"Di mana spot terbaik melihat sunrise di Jogja?"
Kurang lebih pertanyaan itu lah yang gue tanyakan pertama kali begitu tahu bahwa kereta yang gue tumpangi, bakal tiba sekitar pukul 3 dini hari.
Beruntung sekarang sudah banyak dibantu oleh Google. Hasilnya terkadang lebih terpercaya dibandingkan bertanya ke orang-orang. Gue pun sempat bertanya ke beberapa teman yang bermukim di Jogja dan sekitarnya tentang tempat-tempat yang lagi hits di Jogja, malah dikasih jawaban ngaco. Kemudian hasil pencarian di google mengerucut dan akhirnya memutuskan untuk ke Bukit Panguk Kediwung.
Gue sama sekali nggak tidur saat di perjalanan
menuju Dlingo, maklumlah gue punya masalah trust
kalau sama orang baru. Apalagi ini menyangkut keselamatan berkendara. Gue kan
nggak tahu si driver nyetir mobilnya halus atau sradak-sruduk, apakah nanti
beneran diantar sampai tujuan atau nggak. Lebay? Biarin deh, yang penting
selamat sampai tujuan. Mana ini cuma berdua doank kan sama Kak Didi. Sekalian
juga sih memang sengaja mau menghapal jalan. Belum pernah ke Dlingo sebelumnya.
Alhamdulillah, cara nyupir sang driver lumayan enak.
Anyway, tujuan kami kali ini adalah ingin
menangkap moment sunrise di Bukit Panguk Kediwung. Di tengah perjalanan, belum tampak kemunculan matahari. Padahal sudah pukul setengah enam. Gue masih berprasangka baik, siapa tahu kayak pas lagi mengejar sunset ke Embung Nglanggeran, tiba-tiba mataharinya muncul gitu setelah seharian mendung.
Pagi itu jalanan masih sepi, tanpa menemui macet sekali pun. Setelah sekitar satu jam berkendara dari Stasiun Tugu, akhirnya kami sampai di Bukit Panguk Kediwung. Sayangnya, begitu sedikit lagi kami tiba di tujuan, gerimis mengundang donk pemirsa. #kzl
Pagi itu jalanan masih sepi, tanpa menemui macet sekali pun. Setelah sekitar satu jam berkendara dari Stasiun Tugu, akhirnya kami sampai di Bukit Panguk Kediwung. Sayangnya, begitu sedikit lagi kami tiba di tujuan, gerimis mengundang donk pemirsa. #kzl
"You can plan a pretty picnic, but you can't predict the weather"- The Vines
Jangankan bisa melihat sunrise, seluruh langit
tampak kelabu. Nggak ada tanda-tanda sinar matahari sedikit pun. Terlanjur
sudah sampai di Bukit Panguk Kediwung, kami pun nggak langsung patah semangat.
Kami tetap turun dari mobil dan berjalan menuju spot foto yang ada di sana.
Meskipun harus becek-becekan.
Kondisi jalan yang ada di sana agak riskan
selepas hujan. Masih banyak tanah di sela-sela bebatuan, membuat
jalanan agak licin. Gue berjalan hati-hati banget, takut kepleset. Begitu gue
nengok ke belakang, eh ternyata Kak Didi sudah jatuh terpleset duluan. “Waduh, nggak
apa-apa, kak? Sini!”, gue panik lihat dia jatuh meluncur gitu. Belum sempat gue
bantuin dia untuk berdiri lagi, dia keburu bangun duluan. “Nggak papa, udah Oma
jalan aja”, katanya. Ternyata dia buru-buru bangun karena takut keburu dilihat
orang. Gercep juga, yes. “Beneran nggak apa-apa?", tanya gue kembali meyakinkan. Dia hanya mengangguk. "Tapi sayang lho, kak, belum
gue foto pas jatuh tadi”, kata gue. “Brengsek!”, Kak Didi protes sambil
cekikian :D
Di Bukit Panguk Kediwung, kurang lebih ada lima
spot foto yang disediakan pengelola. Spot kuda Pegasus menjadi spot yang paling
banyak diminati pengunjung. Gue dan Kak Didi nggak mencoba spot tersebut.
Pertama, nungguin orang kelar foto yang lama banget. Kedua, kami sadar diri
takut roboh gardunya.
Gue hanya foto di tiga gardu yang bentuknya
kurang lebih sama, hanya posisi dan lokasinya saja yang berbeda. Oh iya, satu
spot dikenakan biaya sebesar 3k IDR saja per orang. Jika ramai, satu spotnya
diberi batas waktu sekitar 3 menit saja.
Berhubung saat gue datang situasinya sepi banget, jadi bisa foto-foto sepuasnya. Mungkin karena sedang musim hujan, makanya sepi. Maklum, waktu terbaik mengunjungi Bukit Panguk Kediwung adalah saat sunrise. Pun begitu dengan beberapa objek wisata lain yang ada di kawasan Dlingo. Jadi kalau cuaca sedang nggak mendukung seperti pagi itu, rasanya cukup disayangkan saja.
Berhubung saat gue datang situasinya sepi banget, jadi bisa foto-foto sepuasnya. Mungkin karena sedang musim hujan, makanya sepi. Maklum, waktu terbaik mengunjungi Bukit Panguk Kediwung adalah saat sunrise. Pun begitu dengan beberapa objek wisata lain yang ada di kawasan Dlingo. Jadi kalau cuaca sedang nggak mendukung seperti pagi itu, rasanya cukup disayangkan saja.
[Baca juga: Rekomendasi Tempat Kuliner Enak di Jogja]
Namun begitu, menurut gue pemandangannya tetap bagus meskipun dalam kondisi mendung. Apalagi saat sunrisenya muncul ya, pasti bakal bagus banget! Kalau kabut lagi turun, suasananya malah jadi lebih magis. Serasa negeri di atas awan.
Satu hal yang jadi perhatian khusus gue adalah kurangnya alat pengaman. Gardu-gardu dan jembatan yang ada di sana jadi licin karena hujan. Gue agak ngeri juga takut kepleset dan langsung masuk jurang. Kalau ada tali pengaman atau at least pegangan yang kokoh di jembatan dekat gardu, mungkin akan lebih aman.
Ada warung
penjual makanan dan minuman yang berlokasi di dekat parkiran. Tapi jangan harap
menunya advance ya, hanya ada mie instan dan gorengan saja. Ya lumayan lah buat
ganjel perut.
Harga tiket masuk per orang hanya 5k IDR saja. Untuk sebuah objek wisata yang sedang hits di Jogja seperti Bukit Panguk Kediwung ini, harga tiket masuk dan biaya per spot foto masih relatif murah. Coba saja bandingkan dengan Kalibiru. Pengalaman saat di Kalibiru pernah gue tulis di sini. Harga tiket masuknya nggak begitu mahal sih, hanya 10k IDR. Tapi biaya foto per spotnya bisa 15k IDR per orang. Belum lagi antrinya yang lama banget. Kapok deh gue ke sana!
Jika kalian datang ke Bukit Panguk Kediwung bersama anak-anak, harap selalu didampingi, ya. Sebab banyak area yang cukup berbahaya jika anak-anak dilepas begitu saja.
Sejujurnya gue masih penasaran untuk bisa dapat moment sunrise beneran di sini, gue janji bakal balik lagi ke Bukit Panguk Kediwung buat foto sunrise. Tentunya saat cuaca dan musim yang mendukung. Nggak kehujanan seperti di cerita ini.
Selain Bukit Panguk Kediwung, gue juga mampir
ke salah satu spot foto yang belakangan hits di timeline instagram. Mau tahu
apa? Nantikan next post di Nidyholic, ya.
Peta menuju Bukit Panguk Kediwung
Masih bingung mau ke mana aja selama di Jogja? Cek di sini ya!
Baca juga:
JogJa Road Trip
Places
Ratu Boko ~ 6 Beaches in Gunung Kidul ~ Taman Sari ~ Queen of South Beach Resort ~ Lava Tour Merapi ~ Bukit Panguk Kediwung
Culinary in Yogyakarta
Bale Raos ~ Roaster & Bear Cafe ~ Tempo Gelato ~ Filosofi Kopi
Gudeg Pawon ~ Rekomendasi Kuliner Jogja
Gudeg Pawon ~ Rekomendasi Kuliner Jogja
14 Comments
Wahhh keren banget, kaya negeri di atas awan ya.
ReplyDeleteIya, coba sunrisenya keluar ya T.T
DeleteSatu deretan Panguk, melewati Jurang Tembelan, sebelumnya lagi melewati Songgolangit. Kalau belok kanan melewati Mojo. Di sana gudangnya tempat wisata untuk instagram ahahhahah
ReplyDeleteIya, mas. Aku udah tahu kok dari Google.
DeleteSungguh menyenangkan banget lihat indahnya alam dari ketinggian..
ReplyDeleteDitambah udaranya yang masih fresh ya
DeleteSaya ngeri kepleset kalau hujan gitu. Tapi asiknya sepi, ya. Apalagi buat yang gak pedean kayak saya, kalau banyak orang suka mati gaya buat foto-foto :)
ReplyDeleteIya, rawan kepleset emang. Itu teman saya salah stau korban. :D
Deletesekitaran jogja memang gaada habisnya yaaa. selalu ada tempat baguss buat wisata
ReplyDeleteBener banget!
DeleteSaya penasaran mba sama spot foto kuda pegasus itu mba
ReplyDeleteKalo googling banyak kok fotonya. Saya sengaja gak fotoin karena lagi ada orang di situ.
Deleteini elo dateng jam berapa? allahuakbar, bisa dapet kabut2nya gitu. gue agak mager sih kemarin pas ke sini, jadinya cuma dateng jam 6 lebih gitu. hahahaha
ReplyDeleteJam setengah 6 udah sampe sana. Mungkin karena abis hujan jadi banyak kabut
DeletePlease notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!