Di sepanjang hidup
gue, baru pertama kali merasakan naik pesawat maskapai non-low-cost.
Sebut saja norak, tapi tulisan gue kali ini pasti sedikit banyak akan
membantu teman-teman yang juga belum pernah merasakan pengalaman naik
pesawat yang selalu masuk ranking top 10 Airlines versi Skytrax.
Singapore Airlines nggak sengaja gue pilih karena memang di tanggal
keberangkatan yang gue mau untuk rute Jakarta - Tokyo, hanya maskapai ini yang menawarkan tarif
penerbangan termurah.
Oktober 2017, tanpa
sengaja gue berjodoh dengan Singapore Airlines. Sebelumnya gue pernah
baca cerita salah satu teman gue yang pernah dapat tiket return
Jakarta – Tokyo hanya 3,5juta IDR saja. Hanya saja memang dia
perginya bukan pas musim semi. Gue sadar betul bahwa harga tiket
pesawat tujuan Jepang pada musim semi itu pasti melonjak naik seiring
dengan tingginya demand. Jadi begitu gue menemukan tiket PP
Jakarta – Tokyo seharga 5,4juta IDR, tanpa pikir panjang langsung
gue eksekusi.
“Ah, maskapai tetangga
cuma 2 jutaan PP,” sabda netizen.
Yakin tuh perginya pas
musim semi? Maskapai low-cost bukan? Sebelum kalian ngotot
bahwa harga tiket yang gue beli masih kemahalan, sebaiknya tanyakan
dua pertanyaan itu dulu pada diri kalian. Gue pun begitu. Hanya dua
pertanyaan itu yang akhirnya bisa meyakinkan gue untuk mantab membeli
tiket tersebut. Setahu gue ada juga promo Ana Air yang dibanderol
sekitar Rp. 4jutaan, tapi belinya juga melalui travel fair. (CMIIW)
Tahu nggak, maskapai
low-cost yang biasa gue pilih, di tanggal yang
sama, malah menawarkan harga 6,1juta IDR. Tarif lebih mahal dan belum
termasuk bagasi dan makanan. So, kapan lagi kan ke Jepang pas musim
semi naik the best airlines di dunia dengan harga segitu dan
nggak melalui travel fair yang memaksa kita untuk menginap di
pelataran mall. Dah, gue mikirnya sih simple gitu saja deh.
#AbisItuPuasaManing
Bagasi
Penerbangan yang gue
ambil ini bukan direct flight, artinya gue harus transit di
Singapura tanpa perlu ambil bagasi lagi di sana. Jadi bagasi baru
diambil begitu tiba di Tokyo. Jatah bagasinya per orang dapat 30 kg.
Ini juga salah satu kelebihan dari Singapore Airlines yang gue suka.
Gue nggak perlu bongkar muat koper supaya sebagian bisa dibawa ke
kabin terus nggak overweight.
Total berat bagasi gue
pas berangkat hanya 25kg. Sementara jatah berat barang bawaan ke
kabin maksimal 7 kg. Masih ada space 5 kg, alhasil
semua barang yang nggak perlu gue masukkan semua ke bagasi. Jadi gue
hanya bawa tas ransel kecil plus tas kamera ke kabin. Hidup terasa
ringan. Beda banget kalau naik pesawat low-cost yang harus
bawa gembolan sampai punggung kecengklak. #sok
Meals & Beverage
Sebelum hari penerbangan
berlangsung, gue sudah memesan makanan terlebih dahulu secara online.
Sebenarnya pesan makanan secara online di Singapore Airlines itu
bukan memilih secara spesifik menu apa yang akan kita makan, tapi kayak
cuma 'note' buat flight attendantnya. Gue memilih
'Moslem meals' di semua penerbangan yang gue naiki. Buat teman-teman
muslim, ini harus diperhatikan ya. Karena makanan di atas pesawat
(SQ) nggak semuanya halal.
Namun jika kalian nggak
ada masalah atau permintaan khusus mengenai makanan, menunya akan
menyesuaikan dengan negara tujuan. Berhubung tujuan gue adalah Tokyo,
jadi di menu ada pilihan mie soba ala Jepang.
Makanan utamanya selalu
berbeda di tiap penerbangan yang gue naiki. Tapi selalu dihidangkan
dengan segelas air mineral berukuran kecil dan jus kemasan atau
cangkir yang bisa diisi teh atau kopi. Selama penerbangan juga para
penumpang mendapatkan free flow minuman. Ada jus jeruk, teh/kopi, dan
minuman beralkohol. Untuk rute jauh, selain main course, para
penumpang juga dibagikan es krim.
Kursi & in-Flight Entertainment
Kursi yang gue pilih
termasuk 'Forward Zone Seats' di kelas Ekonomi. Maksud
dari 'Forward Zone Seats' ini adalah lokasi kursinya yang
dekat dengan pintu keluar pesawat. Sederhananya, kursi ini ada di
jejeran depan yang ada di kelas Ekonomi. Jadi begitu pesawat
mendarat, kesempatan penumpang untuk keluar pesawat terlebih dahulu
lebih besar, dibandingkan dengan penumpang yang memilih standard
seats. Kalau booking tiket dengan kelas ekonomi, kalian bisa
pilih seats tipe ini in advance.
Source: Seatguru.com |
Ruang kaki cukup lega
dengan lebar 32cm. Kalau kalian punya ukuran kaki yang cukup panjang,
mungkin bisa tambah pilihan extra leg room seats. Nanti bakal
duduk di barisan paling depan, menghadap pramugari saat posisi seat
belt sedang dipasang. Cie adep-adepan..
Di tiap kursi tersedia AC
power (colokan kabel data), on-demand tv (bisa nonton film
terbaru, serial tv, games, radio) yang bisa diatur lewat remote
control. Jika ingin menggunakannya, jangan lupa untuk pasang
earphone yang colokannya ada di pegangan kursi masing-masing (sebelah kiri).
Jakarta – Singapura (SQ955)
Penerbangan ini
menggunakan pesawat Boeing 777-300. Jangan tanyakan ke gue apa
artinya, ya. Sebelum masuk ke dalam pesawat, para penumpang
dipersilakan mengambil earphone di dalam baki yang tersedia di
dalam garbarata. Gue menduduki kursi nomer 32A, tepat di dekat
jendela. Pemilihan kursi ini bisa gue ganti sesuka hati secara gratis
selama belum check-in online.
Di perjalanan Jakarta –
Singapura, gue dapat makan sekali dan beberapa kali refill
minuman. Menu makanan yang ditawarkan hanya dua dan gue memilih menu seperti yang ada di gambar atas. Gue pilih yang
kedua. Di nampan makanan yang diberikan pramugarinya, ada sosis sapi omelet, hash brown, air mineral, teh, puding dan gelas kosong yang isinya bisa
dipilih antara teh manis atau kopi. Secara keseluruhan menu yang disajikan enak. Meskipun pudingnya menurut gue kopi banget, which is terasa aneh di lidah.
Singapura – Tokyo (SQ634)
Untuk rute ini
menggunakan pesawat yang lebih besar, yaitu Boeing 777-300ER (77W)
Three Class. Kenyamanan dari segi kursi dan posisinya nggak jauh
berbeda, nomer kursinya pun hanya beda satu, yaitu di 33A. Karena
durasi perjalanan yang memakan waktu hampir tujuh jam, masing-masing
kursi sudah disediakan bantal dan selimut yang masih dibungkus
plastik.
Sama seperti penerbangan
sebelumnya, penumpang dipersilakan mengambil earphone. Nah,
earphone dari penerbangan sebelumnya bisa dibawa pulang. Entah
ini asumsi gue saja atau gimana. Soalnya nggak ada yang ngumpulin
earphone atau baki untuk tempat mengembalikan earphonenya lagi. Kalau
kalian paham hal ini, coba tulis di kolom komentar ya supaya gue
nggak menyesatkan.
Di penerbangan ini, gue
nggak ditanyakan lagi mau pilih menu makanan apa. Memang diberikan
buku menunya sih, tapi karena gue sudah memesan Moslem Meals
secara online, jadi gue diberikan makanan yang sudah ditentukan oleh
pihak maskapai terlebih dahulu dibandingkan penumpang lain. Setelah
memberikan makanan untuk gue, para pramugarinya keliling menanyakan
menu ke penumpang lain. Jadi gue pasrah saja gitu mau dipilihkan menu
apapun, yang penting halal.
Jadi Moslem Meals yang dibagikan siang itu adalah ayam dengan mashed potato. Ini enak banget! Sayangnya gue nggak suka dengan saladnya. Dressingnya kering banget, hanya ditaburi garam gitu. Kebayang nggak makan lalapan cocol garam? Begitu selesai makan, penumpang dibagikan es krim magnum ukuran kecil. Happy nggak, sih??
Jadi Moslem Meals yang dibagikan siang itu adalah ayam dengan mashed potato. Ini enak banget! Sayangnya gue nggak suka dengan saladnya. Dressingnya kering banget, hanya ditaburi garam gitu. Kebayang nggak makan lalapan cocol garam? Begitu selesai makan, penumpang dibagikan es krim magnum ukuran kecil. Happy nggak, sih??
Setelah menempuh
perjalanan selama 6 jam 55 menit, pesawat mendarat di Haneda
International Airport dengan baik, meskipun nggak bisa dibilang mulus
banget, sih.
Tokyo – Singapore (SQ637)
Saat perjalanan pulang
dari Tokyo, sebelum masuk ke dalam garbarata, seorang petugas
memanggil nomer grup para penumpang. Jadi penumpang dibagi menjadi
beberapa grup agar tertib masuk ke dalam pesawat. Hal ini sudah
biasa, sih. Tapi pas berangkat gue nggak mengalami hal seperti ini.
Entahlah apa mungkin standar tiap negaranya berbeda atau gimana.
Jenis pesawat yang
digunakan masih sama, yaitu Boeing 777-300ER (77W) Three Class.
Dengan formasi 3-3-3 di kelas ekonomi. Gue masih duduk di barisan
“Forward Zone Seat”, dengan nomer kursi 34K yang
berada di dekat jendela. Beruntungnya gue memilih kursi ini karena
saat penerbangan, ternyata melewati Gunung Fuji dan terlihat jelas
sekali dari dalam pesawat. Sayang gue nggak sempat mengabadikan
moment tersebut, lantaran semua handphone dan kamera sedang dalam
kondisi mati. Ini juga tips buat kalian yang mau melihat Gunung Fuji
dari dalam pesawat. Pilihlah kursi deretan K atau yang berada di
dekat jendela sebelah kanan badan pesawat.
Gue agak kecewa dengan pelayanan di rute Tokyo - Singapore kali ini. Jadi dalam menu set kali ini, tiap orang dapat roti gitu kan. Gue nggak ada. Gue tanyakan ke pramugarinya, tapi setelah itu nggak ada satu pun yang menghampiri lagi untuk memberikan roti. Berhubung gue sudah capek banget, jadi ya sudah nggak gue permasalahkan. Setelah main course selesai disantap,
pramugari membagikan es krim. Entah karena es krimnya mengandung
produk non-halal atau gimana, tapi gue dan Ulfa dilewati begitu saja
saat pembagian es krim ini. :(
Perjalanan kali ini
menempuh waktu selama 7 jam 10 menit. Bertolak dari Narita
International Airport pukul 11:10 dan tiba di Changi International
Airport pada pukul 17:20. Alhamdulillah selama perjalanan nggak mengalami kendala apapun, pesawat mendarat cukup mulus.
Singapore – Jakarta (SQ966)
Terminal kedatangan dari
Tokyo dengan keberangkatan menuju ke Jakarta berada di terminal yang
berbeda. Jadi pastikan kalian memperhatikan jarak waktu keberangkatan
saat transit ini, ya. Karena penerbangan selanjutnya ini hanya
selisih kurang dari satu jam saja. Alhasil gue dan teman-teman harus
jalan terburu-buru. Lelah, shay.. Kalau naik golf car di bandara itu kena charge lagi nggak, sih?
Menu yang diberikan kali ini adalah chicken rice dan bread puding. Akhirnya nyentuh nasi lagi. Rasanya lumayan enak, untuk porsi ya bukan porsi warteg. Pesawat yang digunakan
kali ini berjenis Boeing 777-300. Di badan pesawat bagian luar,
terpampang tulisan Star Alliance, bukan Singapore Airlines. Setahu
gue, Singapore Airlines merupakan salah satu partner dari Star
Alliance. Tapi gue kurang mengerti mengapa rute Singapore – Jakarta
kali ini menggunakan pesawat ini.
Interiornya memang sedikit berbeda dibandingkan dengan pesawat-pesawat Singapore Airlines yang sudah gue naiki sebelumnya. Terlihat dari bentuk on-demand tv, remotenya, dan kursi. Boleh dibilang seperti satu tingkat lebih rendah dari pesawat-pesawat Singapore Airlines yang gue naiki sebelumnya. Tapi kualitas pelayanannya tetap sama baiknya, kok.
Interiornya memang sedikit berbeda dibandingkan dengan pesawat-pesawat Singapore Airlines yang sudah gue naiki sebelumnya. Terlihat dari bentuk on-demand tv, remotenya, dan kursi. Boleh dibilang seperti satu tingkat lebih rendah dari pesawat-pesawat Singapore Airlines yang gue naiki sebelumnya. Tapi kualitas pelayanannya tetap sama baiknya, kok.
*******************************************************
Dari keseluruhan
pengalaman penerbangan kali ini, gue nggak menemukan celah fatal yang
bikin gue kapok menggunakan maskapai Singapore Airlines lagi. Hanya
saja mungkin ada beberapa yang bisa lebih ditingkatkan di penerbangan
selanjutnya. Mudah-mudahan ada staff dari Singapore Airlines yang
baca, sih.
Makanannya lumayan enak
dan sudah gue sebutkan di atas, bahwa hanya saladnya saja yang nggak
bisa gue nikmati sama sekali. Balik lagi ke soal selera ya. Bisa jadi
mungkin dari ratusan penumpang di dalam pesawat, hanya gue yang
merasa demikian. Tapi gue cukup senang dengan minuman yang free
flow dan selalu ditawarkan tanpa harus diminta terlebih dahulu.
Salut untuk cabin crew melayani para penumpang dengan sangat
baik, ramah, dan sigap. Terutama saat rute Singapore – Tokyo.
Hanya saja mungkin
pramugari bisa lebih menginformasikan perihal free snack mana
yang halal atau nggak. Seperti yang gue alami saat pramugari
membagikan es krim saat rute Tokyo – Singapore, hanya gue dan Ulfa
yang nggak dikasih dan gue nggak tahu alasannya apakah memang es
krimnya non-halal atau nggak. Setidaknya hal seperti ini
diinformasikan saja. Misalkan, “Excuse me miss, it's a non-halal
ice cream, do you still want to try?”, atau basa-basi apa gitu ya.
Kalau diinformasikan seperti ini kan gue nggak jadi sirik, gitu. :D
Oh iya, saat
keberangkatan di Soekarno-Hatta International Airport Terminal 2, gue
sempat diberi tahu oleh Ground Staff bahwa gue mendapatkan free
voucher sebesar $20. Gue nggak begitu jelas pada saat itu tentang di
mana vouchernya bisa diambil, bisa digunakan untuk apa saja, dan
berlaku kapan. Gue kelewatan informasi ini.
Ternyata voucher sebesar $20 bisa diambil saat transit di Changi International Airport untuk digunakan selama transit di sana. Bisa digunakan untuk beli makanan atau souvenir di toko-toko yang ada di Changi International Airport. Sayang banget, kan!
Ternyata voucher sebesar $20 bisa diambil saat transit di Changi International Airport untuk digunakan selama transit di sana. Bisa digunakan untuk beli makanan atau souvenir di toko-toko yang ada di Changi International Airport. Sayang banget, kan!
Informasi ini baru gue
ketahui saat sudah pulang ke Indonesia. Gue bertanya melalui email
dan diberi tahu seperti itu. Tapi nggak apa-apalah, namanya juga
pengalaman pertama dan selama transit pun gue nggak sempat window
shopping apalagi shopping beneran lantaran durasi transit
yang memang nggak terlalu lama. Padahal kismin.
Itu dia cerita pengalaman
pertama gue naik Singapore Airlines. Nggak heran mengapa maskapai ini selalu masuk jajaran the best airlines in the world, ya. Semoga di lain kesempatan bisa
naik maskapai ini lagi dengan rute berbeda. See you on my next
post!
32 Comments
Hi Nidy,
ReplyDeleteSalam kenal ya :) Wah sayang banget waktu kemarin nemu promo SQ ngga langsung beli gue. Kelamaan galaunya eh tiba-tiba udah meledak harganya :((.
Seru ya naik SQ, banyak orang bilang SQ ini masih terbaik dari segala sisi. Anyway, i love the way you write dan menyampaikan cerita secara visual. i learn something from you.
Cheers,
Ogie
Halo Ogie,
DeleteMakasih udah mampir! Salam kenal juga.
Hahaha kelewat ya promonya, keburu disamber orang. Prinsip promo tiket pesawat itu: Now or never :))
Wadawww...makasih loh jadi tersanjung ini :D
Untuk flight jauh, pilihan pesawat yang bukan low cost carier kayanya penting. dan lagi, emang harganya mencekik sih tapi ada harga ada kualitas ya. asique banget! pengen. tapi kudu nabung berapa lama ya :'D tapi pengen banget nyobain pesawat bukan low cost carier asli hahahaha
ReplyDeleteOne day you will experience it. :)
DeleteDulu aku juga nggak pernah kepikiran bisa naik maskapai sekelas SQ begini. Alhamdulillah kesampaian juga.
wah thanks banget udah berbagi pengalaman serunya naik maskapai mewah... Entah kapan gue bisa naik beginian juga tapi lumayan dapat info2 penting :D .. Sayang banget itu $20 hangus begitu saja.. Tapi jadi informasi berharga buat yang mau naik maskapai ini siapa tahu dpt voucher juga..
ReplyDelete-Traveler Paruh Waktu
Pasti bisa donk suatu saat nanti!
DeleteIya, makanya gue share supaya nggak ada yang kebingungan kayak yang gue alami. T.T
Mantaaaaaap! detail & menarik bgt ceritanya. Ga ada yg ai skip pas baca. wkwkwkwk
ReplyDeletebs buat catatan, kali aja kapan2 ai berkesempatan naik airlines ini, ga keliatan udik2 bgt jdnya. hahaha
Bahahahaha biar nggak kayak Mandra naik pesawat yaaa :D
DeleteAkhirnya review ini published juga.
ReplyDeleteAku belum pernah naik SQ (Scoot aja belom pernah), tapi puji Tuhan udah pernah naik Garuda, Malaysia Airlines, Batik Air, sama Malindo. Dua di antaranya bisa tercapai karena dibayarin xD
Nggak yakin soal earphone, tapi selama ini selalu kutinggal selesai penerbangan.
Betul kak, penerbangan SQ dapet promo. Kalo nggak salah, Scoot juga. Grup maskapai ini memang luar biasa.
asumsiku juga itu es krim nggak halal sih mbak... karena mungkin sebelumnya udah tau, kursi berapa yang orangnya muslim. But, harus tetep lah ya... biar care diinfokan gitu... Salam kenal ya mbak.... Baru pertama kali aku maen kesini, 😉. salam dari #jejakbiru
ReplyDeleterempong ye, banyak bener ngeluh printilan doang, wkekwkwk
ReplyDeleteWkwkwkwkwkwk.. Kalo naik kopaja minta ini itu baru rempong.
DeleteThaks info nya, perlu bgt infonya buat gw yg galau mau ke tokyo naik SQ, GA or JAL secara bawa 3 krucils , jadi tau klo transit SQ gak perlu repot2 mindah2 hin koper lagi, thx n salam kenal kakak
ReplyDeleteWah info bermanfaat sekali, salam kenl mba nidy, kayak aq bgt deh, baru pertama naik pesawat full service oktober nanti insyAllah,mimpi jadi nyata! Hehe
ReplyDeleteOiya mba nidy itu transitnya ga ada sejam? Nah ini aq rute surabaya-changi-seoul transitnya 1 jam 10 menit, itu cukup buat pindah terminal sama nyari gate ndak ya mba?
Halo!
DeleteAku transitnya sejam lebih kok, ada sejam. Tapi nggak sempat ke mana-mana karena bandara Changi luas banget. Harus pindah terminal juga, jalannya jauh pula.
Kalau transitnya 1 jam 10 menit Inshaa Allah cukup, asal jangan mampir-mampir ya. Begitu keluar pesawat langsung segera ke gate selanjutnya aja.
oK, makasih banyak mba nidy, untuk muslim meals bisa dipesan online mulai kapan ya mba, ini saya coba pesan H-20 koq tidak bisa di web nya, apa karena saya issued ticket melalui tra**l*ka jadi berbeda sistem. makasih
Deletehay nindy,
ReplyDeletemau tanya saat drop lugage kan masih 25kg tuh nah yg dibawaannya itu digabungin di koper atau gimana?
Thankyouu
Hai Ghassano,
DeleteSejujurnya aku nggak ngerti maksud pertanyaan kamu gimana. :D
hai mba nindy, mau tanya, earphonenya mbak bawa pulang beneran ta? trus klo iya apa bisa digunakan utk hp misalnya?
ReplyDeleteHalo, sudah ada yang jawab di komen atas. Earphone boleh digunakan. Aku bisa pakai di handphone, tapi umur earphonenya cuma sebentar udah rusak karena emang gak compatible sama handphone.
Deletehelo miss nindy, ketika pindah pesawat yg tujuan tokyo, apakah kita harus cek in ulang untuk nentuin seat? atau otomatis? soalnya saya rencana bawa anak istri, takutnya terpisah seat.. trims
ReplyDeleteHalo, saya mau coba jawab beberapa pertanyaan, berdasarkan pengalaman saya beberapa kali naik SQ...
ReplyDelete1. Earphone benar boleh dibawa pulang, tapi tidak compatible utk dipake di handphone... bisa dipakai tp colokannya akan tidak pas (longgar2)...
2. Masalah antri masuk pesawat, yg di bagi berdasarkan grup, mana dluan masuk, itu tergantung penuh tidaknya pesawat, kondisi airport, dsb bukan tergantung budaya negara... intinya untuk mempercepat proses boarding, karena pesawat yg diam di darat itu kena idle cost, setiap menit dia diem di darat dia bayar... jd mreka akan brusaha scpet mungkin terbang, nah salah satu penghambat terbang kan proses boarding yg lama, makanya mreka atur groupingnya jd teratur, ga berdesakan, jd cepet proses boarding...
3. Golf car di changi tidak utk disewakan, syarat naik itu harus uda lansia atau memiliki kelainan fisik ��
4. Setiap tiket pesawat SQ yg transit di CHANGI... penumpang berhak mendapat 1 voucher senilai 20SGD utk dibelanjakan di bandara changi, vcr bisa di tukar di informasi terminal 2 (terminal transit).. tunjukin boarding pass kita... nah vcrnya kLo dipake belanja 20sgd si ga dpt apa2 haha.. kalo saya seringnya pake utk masuk lounge, ambasador lounge, itu 20sgd dipake smua aja jd ga bayar lg... kt bs makan2, charge hp, free wifi, mandi, dll di lounge itu... adanga di terminal 2...
Mudah2an membantu
baru mampir di blog ini, sedikit terbantu dari pertanyaan di kepala ttg bagasi pada saat transit jika naik SQ. yang mau saya tanya, jika kita pesan tiket melalui agen travel misal travel*** apa bisa req makanan muslim? terima kasih
ReplyDeleteAku bantu jawab ya kak.
Delete1. Mengenai bagasi sebenarnya bukan kalau kita naik SQ saja tidak perlu dipindah. Biasanya seperti ini, ketika kita akan bepergian keluar negeri yang transit, maka bagasi kita tidak perlu dipindahkan sendiri. Karena pihak maskapai yang akan memindahkannya langsung.
Kecuali, saat kembali dari negara tujuan. Jika kembali dari negara tujuan, kita transit di salah satu kota di Indonesia dan akan meneruskan perjalanan dalam negeri, maka kita harus memindahkan bagasi kita sendiri untuk di-check in-kan kembali di rute dalam negeri tersebut.
Contohnya pengalaman saya kemarin dengan Malindo (Lion Group), dari jakarta tujuan Australia transit di Bali. Bagasi tidak perlu dipindahkan sendiri. Tapi saat kembali dari Australia ke Jakarta, saya kembali transit di Bali dan harus mengambil bagasi saya untuk check in kembali dengan tujuan Jakarta.
2. Untuk request makanan di travel agent, bisa kak. Tinggal dihubungi kembali travel agent yang digunakan untuk dibuatkan notes-nya.
3. Golf car bisa digunakan kak, walau bukan orang tua atau yang disable. Namun dengan beberapa catatan, misalnya jadwal keberangkatan kita sudah mepet dan lokasi gate masih jauh. Hal ini sangat memungkinkan kita untuk menggunakan golfcar yang tersedia di bandara (tapi harus tau posisinya dimana, biar aman).
4. Mengenai tiket promo saat travel fair. Sebenarnya kita bisa juga kak dapat harga promo tersebut tanpa harus menginap atau antri panjang di depan mall.
Caranya bagaimana? caranya dengan menghubungi travel agent terdekat atau yang biasa digunakan. Hanya bedanya tidak ada cashback tambahan atau hadiah yang biasa hanya didapat jika ikutan antri (biasanya yang antri itu untuk dapat cashback tambahan atau hadiahnya). Tapi tanpa antri pun, kalau sedang travel fair kita tetap bisa dapat harga tiket yang murah melalui travel agent.
Semoga bahasanya bisa dimengerti kak (takut belibet) dan semoga tambahan infonya bisa membantu.
Have a great Day...
Thanks, sangat membantu sekali informasinya....
ReplyDeleteHalo mba, mau tanya. Untuk bagasi Tokyo - SIN - CGK apakah bagasinya juga langsung ke Jakarta atau diambil dulu di Singapura?
ReplyDeleteLangsung ambil di Jakarta
Deleteloha.. saya transit di SQ jam 22.00.. berangkat lagi dari changi menuju incheon jam 08.00.. pertanyaannya, apakah SQ menyediakan fasilitas penginapan di changi untuk penumpang yang transit? thx
ReplyDeleteKalau ekonomi kayaknya gak dapat deh, tapi better cek langsung ke staff SQ ya.
Deletemau nanya ka, kalo ukuran koper untuk bagasi check in ada batasannya ga ya?terimakasih
ReplyDeletemau nanya ka, kalo ukuran koper untuk bagasi check in ada batasannya gak ya? makasih
ReplyDeletebagasi terdaftar kalau kuantitasnya bisa 2 koper per orang, kalau lebih dari itu saya kurang tahu yang penting berat totalnya maksimal 30kg per orang.
DeletePlease notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!