Sebagai ibukota
Provinsi Jawa Tengah, Semarang punya banyak pilihan hotel bagus.
Mulai dari kelas melati sampai hotel berbintang pun ada, lho.
Berhubung menjelang keberangkatan dompet gue lagi cekak banget,
alhasil untuk ke sekian kalinya gue mencari penginapan di Airbnb.
Siapa sangka gue bisa menemukan apartemen di tengah kota dengan
pemandangan pusat Kota Semarang dari infinity pool seharga Rp.
300Ribuan saja?
Setahu gue beberapa tahun
lalu, Semarang punya hotel dengan infinity pool tertinggi.
Sekarang nggak hanya dimiliki hotel itu saja. Setelah gue cek di
airbnb, nemu juga lho dengan pemandangan serupa. Lokasinya
persis di Simpang Lima pula.
Bagi yang sudah pernah
atau bahkan tinggal di Semarang, pasti tahu Hotel/Apartment Louis
Kiene. Jadi selain hotel, mereka juga punya unit apartment di
bangunan yang sama. Kebetulan ada banyak unit di apartment tersebut
yang disewakan di Airbnb. Tanpa pikir panjang, langsung gue book saat
itu juga.
Self Check-in
Sebelum tiba di Semarang,
gue menghubungi pemilik unit untuk menanyakan perihal early check in
jika memungkinkan. Kebetulan gue tiba di Semarang pada pukul 6 pagi
dan belum dapat tempat penyewaan motor sama sekali. Alhamdulillah
dikasih jam 12, lebih cepat dua jam dari jadwal check-in seharusnya.
Gue nggak bertemu
langsung dengan pemiliknya. Hanya diberikan petunjuk agar minta
bantuan ke resepsionis untuk mengantarkan gue ke lift. Setiap tamu
yang datang, harus menempelkan kartu akses di dalam lift jika ingin
naik atau turun. Nah, kartu aksesnya ditinggalkan pemiliknya di bawah
pintu unitnya.
Ada yang pernah baca
pengalaman gue saat menginap di Marina Bay Sands Singapore? Sama
halnya dengan MBS, selain untuk akses naik lift, kartu ini juga
digunakan untuk membuka pintu kamar dan akses keluar-masuk di area
kolam renang yang terletak di rooftop gedung.
Self check-in seperti ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Gue pernah kesulitan untuk masuk
ke dalam apartement saat berada di Tokyo. Alhasil gue dan teman-teman
menghabiskan waktu lebih dari setengah jam karena kebingungan membuka
gembok. Kelebihannya adalah gue nggak perlu basa-basi dengan pemilik
properti. Soalnya gue tipikal yang malas basa-basi gitu, genks.
Monmaap.. #AmbivertDetected
Kamar dengan View Lapangan Simpang Lima
Unit yang geu sewa ini
tipe studio. Ada pantry tanpa kompor ataupun oven/microwave. Jadi
hanya bisa digunakan untuk menyuci peralatan makan. Tersedia mini
bar, tapi nggak bisa dicolokin sama sekali. Untungnya, disediakan
pemanas air. Lumayan buat bikin kopi atau teh.
Kamar mandinya hanya ada
shower, yang entah kenapa nggak berfungsi air panasnya. Untungnya gue
nggak masalah kalau mandi tanpa air hangat, jadi menurut gue itu
bukan masalah. Shampo dan sabun juga nggak disediakan, kalian harus
bawa sendiri dari rumah. Ada tv kabel, tapi belum berlangganan. Jadi
nggak bisa dinikmati.
Terlepas dari kekurangan
tersebut, kamar yang gue tempati ini sangat nyaman. Ac bekerja dengan
baik, WiFi nya juga lancar. Paling gue suka adalah gue bisa melihat
pemandangan Lapangan Simpang Lima dari dalam kamar. Setiap Hari
Minggu, kawasan tersebut ada Car Free Day. Pagi-pagi pasti
ramai dengan pawai dan orang-orang yang berolahraga.
Lokasi Strategis
Minimnya fasilitas di
dalam unit juga terbayarkan dengan lokasinya yang sangat sempurna.
Dekat banget mau ke mana-mana. Mau ke Lapangan Simpang Lima tinggal
selemparan kolor doank. Ke Lawang Sewu bisa naik becak. Mau icip-icip
kuliner enak juga ada banyak di sekitar apartment. Kalau lupa bawa
toiletries, bisa langsung melipir ke mall sebelah untuk belanja.
Ada Infinity Pool di Rooftop
Ini dia sebenarnya alasan
mengapa gue memilih properti ini. Di lantai paling atas gedung,
terdapat infinity pool, gym center, dan Skybar. Nongkrong sore di
sini bakal bikin betah banget. Apalagi kolamnya menghadap barat.
Kalau cuaca mendukung, sunsetnya pasti kece parah!
Unit yang gue tempati ada
di lantai 15, sedangkan infinity poolnya ada di lantai paling atas
yaitu lantai 21. Untuk ke sana perlu menggunakan access card, namun
nggak seketat seperti di MBS.
Untuk tamu hotel,
disediakan handuk bersih di area kolam renang. Sementara untuk
penghuni apartment, tetap harus membawa handuk sendiri. Untungnya
unit yang gue sewa menyediakan handuk, jadi nggak perlu khawatir. Kolamnya terbagi dua, ada area untuk anak-anak. Tapi tetap harus dalam pengawasan. Sementara untuk area dewasa, dalamnya kurang lebih 140cm.
Kalau mau mendapatkan
moment sepi saat berenang, sebaiknya datang sepagi mungkin. Menjelang
sore sudah pasti ramai orang berdatangan. Entah itu mau berenang,
menemani anak-anaknya berenang, atau sekedar nongkrong cantik saja.
Maklum ada restaurantnya juga di rooftop.
Area gym juga bebas
digunakan. Tinggal datang, lalu gunakan alat-alat yang tersedia.
Bahkan kalau lupa bawa sepatu olahraga pun nggak bakal ada yang
menegur. Alat-alatnya cukup lengkap meskipun hanya ada sedikit. Jadi
kalau ramai, terpaksa ganti-gantian.
Overall, pengalaman
menginap di Louise Kienne Apartment Semarang cukup menyenangkan.
Apalagi memang di hari pertama gue tiba di Semarang masih terasa
lelah setelah semalaman duduk di kursi ekonomi kereta. Kalau main ke
Semarang lagi, pasti tempat ini akan jadi pilihan tempat menginap
lagi.
Penginapannya bisa kalian booking di sini. Bagi yang belum pernah
menggunakan Airbnb, ada voucher senilai $30. Tinggal daftar
menggunakan kode refferal gue di sini. Nanti pas sudah masuk bagian
payment, bakal keluar kode vouchernya otomatis. Selamat
berlibur!
2 Comments
suka banget pake airbnb apalagi kalo lagi traveling ke LN aku semangat banget ngumpulin vouchernya
ReplyDeleteSebetulnya kalo memang lagi hemat, hotel dengan harga Rp300rb atau di bawah itu ada aja sih, kak. Tapi yes, AirBnB yang lo dapet ini worth the money banget karena lokasi strategis dan infinity pool. Kalau desain interior kamarnya sih biasa-biasa aja ya, hahaha.
ReplyDeleteNaaahhh urusan sama host, gue suka berbasa-basi buat kenalan sama ngobrol :D
Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!