Setelah trip ke Jepang pas musim semi yang lalu, pertanyaan yang paling banyak masuk ke DM adalah "Berapa budget travelling ke Jepang tanpa travel agent?". Gue merencanakan trip ke Jepang tanpa agent tour sama sekali, mulai dari membeli tiket, membuat itinerary, booking penginapan, sampai urus visa. Semua gue kerjakan sendiri. Ada kepuasan batin saat membuat trip sendiri, karena gue bebas menentukan mau pergi ke mana saja, mau naik apa saja, dan jam berapa saja. Apalagi kalau ternyata total biaya yang dikeluarkan lebih murah daripada memakai jasa agent tour. Jadi kira-kira berapakah total budget yang gue habiskan untuk travelling ke Jepang selama 11 hari?
Travelling ke Jepang tanpa travel agent, berapa budget yang dibutuhkan?
Murah atau mahal itu relatif.
Bicara soal Jepang, biaya hidup di sana memang relatif mahal dari
kacamata #SobatMiskin, seorang warga Indonesia yang pekerjaannya hanya
sebagai staff biasa di perusahaan swasta. Mungkin kalau Nia Ramadhani
yang bicara bisa lain cerita lagi.
Daripada kelamaan menerka, langsung saja yuk kita lihat rincian budget travelling ke Jepang.
Jadi total budget yang gue habiskan selama 11 hari di Jepang adalah Rp. 16,399,939. Kalau tanpa tiket PP pesawat, totalnya Rp. 10,916,639. Kalau dipukul rata, per harinya menghabiskan Rp. 992,421. Apabila kalian mau merencanakan trip ke Jepang, sebaiknya persiapkan setidaknya Rp. 1juta per hari biar aman. Karena pengeluaran di atas belum sama biaya buat beli oleh-oleh.
"Kak, tapi si Anu murah deh cuma Rp. 5juta doank"
Mm, kalau gitu kalian mesti bandingkan dulu isi itinerarynya. Sama atau nggak? Si A beli tiket ke USJ juga, nggak? Dia ke Tateyama juga, nggak? 11 hari juga kah? Jadi besarannya budget ini sebenarnya bisa kalian sesuaikan. Gue cuma membagikan apa yang sudah gue alami. Karena bisa jadi kalau nanti ke Jepang lagi, pengeluaran gue lebih besar atau kecil.
Sekarang banyak kok tiket pesawat yang promo. Maskapai AA nggak sampai Rp. 3juta untuk promo tiket PP Jakarta - Tokyo. Meskipun rutenya sudah ditutup juga, jadi harus transit lagi per 1 Oktober 2018. Sekelas Singapore Airlines pun pas promo travel fair di salah satu mall juga cuma sekitar Rp. 3.8juta. Kenapa gue bisa lima jutaan? Soalnya gue beli via websitenya dan nggak pas lagi ada promo apa-apa. Tapi di tanggal keberangkatan gue, harga tiket PP segitu termasuk murah kok. Soalnya gue bandingkan dengan AA di tanggal yang sama, malah AA jauh lebih mahal, sekitar 6jutaan. Ya mending SQ laaaah... #Sombong
Klook.com
Pos Pengeluaran Terbesar
Dari
rincian di atas, terlihat bahwa post Pre-Vacation memakan porsi biaya
paling banyak. Tapi itu kan hanya terdiri dari tiket return Jakarta -
Tokyo, pembuatan visa, dan sewa WiFi. Ketiga post itu bukan biaya yang
dihabiskan untuk hidup selama berada di Jepang. Sementara biaya paling besar untuk
hidup di Jepang ada di transportasi.
1. Transportation
Transportasi
adalah biaya yang paling banyak dihabiskan selama di Jepang. Ongkos
kereta dan bus di sana tergolong mahal jika dibandingkan dengan
Indonesia. Tarif kereta dalam kota (subway) termurah yang pernah gue
habiskan adalah ¥140 (sekitar Rp. 18,200). Itu untuk jarak paling dekat,
kurang lebih hanya 2-3 stasiun. Sementara kalau di Indonesia, jarak
Jakarta - Bogor saja hanya Rp. 6,000. Kebayang kan perbedaannya?
Tarif
bus antar kota (Willer Express Bus) dari Tokyo ke Kyoto menghabiskan
budget sekitar Rp. 500ribuan - 700ribuan. Total perjalanannya sekitar
7-8 jam. Jaraknya seperti Jakarta - Yogyakarta, yang kalau naik kereta
eksekutif paling hanya sampai Rp. 400ribuan.
Untungnya
ada banyak pilihan kartu pass di sana. Selama di Tokyo gue menggunakan
Tokyo Metro Pass seharga ¥1,200 untuk pemakaian selama 48 jam. Kartu
pass ini sangat membantu untuk menekan budget transportasi, karena bisa
digunakan secara unlimited selama waktu yang berlaku. Nggak kebayang deh
kalau tanpa kartu pass ini bakal habis berapa, karena gue lumayan
sering salah turun stasiun. :D
2. Attraction
Pos
ini sebenarnya bisa banget ditekan ke bawah. Caranya? Ya tinggal nggak
usah beli tiket Universal Studio Japan (USJ) dan Tateyama Kurobe Alpine Route. Karena dua hal ini adalah penyebab utama mengapa budget gue bisa
bengkak. Harga tiket USJ yang gue beli di Japantrips.co yaitu Rp.
985,000. Harga segini sudah terbilang paling murah pada saat itu.
Tateyama
Kurobe Alpine Route juga nggak kalah mahal. Biaya yang gue habiskan
untuk membeli tiket terusan adalah ¥9,000 (sekitar Rp. 1,170,000). Mahal
banget, kan bok! Tapi kenapa gue rela menghabiskan duit sebanyak itu?
Karena pengalaman dan memori itu berharga banget. Tsaelaaaah..
Ya kapan lagi kan lihat tembok salju di Musim Semi?
3. Meals
Harga
makanan di restaurant sebenarnya sama seperti harga makanan di
mall-mall yang ada di Indonesia. Seporsi ramen di Ayam Ya harganya ¥850
(sekitar Rp. 110,500). Mirip kan harganya dengan ramen-ramen yang ada di
mall? Enaknya kalau makan di restaurant yang ada di sana, minumannya
free berupa ocha dingin atau hangat.
Gue juga
sempat cobain satu set sushi di Tsukiji Market. Harganya ¥2,500 (sekitar
Rp. 325,000). Ini baru terasa mahal. Hanya saja karena ini dihabiskan
pas hari-hari terakhir di Jepang, jadi gue ikhlas saja mengeluarkan
kocek lebih banyak. Soalnya berasa hambar kalau ke Jepang tanpa makan
sushi.
Kalau untuk jajan di Konbini,
harus lebih tricky. Harga air mineral ukuran 300ml yaitu ¥108 (sekitar
Rp. 14,040). Sebenarnya harganya sih cuma ¥100, yang ¥8 itu pajaknya.
Jadi di Jepang itu harga-harga yang tercantum belum termasuk pajak 8%. Makanya sebelum membeli harus teliti dulu. Mereka pasang banderol harga ada
dua, yang di atas itu harga sebelum pajak, yang di bawah harga setelah
dikenakan pajak. Konon, kalau menjelang tengah malam, beberapa Konbini
bakal kasih discount hingga 50% untuk produk bento dan makanan-makanan
segar seperti onigiri. Sayangnya gue belum pernah nemu discount seperti
ini selama di sana.
4. Accomodations
Sebenarnya
porsi pengeluaran untuk makanan dan akomodasi ini hampir sama besar.
Berhubung pas penginapan di Osaka gue redeem points Airbnb, jadi lumayan
berkurang banyak. Ya bayangkan saja, dari harga sekitar Rp. 2jutaan
jadi hanya membayar sekitar Rp. 300ribuan. Setelah dibagi berempat,
masing-masing hanya patungan Rp. 64ribuan. Mungkin kalau gue nggak
redeem points ini, pos akomodasi bakal menempati posisi ketiga.
Secara
keseluruhan, harga penginapan yang ada di Jepang masih terbilang
standard kok. Masih lebih mahal harga-harga penginapan di Singapore.
Kalau ke Jepang, coba cari penginapan via Airbnb. Karena jauh lebih
murah ketimbang hotel biasa.
5. Miscellaneous
Miscellaneous ini hanya terdiri dari biaya-biaya sewa loker. Harga sewa loker di
Jepang rata-rata sama. Ukuran loker yang large, bisa memuat koper
berukuran hingga 33", harganya ¥800 (Rp. 104,000). Ukuran yang paling
kecil, bisa memuat ransel, harganya sekitar ¥300.
Tapi
ada satu tempat penitipan koper yang termurah selama gue di sana, yaitu
pas di Arashiyama. Jadi waktu itu coin locker yang ada di
Saga-Arashiyama Station sudah full, akhirnya nanya ke petugas stasiun
dan direkomendasikan untuk menitip di salah satu tempat penyewaan sepeda
yang lokasinya dekat banget dengan stasiun.
Ternyata untuk koper ukuran besar (29" - 33") harganya hanya ¥300. Lebih murah 62.5%, coy! Mana bapak-bapak yang kerja di tempat penyewaan sepeda itu baik banget. Nanti bakal gue buat postingan sendiri tentang tempat rental sepeda di Arashiyama ini, deh.
Ternyata untuk koper ukuran besar (29" - 33") harganya hanya ¥300. Lebih murah 62.5%, coy! Mana bapak-bapak yang kerja di tempat penyewaan sepeda itu baik banget. Nanti bakal gue buat postingan sendiri tentang tempat rental sepeda di Arashiyama ini, deh.
Gimana? Sudah kebayang belum berapa budget yang dibutuhkan untuk travelling ke Jepang? Kalau kalian berencana travelling ke Jepang pas Winter, mungkin bisa lebih murah lagi biayanya. Berhubung gue pergi pas Spring, ya jadi maklum deh kalau serba mahal. Untungnya gue pergi pas sudah memasuki akhir Musim Semi dan tepat sebelum Golden Week. Gue sempat mengecek harga penginapan pas awal April, ternyata harganya JAUH lebih mahal dibandingkan pas tanggal kedatangan gue.
Jadi kalau mau murah, kalian juga harus
pilih tanggal. Kalau pas peak season, apalagi golden week, Jepang bakal
terasa lebih mahal lagi. Terus nggak usah kebanyakan pindah kota, karena budget terbesarnya ada di transportasi. Total kota yang gue datangi itu ada lima dan berasa banget 'beratnya'. Apalagi kalau kalian nggak beli JR Pass. Eh sebenarnya Willer Express juga punya Bus Pass, lho. Coba aja intip websitenya. Jepang boleh mahal, tapi kita harus lebih
pintar menyiasati budget perjalanan. Jangan sampai kelewat bengkak.
Anyway,
siapa nih yang sudah menjawab pertanyaan pada Seharian Berburu Sakura
dengan benar? Sebenarnya nggak ada yang benar banget sih, tapi ada satu
jawaban yang paling mendekati benar. Ini dia pemenangnya:
TWINDRY VOLTA
Selamat
ya! Buat pemenang mohon DM via Instagram berisi nama lengkap, alamat
dan nomer telepon. Terima kasih bagi teman-teman yang sudah
berpartisipasi. Semoga next trip gue bisa bagi-bagi oleh-oleh lagi, ya.
Baca juga!
Japan Travel Hack:
Cara membuat visa Jepang ~ Repot bawa koper di Jepang ~ Sewa kimono di Kyoto ~ Perlukah JR Pass? ~ Sewa WiFi di Jepang ~ Panduan membeli tiket Willer Bus ~ Rincian budget travelling ke Jepang ~ Itinerary trip ke Jepang 11 hari ~ Persiapan sebelum travelling ke Jepang ~ Ide Travel Outfit ke Jepang
~ Osaka Amazing Pass ~ Etika Berkereta ~ Cara Seru Bersepeda di Jepang
~ %Arabica Coffee Arashiyama
~ Osaka Amazing Pass ~ Etika Berkereta ~ Cara Seru Bersepeda di Jepang
~ %Arabica Coffee Arashiyama
20 Comments
Oalah, setelah diblejeti budget nya masuk akal banget ya. Secara MissNidy ada di Jepang 11 hari, lama banget itu. tambah 3 hari curiga cari kosan disono. Penasaranku soal akomodasi terjawab karena redeem points airbnb yaak. Berfaedah banget tulisan ini
ReplyDeleteDi postingan yang review penginapan di Osaka juga udah gue jelasin kak kenapa bisa 60ribu doank bayarnya. :D
DeleteHahahahaha.. nyari kosan di sana sama sekalian mas2 Jepang dah. #KemudianDitempelengHamish
Makasih kakaa
IDOLA AKU BANGETTT! TULISANNYA SELALU BIKIN AKU JATUH CINTA, BAHKAN SOAL UANG (YG KADANG MEMBUAT URUNG TRABELING JAUH)
ReplyDeletePUN KAKANYA SELALU BISA MEMBAWA TULISAN MENJADI LEBIH MENYENANGKAN.. . LOVE YOUUUUUY
MAKASIH ARIIISSS :D
Deletewuihhhh keren nih, lengkao banget infonya bisa jadi referensi nih kalau mau ke Jepang
ReplyDeleteMakasih Asad.. Semoga bermanfaat :D
DeleteWKWKKWKW KU MENANGIS. Nabung berapa lama yak biar bisa ngumpulin 16jt buat ke Jepang. oke, doakan aku bisa nyusul suatu saat walaupun dengan budget di bawah itu :"D selamat buat yg menangggg
ReplyDeleteMenabunglah ki sanak.. hanya itu pesan yang bisa ku sampaikan :))
DeleteTerbelalak lihat nominalnyah! hahaha. Tapi ya masuk akal banget sih, karena kan 11 hari dan dapat 5 kota pulak! Ntaaaps! Semoga kapan-kapan kubisa ke Jepang juga :D
ReplyDeleteKalau compare dengan jasa travel agent, biasanya 10 hari bisa di atas 25 juta. T.T
DeleteAminnn...semoga bisa ke Jepang juga!
Duh apalah aku yang cuma masuk tempat gretongan, gak kuat klo harus ke USJ jugak wkwkkwkwkwkw. Eh summer juga mehong penginapan loh. Aku hari pertama di Tokyo pas ada festiwal di Asakusa, pada penuh semua. Dapat hotel kapsul nih yeee, kapsuuuuuul, 900rebong semalam. KZL NGGAK SIH.
ReplyDeleteAh duit mah bisa dicari, pengalaman memang yang paling berharga. Habis ini ngepet lagi ah.
Huwow banget makkk 900rb semalam. Etapi kan mumpung di sana ye kan, nyobain capsule hotel asli.
DeleteNgepet apa mangkal nih? :p
wah gua menang wkwkwk padahal iseng2 doank karena sering mantengin blog ini. siap2 bisik2 manjah ya (manggilnya mba, cici, adik, mbok atau apa?. hahaah)
ReplyDeletePanggil aja seuuuus #WarkopBanget T.T
DeleteHahahaha
Selamat yaaa... tumblrnya segera meluncur!
8 thn traveling, aku juga selalu lbh suka jalan tanpa bantuan travel tour :p. Rasanya puaaaas banget ya kalo bisa susun segalanya sendiri. Apalagi tiap kali traveling, aku lbh suka wisata ekstreme,seperti bungee jumping, rollercoaster yg msk rekor dunia, yg gitu2lah. dan itu jrg ada di susunan acara travel tour :)
ReplyDeleteKalo ke jepang, aku blm prnh tanpa jr pass. Selama ini slalu beli, krn aku seringnya pindah2 prefecture. January thn depan ke jepang lg, itu aku jg pake jr pass, krn bakal ke hokkaido, dan jelajah sampe nagasaki. Jd tanpa jr pass bisa bangkrut hahahaha.
Trus di jepang yg bikin budgetku bengkak, udh jelas kulinernya :p. Aku ga pernah absen cobain aneka daging mereka, kyk hida beef pas di takayama, kobe beef, wagyu, matsuzaka beef. Itu enak2 banget, tp jugaaaa mehooong huahahaha. :p. Ya sudlah yaaa.. Namanya juga liburan :D. Sesekali cobain yg pengen banget kita rasain :D
Aku sih prinsipnya budget bengkak tak mengapa yang penting puas bisa mencoba semua yang udah diinginkan sejak lama. Jepang emang serba mahal tapi yang namanya pengalaman emang ada harganya sih ya.. jadi ikhlas aja gitu :D
DeleteWarbiyasakkkkkk! Bisa nulis ampe sedetail itu. Fixed! Cucok bikin opentrip... 😂😂😂
ReplyDeleteHahahaha tapi ku tak mau repot nurus orang banyak. Cukup ngurus diri sendiri aja dah :D
DeleteWakgelaseh tulisannya penting banget!!! Kombini adalah kunci, hahaha. Iya, untungnya gue anak yang nggak suka ke theme park, leisure park, dan semacamnya, jadi bisa mengurangi budget. Gue nggak perlu Alpine Route itu juga kayaknya. Cukup eksplor kota sama wisata2 alam mainstream kayak Hakone atau Kawaguchiko, hehe.
ReplyDeleteBiasanya, gue suka eksplor transportasi umumnya. Cobain dari satu moda ke moda lainnya. Tapi kalo buat Jepang, kayaknya gue akan lebih banyak jalan kaki hahaha.
Nah itu maksud gue. Tujuan gue bikin tulisan ini supaya buat gambaran aja. Jadi orang-orang tahu harus memangkas biaya mana aja yang gak perlu. Yang jelas Jepang gak akan cukup cuma sekali visit sih.
DeletePlease notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!