggak ada? Padahal sudah siap sedia kantong kresek lho buat antisipasi melindungi kamera dari kena cipratan
Tapi nggak masalah, sih.
Setidaknya rasa penasaran gue sudah terbayarkan. Gratisan pula kan.
Jadi untuk apa mengeluh, yang penting bucket list checked,
sis. Mungkin lain kali bisa balik lagi ke sana dan mencoba yang long
track.
Rata-rata harga paket
Merapi Lava Tour untuk short track sebesar 350k IDR, medium track
450k IDR, dan long track sebesar 650k IDR. Durasi tour yang short
track sekitar 1,5 – 2 jam. Sudah banyak kok penyedia Merapi Lava
Tour di sekitar Kaliurang dan di mbah google.
Untuk meredam sedikit
rasa kecewa karena tournya yang terlalu cepat berakhir, gue, Kak
Didi, Kak Naya, dan Pak Yitno nyanyi-nyanyi nggak karuan. Segala
judul lagu dangdut kami dendangkan. (((DENDANGKAN))).
Sesampainya di poin
pertama, tempat pertama kali kami berangkat naik jeep, sudah ada
hasil foto yang sudah dicetak. Sama seperti di objek wisata lain,
para pengunjung langsung mengerubungi jejeran foto-foto yang digelar
di atas terpal. Gue pun ikutan mencari foto yang sekiranya ada wajah
Kendall Jenner. Ternyata cuma sedikit. Sekalinya ada pun, pas posenya
lagi jelek. Jadi nggak tertarik untuk membeli. Ya udah diikhlaskan
saja fotonya buat para fans di Kaliurang.
FOLLOW ME HERE
11 Comments
Kucari-cari insiden di Jeep nggak ada yang seru buahahahahahha. Tep yang paling seru itu di Nglinggo buahahhahahahhah
ReplyDeleteOff road di Nglinggo emang paling gila. Eh, ntar ngomong gini ada yang baper lagi T.T
DeleteNjirrrr... Berharap nemu tulisan bunyi "robek" (lagi) di sini, ku malah nemu quote truk panturaan. Wkwkwkwkw somplak! Btw ku belon pernah lava tour :(
ReplyDeleteHahahaha..
DeleteMasa orang Boyolali yang cuma selemparan kolor ke Lava Tour belum pernah :p
Aku udah lama mau ke sini tapi belum kesempea uhuhuhu
ReplyDeleteCabal eaaa
Deletekemarin pas ke yogya aku gak sempat buat ambil tour ke merapi ini, menarik juga lihat museumnya.
ReplyDeletePaling menarik memang museumnya sih menurutku.
Deletebelum pernah ke gunung merapi, hanya melihatnya dari jauh, lava tournya bikin jadi throwback, tour yang sarat makna
ReplyDeleteJadi penasaran kalo yang panjang kemana lagi ya :D
ReplyDeletewah menolong banget info ttg lava tournya. lengkap padat dan jelas.
ReplyDeletesaya jadi bisa mutusin mending pake tour yg rute pendek / menengah :)
Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!