Festival Pesona Lokal
yang telah digelar oleh Adira Finance di delapan kota di Indonesia
akhirnya memilih Jakarta sebagai kota penutup. Jakarta yang kental
dengan budaya Betawi ini, unjuk gigi pada tanggal 11 November 2018 di
area parkir Gelora Bung Karno. Acaranya berlangsung dengan meriah.
Tak mau ketinggalan, gue pun turut hadir pada acara itu. Seperti apa kira-kira keseruannya?
Parade Karnaval Budaya
Tak seperti biasanya,
Minggu pagi itu gue beranjak dari kosan sekitar pukul setengah tujuh
pagi. Setelah memesan ojek online dan berpamitan pada guling, gue
langsung menuju daerah Senayan. Kebetulan tempat tinggal gue nggak
jauh dari Senayan, jadi nggak perlu waktu lama untuk sampai di sana.
Kak @ariefpokto sudah
berada di sana, menunggu di depan starting point karnaval
budaya yang sebentar lagi akan dimulai. Sebelumnya, gue juga sudah
sempat mengintip kemeriahan Festival Pesona Lokal di kota-kota lain,
seperti Bandung, Solo, Bali, Makassar, Pontianak, Malang, Medan, dan
Palembang. Acaranya berlangsung sangat sukses dan karnaval budaya
inilah yang menarik minat gue untuk datang. Mumpung di Jakarta,
genks.
Acara dibuka oleh
direktur utama Adira Finance, Bapak Hafid Hadeli, dan direktur Bapak
Julian Noor selaku direktur utama Adira Insurance. Tampak ribuan
orang memakai kaos berwarna kuning yang merupakan karyawan, dealer,
agen, dan mitra bisnis Adira Finance. Belum ditambah para peserta
yang sedari pagi sudah siap dengan kostum masing-masing tengah
berjejer rapi menunggu giliran jalan mengikuti parade. Gue berdiri di
pinggir bersama dengan masyarakat lain yang tampak antusias menunggu
parade dimulai.
Begitu para peserta
karnaval mulai melewati garis start, semua penonton yang sudah
memadati pinggiran track parade tampak antusias dan sudah siap
mengabadikannya lewat gawai di tangan masing-masing.
Parade dibuka dengan
ratusan penari dan ondel-ondel khas Betawi. Dilanjut dengan fashion
show dari brand lokal Nikocio yang dikenakan oleh para gadis-gadis
cantik. Kemudian disusul dengan parade Karnaval Budaya yang
ditampilkan oleh para peserta yang memakai kostum megah. Pasti berat,
tuh. Ada kostum merak, bunga matahari, bahkan ular. Tentunya ada
kostum nasional juga yang sudah dimodifikasi sehingga tampil makin
cetar.
Kostum-kostum megah sudah
ditampilkan, kini kembali ke kostum-kostum tradisional dan kebudayaan
yang dibawakan oleh masyarakat yang datang dari berbagai daerah di
Jakarta. Penari topeng, Gambang Kromong, Pencak Silat, dan tak lupa
Ondel-ondel sudah pasti ada di parade Karnaval Budaya ini.
Semua peserta bersuka
cita memamerkan kekayaan budaya leluhur mereka. Tak tampak raut muka
kelelahan karena sedari pagi buta sudah mempersiapkan acara ini.
Bahkan gue pun sebagai penonton serasa ikut menjadi bagian parade
karnaval ini. Seru banget!
Para peserta parade ini
masih harus jalan menempuh sekitar 3.8 km, lho. Kebayang nggak
seperti apa capeknya jadi para peserta ini. Namun, di sela-sela
parade, mereka masih sempat berceloteh lucu, “Lah, ini ngapa nggak
mulai narinya dah, udah latihan dari subuh ini gue,” saat
teman-teman segrupnya hanya jalan normal tanpa memeragakan koreografi
yang sudah dihapalkan sejak semalam sebelumnya. :))
Tak hanya senang melihat
bagaimana bagusnya kostum-kostum yang dikenakan, tapi seru melihat
kekompakan para peserta yang ikutan sambil bernyanyi dan menari.
Energi positif yang mereka bawa pun tertular ke penonton yang hadir.
Jadi ikutan ketawa nggak berhenti sampai parade berakhir.
Ternyata para peserta
parade ini dinilai dan akan dipilih tiga pemenang. Hadiah untuk juara
pertama yaitu Rp. 20Juta, juara kedua Rp. 10Juta, dan juara ketiga
Rp. 7Juta. Pantas saja semua peserta tampil all out, wong
hadiahnya menarik banget! :D
Bagi yang sudah tinggal
lama di Jakarta, seperti gue yang kurang lebih 10 tahun tinggal di
kota ini, merasakan dan melihat budaya Betawi secara langsung seperti
ini adalah suatu keistimewaan. Nggak afdol donk sudah numpang tinggal
di Jakarta, tapi nggak pernah tahu seperti apa itu budaya-budaya
Betawi. Jangan cuma tahunya Ondel-ondel saja. Ditambah, kapan lagi
bisa melihat semuanya sekaligus kalau nggak di Festival Pesona Lokal.
Kebayang nggak pakai kostum begini dan jalan 3.8 km? |
Lomba Mural Art & Kreasi Masakan Daerah
Selesai melihat parade
Karnival Budaya, gue beranjak ke jejeran tembok non permanen yang
digunakan untuk corat-coret para peserta lomba mural art. Kurang
lebih ada sekitar 20 peserta yang turut serta lomba ini.
Tema yang diusung adalah
Pesona Kotaku. Jadi para peserta dibebaskan untuk berkreasi sesuai
dengan tema yang sudah disediakan. Ada yang gambar Monas, Penari
Topeng, sampai The Legend of Betawi, Benyamin Sueb. Siapa yang
nggak kenal perannya sebagai Babe di Si Doel Anak Sekolahan? Fix, TV
kamu rusak.
Meskipun cuaca yang
sangat terik siang itu, tak membuat para peserta hilang semangat
dalam membuat mural art. Terbukti hasilnya bagus-bagus! Kalau gue
jadi juri pasti bakal kesulitan menentukan pemenangnya.
Setelah puas mengagumi
hasil karya para peserta Lomba Mural Art, gue dan teman-teman
bergeser ke Lomba Kreasi Masakan Khas Daerah. Tiap daerah yang
disinggahi Festival Pesona Lokal mempunyai tema masakan yang
berbeda-beda. Kali ini temanya Semur Jengkol, khas Betawi.
Gue, Kak Arief, Dian dan
Kak Tracy sempat mengajak ngobrol salah satu peserta yang ikut lomba
ini. Namanya Eko, seorang mahasiswa STP Trisakti. Hasil kreasi
masakannya sangat mengagumkan. “Ini apa, mas?,”tanya Kak Arief.
“Ini nasi ulam, kak,”jawabnya. Sumpah gue terkejut, karena
penampilan masakannya nggak tampak seperti penampilan nasi ulam yang
umumnya gue lihat. Kelihatan seperti masakan di restaurant hotel
bintang lima. Keren banget!
Jajan di Tenda UMKM
Selain Lomba Mural Art
dan Kreasi Masakan Nusantara, ada pula Lomba UMKM. Ada banyak sekali
UMKM yang menjual jajanan tradisional sampai modern. Dijamin nggak
akan kelaparan kalau sudah di sini.
Gue melirik booth yang
menjual bir pletok khas Betawi. Tanpa pikir panjang gue dan
teman-teman langsung melipir ke booth ini dan menuntaskan penasaran
seperti apa rasa bir pletok itu. Ini adalah kali pertama gue mencoba
bir pletok, genks. Meskipun namanya bir, tapi nggak mengandung
alkohol sama sekali.
Bir pletok hadir di tanah
Betawi pada zaman penjajahan dulu. Orang-orang Betawi sering melihat
orang-orang Belanda berpesta sambil menikmati wine maupun bir. Karena
alkohol dilarang dalam ajaran Islam, jadi mereka membuat bir versi
mereka sendiri yang dibuat dari jahe dan rempah-rempah lain asli
Indonesia. Tutup botol atau penyumbat kayu yang biasa digunakan pada
wine, jika dicabut akan berbunyi pletok. Dari situlah asal mula
terciptanya bir pletok. Kreatif juga ya orang-orang Betawi!
Namun, bir pletok yang
gue coba ini, tutup botolnya sudah dimodifikasi. Jadi nggak berbunyi
'pletok' lagi. Harga sebotolnya hanya 10k IDR. Diminum dingin saat
cuaca panas, mantab betul. Tapi menurut gue paling asyik minum bir
pletok ini justru saat musim hujan seperti sekarang.
UMKM yang hadir pada
festival ini juga diperlombakan. Pemenang pertama akan mendapatkan
Rp. 10Juta, pemenang kedua Rp.7juta, dan ketiga Rp.5juta. Sudah dapat
untung dari hasil jualan, dikasih hadiah pula kalau menang. Double
untung! Ikutan apa nih ya tahun depan. :D
Rekor Muri
Sebagai bentuk
penghargaan kepada kota-kota yang sudah berusaha maksimal dalam
menampilkan kebudayaan lokalnya, maka Kementerian Pariwisata (Pesona
Indonesia), Adira Finance, dan iNews memberikan penghargaan khusus
yaitu Kota Paling Memesona.
Tak hanya itu, pada
perhelatan kali ini, Adira Finance juga menerima penghargaan dari
Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk Karnaval Budaya secara Seri di
Lokasi Terbanyak pada acara Festival Pesona Lokal yang diserahkan
secara langsung oleh Jaya Suprana, pendiri sekaligus direktur utama
MURI. Wah, selamat Adira Finance! Semoga di tahun berikutnya bisa
menggelar acara yang lebih keren lagi.
Menjelang acara berakhir,
ada penampilan musik dari Judika dan Via Valen. Semua masyarakat
tumpah ruah ke pinggir panggung. Antusias melihat penampilan artis
idola mereka. Gue dan teman-teman hanya bisa menyaksikannya dari
jauh, karena sudah nggak bisa nyempil-nyempil hingga pinggir
panggung. Seru deh pokoknya!
*******************************************
Festival Pesona Lokal
yang diadakan Adira Finance ini diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan masyarakat akan potensi daerahnya dan mengajak masyarakat
untuk berperan aktif dalam menjaga dan mempromosikan kebudayaan lokal
agar lebih didengar, dilihat, dan dinikmati oleh masyarakat lebih
luas lagi.
Melalui festival ini juga
gue banyak belajar dan mengetahui kebudayaan Betawi yang dari dulu
hanya gue dengar, belum pernah gue lihat langsung. Jakarta nggak hanya punya gedung-gedung tinggi yang modern, jalanan yang macet. Tapi jauh sebelum kita lahir pun, Jakarta sudah punya sejarah yang panjang dan kaya budaya yang harus kita lestarikan.
Semoga tahun depan
lebih banyak lagi kota yang disinggahi, agar semakin banyak
kebudayaan lokal yang diangkat dan lebih dikenal. Terima kasih Adira Finance sudah menggelar acara semenarik dan bermanfaat seperti
Festival Pesona Lokal ini. Selamat ulang tahun!
1 Comments
Suka banget pergi ke Festival ini karena terhibur
ReplyDeletePlease notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!