Kalian tim gunung atau
tim pantai? Gue lebih suka main di pantai, sih.
Tidur siang di atas hammock, tanpa AC, hanya ada
angin laut. Belum lagi makan seafood segar di
pinggir pantai. Ikan bakar, cumi goreng tepung, udang saos asam
manis, ditambah kerang dara saos tiram. Yah, jadi lapar kan. FYI,
Indonesia masuk ke dalam lima besar negara yang memiliki garis
pantai terpanjang di dunia. Hasil komoditas lautnya tentu saja banyak
donk. Tapi mengapa harga ikan masih mahal, ya?
Semua Gara-gara IUUF
Akhir pekan lalu gue main
ke event Sinergi Aksi Informasi dan Komunikasi (SAIK) yang diadakan
di Lapangan Ahmad Yani atau yang lebih dikenal dengan Alun-alun
Tangerang. Acara ini berlangsung sampai tanggal 4 Desember kemarin.
Ada banyak booth-booth dari berbagai kementrian, salah satunya
yang paling antusias untuk dikunjungi adalah Kementrian Kelautan dan
Perikanan (KKP).
Berada di pojok venue,
nggak membuat booth ini sepi pengunjung. Karena para
pengunjung yang datang bisa foto bareng dengan Ibu Susi Pudjiastuti,
lho. Di booth KKP ini, ada banyak informasi menarik mengenai IUUF
(Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing).
Pasti kalian sudah
sering mendengar tentang illegal fishing yang sering di koar-koarkan
oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Hanya saja mungkin hanya
segelintir yang paham betul apa itu IUUF.
Kapal-kapal asing yang
mencari dan menangkap ikan di perairan Indonesia harus mempunyai
izin dan nggak boleh melewati zona yang sudah ditetapkan. Jika tidak, maka aksinya tersebut sudah termasuk illegal dan
wajib diproses sesuai hukum. Praktek IUUF inilah penyebab mengapa
harga komoditas laut, khususnya ikan di Indonesia jadi mahal.
“Coba itu yang suka
beli ikan import, TENGGELAMKAN!.” Jargon andalan Ibu Susi
Pudjiastuti seakan sudah lekat sekali di telinga kita. Aksi
menenggelamkan kapal-kapal nelayan yang mengambil ikan secara illegal
di perairan laut Indonesia bukanlah tanpa alasan, atau sekedar
sok-sokan gimmick belaka. Tapi demi mempertahankan kedaulatan
Bangsa Indonesia.Tak heran jika menurut KKP, IUUF adalah ancaman bangsa.
Pernah dengar hukum
supply and demand? Ini yang terjadi pada harga ikan di
Indonesia. Persediaan ikan di Indonesia itu banyak banget, kan.
Sementara tingkat konsumsi ikan masih rendah. Namun mengapa harga
ikan masih mahal? Itu karena kita masih sering mengimport ikan dari
luar.
Praktek illegal
fishing sudah lama ada di Indonesia. Oknumnya biasanya adalah
nelayan yang berasal dari negara tetangga yang bekerja di bawah
perusahaan besar. Mereka belum kapok untuk melakukan tindakan ini
karena belum ditindak sesuai hukum yang seharusnya. Dulu, jika ada
nelayan asing tertangkap sedang melakukan praktek ini, biasanya hanya
ditangkap, kapal ditahan, lalu dikembalikan ke negaranya. Kapal bisa
ditebus kembali. Kemudian di lain hari, mereka bisa melakukan hal
yang sama lagi. Lain halnya dengan sekarang. Begitu ketahuan, para
pelaku ditangkap, kapal dikosongkan, jika terbukti bersalah, kapal
langsung ditenggelamkan. Terhitung sudah 488 unit kapal illegal yang
sudah ditenggelamkan di Indonesia sejak Oktober 2014.
Apa untungnya
menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan? Hey, tahukah kalian sejak
aksi ini dilakukan, negara sudah berhasil melakukan penghematan APBN
hingga 8.2T IDR? Bayangkan dari segitu banyaknya rupiah yang
diselamatkan akibat penenggelaman kapal. Mungkin bisa buat sekolah
gratis, menyejahterakan nelayan, atau apapun yang bermanfaat di
sektor lain.
Pengusaha di negara
tetangga rugi karena kapal-kapalnya ini ditenggelamkan. Kebutuhan
produksi tetap berjalan, tapi stok ikan makin menipis akibat
kapal-kapalnya ditangkap oleh Satgas Gabungan Indonesia. Nah,
mamam dah tuh! Alhasil daripada sudah nggak bisa main nakal,
akhirnya mereka berinvestasi di Indonesia. Daripada gulung tikar
yekan. Makanya jangan main-main dengan Indonesia!
Hasil tangkapan nelayan
Indonesia jadi lebih banyak, karena pesaing ilegalnya yang makin
berkurang. Tingkat impor komoditas laut pun otomatis menurun. Semakin
banyak nelayan kita yang menghasilkan tangkapan ikan, maka banyak
pengusaha dalam negeri yang tadinya bergantung dengan impor, jadi
beralih ke nelayan lokal. Bagai rantai makanan lah. Tak heran jika
Menteri Kelautan dan Perikanan saat ini concern banget untuk
memajukan nelayan dan menjaga kelestarian laut beserta isinya.
#AyoMakanIkan
Tugas kita sekarang
adalah mendukung gerakan #AyoMakanIkan. Gue juga heran mengapa masih
banyak yang nggak mengonsumsi ikan. Padahal nilai gizinya tinggi dan
bagus untuk perkembangan otak anak hingga dewasa.
Nggak perlu ikan import
yang mahal kok untuk meningkatkan gizi. Di perairan Indonesia
juga punya ikan yang mempunyai nilai gizi setara dengan salmon. Yup,
ikan kembung, saudara-saudara! Dilansir dari Good News from
Indonesia, kandungan omega 3 yang dimiliki ikan kembung ternyata tiga
kali lebih tinggi daripada salmon.
Saat berada di booth KKP,
Bapak Budi Ichsan Nasution, selaku kepala sub bagian hubungan lembaga
di Kementrian Kelautan dan Perikanan, sempat menjelaskan bahwa ikan
dori itu sebenarnya sama dengan ikan patin. Kalau yang pernah makan
ikan dori pasti tahu deh bahwa tekstur ikan dori agak lembek. Nah,
sama dengan ikan patin. Ini kasusnya mirip seperti makanan yang masuk
ke kafe dan di warung makan biasa. Kalau di kafe namanya mixed
vegetable with peanut sauce, di warung namanya cuma gado-gado. Isinya
sama persis, cuma harganya beda. Itulah sebabnya mengapa kita wajib
konsumsi ikan lokal. Selain kandungannya sama bahkan ada pula yang
lebih besar, harganya juga jauh lebih murah.
Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Perairan Laut Indonesia?
Caranya menjaga laut
sebenarnya cukup mudah, genks. Simak baik-baik ya!
- Jangan buang sampah sembarangan, terlebih jika main ke pantai dan laut. Karena sampah-sampah tersebut akan termakan ikan dan akibatnya populasi ikan akan berkurang karena mati makan sampah kalian. Pernah dengar berita seekor paus yang terdampar dan begitu dibuka isi perutnya ternyata berisi sampah plastik? Nah, itu salah satu contohnya.
- Kurangi penggunaan produk yang menggunakan kemasan yang terbuat dari plastik.
- Nggak menyentuh apalagi mengambil terumbu karang, secantik apapun terumbu karang itu. Mereka bukan pajangan, kak! :p
Gampang banget, kan! Ada yang mau nambahin lagi? Buat
yang suka travelling ke pulau atau pantai, jika melihat ada
orang-orang yang melakukan ketiga hal di atas, sebaiknya tegur
langsung. Karena dengan menegur saja, itu sudah sangat membantu. By the way, cek @kkpgoid untuk informasi lebih lanjut mengenai IUUF ya, genks!
Seperti kata Ibu Susi,
“Laut masa depan kita”. Tugas kita merawat kebersihan laut agar
terumbu karang terjaga dan populasi ikan tetap banyak. Persediaannya
bisa untuk anak cucu kelak. Nggak mau kan pemandangan indah di laut dan seisinya hancur cuma gara-gara IUUF? Yuk,
kita jaga laut Indonesia!
3 Comments
Semangaaatt!!! Brati kita harus mendukung #ayomakanikan juga yes. Biar kesejahteraan nelayan kita jg semakin membaik
ReplyDeletemantapp artikelnya, membuka wawasan tentang pentingnya menjaga kedaulatan laut Indonesia
ReplyDeleteEnak bener ya, ikan ikan kita, mereka yang ambil. Tapi emang tingkat makan ikan kita masih rendah sih. Ironis secara kita negara bahari. Harusnya rajin makan ikan walau di warteg bahari
ReplyDeletePlease notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!