JAIHO!!!
Akhirnya kesampaian juga cita-cita travelling ke India. Sebenarnya
impian ini sudah sejak lama, meskipun kata orang India begini dan
begitu. Sempat khawatir juga dengan omongan yang orang-orang bilang,
tapi kalau ada kesempatannya kenapa nggak? Berbekal tiket promo
pulang-pergi seharga Rp. 1,2 juta, gue berhasil menginjakkan kaki di
tanah Bollywood bersama dengan enam teman lainnya. Lalu bagaimana
dengan persiapannya?
Siapkan Mental!
Sebelum
membahas tuntas tentang persiapan sebelum jalan-jalan ke India selama
enam hari yang berakhir jadi tujuh hari kerena pesawat re-schedule,
ada satu hal yang harus dipersiapkan matang yaitu mental.
Nggak
bermaksud lebay, tapi memang inilah yang harus kalian persiapkan dulu
sebelum ke sana. Jangan berekspektasi terlalu tinggi agar nggak mudah
kecewa. Ini juga yang gue lakukan. Gue nggak berharap apapun terlalu
tinggi.
Gue
sudah mengira bahwa semua service yang ada di India pasti ada
tipsnya, sudah tahu kalau penjual di sana bakal maksa jualannya,
sudah tahu kalau orang lokalnya banyak yang bau ketek, dan sudah tahu
pula tentang tingkat higienitas mereka. Jadi kalau gue menemukan
hal-hal aneh, nggak bakal kaget lagi. Gue pun bisa lebih enjoy.
Menurut gue pribadi, kalau orang Indonesia ke India sih nggak bakal kaget-kaget banget, deh. Apalagi yang tinggalnya di Jakarta. Toh, Jakarta juga sudah keras. Pasti sudah terbiasa dengan lalu lintas yang semerawut, jajanan pinggir jalan yang jorok, ketemu copet, dan hal-hal lain yang mungkin kalau dialami sama bule, nggak bisa sesantai orang Indonesia dalam menanganinya.
Menurut gue pribadi, kalau orang Indonesia ke India sih nggak bakal kaget-kaget banget, deh. Apalagi yang tinggalnya di Jakarta. Toh, Jakarta juga sudah keras. Pasti sudah terbiasa dengan lalu lintas yang semerawut, jajanan pinggir jalan yang jorok, ketemu copet, dan hal-hal lain yang mungkin kalau dialami sama bule, nggak bisa sesantai orang Indonesia dalam menanganinya.
Ajak Teman!
Setelah
tahu bahwa India kurang aman untuk traveller cewek apalagi solo
traveller, gue sudah mengajak banyak teman untuk trip kali ini. Hidup
gue sudah penuh drama, gue mau meminimalisit drama selama trip India.
Jadi memang lebih aman kalau pergi bareng teman-teman ramean.
Kalaupun
pas beli tiket ternyata cuma satu atau dua orang yang bersedia ikut,
jangan putus asa. Coba cek di grup-grup backpacker yang ada di
Facebook. Siapa tahu ada yang perginya di tanggal yang sama, bisa
gabung.
Semakin
sedikit orangnya, kalian bisa jadi sasaran empuk para scammers,
genks. Apalagi untuk para perempuan ya. Semakin banyak orang, kalian
bisa saling melindungi. Asalkan dari awal sudah ada kesepakatan
supaya nggak pecah di tengah jalan.
Waktu Terbaik Mengunjungi India
India
cuma punya dua musim, yaitu Winter dan Summer. Winter dimulai dari
Bulan November sampai Maret. Sementara Summer dimulai dari April
hingga Oktober. Gue datang pas Bulan Maret, sudah hampir memasuki
musim panas. Tapi suhunya masih bersahabat.
Kalau
pagi, suhunya bisa 16C. Siangnya bisa naik hingga 30C. Masih nyaman
deh menurut gue untuk dipakai jalan-jalan. Sebab ketika musim panas,
suhunya bisa lebih dari 40C. Sudah bisa dipastikan badan lepek dan
mudah dehidrasi.
Tiket Pesawat
Maskapai
low-cost yang punya banyak rute menuju India adalah Air Asia. Salah
seorang teman pernah dapat tiket seharga Rp. 1,2 juta PP dengan
transit di Kuala Lumpur. Tapi nggak enaknya naik low-cost airlines
adalah nggak termasuk bagasi. Jadi harus beli bagasi dan beli
makanan. Untungnya Bulan Agustus 2018 lalu, gue dapat informasi dari
@alidabdul mengenai promo tiket ke New Delhi dengan menggunakan
maskapai Jet Airways, sebuah maskapai yang menyediakan full service
(bagasi up to 30 kg dan makanan) dengan harga Rp. 1,2juta sudah
pulang-pergi.
Meskipun
banyak drama menjelang keberangkatan. Tapi akhirnya gue berhasil
pulang ke tanah air dengan selamat. Penerbangan yang gue ambil ini
awalnya transit di Singapore pas berangkat, dan transit di Bangkok
untuk kepulangan. Karena Jet Airways nggak ada rute direct dari dan
ke Jakarta, jadi dari Jakarta ke Singapore dioper ke Singapore
Airlines dan dari Bangkok ke Jakarta naik Garuda Airlines.
Kenyataannya,
penerbangan pulang di-cancel dan diubah jadi New Delhi – Incheon
(South Korea) dengan Korean Air dan Incheon – Jakarta dengan Garuda
Indonesia. Kapan lagi ye kan bayar Rp. 1,2juta dapat tiga negara
pakai maskapai terbaik semua pula.
Visa
Yup,
jalan-jalan ke India masih butuh visa. Sebenarnya judulnya sih free
Visa, tapi yang dimaksud di sini adalah kita sebagai WNI masih butuh
apply visa, tapi nggak dipungut biaya sama sekali.
Cara pembuatan visa India sudah pernah gue share di blog ini,
kok. Visa yang sudah jadi, harus di-print out ya. Karena wajib
ditunjukkan saat melewati gerbang imigrasi nanti.
Uang Tunai atau Cashless?
Gue
memilih untuk menukarkan uang tunai di money changer yang ada
di ITC Kuningan. Sebelum berangkat kan sudah gue hitung berapa budget
yang dibutuhkan. Nah dari situlah gue tahu berapa uang tunai yang
harus gue tukarkan.
Apa
nggak repot? Kenapa nggak pakai kartu kredit atau debit saja? Teman
gue pernah coba pakai kartu kredit dan ternyata wajib pakai PIN.
Sementara teman gue ini belum pakai PIN.
Lagipula
bakal jarang banget kok transaksi dengan menggunakan kartu kredit.
Bayar hotel bisa pakai uang tunai. Sekalinya pakai kartu kredit,
sudah terpotong otomatis by system dari Agoda dan Airbnb.
Gue
pun nggak berani untuk tarik tunai di mesin ATM yang ada di sana.
Takut kena pishing atau dihipnotis orang. Kejauhan mikirnya
sih emang.
Transportasi
Berhubung
judulnya juga flashpacking, jadi kami sewa mobil. Alasannya
sederhana, kami hanya punya waktu enam hari di India, tapi mau all
out eksplor tiga kota (Delhi, Agra, dan Jaipur), malah tadinya mau
nambah Udaipur atau Pushkar tapi batal.
Pilihan
ini sepertinya memang cocok sekali. Tahu sendiri ya, untuk memesan
tiket kereta di cleartrip.com susah dan jadwal kereta di India
suka ngaret parah. Salah seorang teman pernah terlunta-lunta enam jam
di stasiun gara-gara keretanya terlambat.
Daripada hal-hal sepele begitu bisa menghancurkan itinerary yang disusun, jadinya kami memilih opsi yang lebih ringkas. Meskipun memang sedikit lebih mahal. Setidaknya kami nggak perlu repot-repot naik turun kereta atau berdesakan di kereta dengan mas-mas bau ketek.
Kami
menyewa mobil Tempo Traveller yang kontaknya didapatkan dari Kak
@ariefpokto. Biayanya akan gue bagikan di postingan rincian budget ke
India nanti.
Kami
juga sempat nyobain rickshaw di Jaipur. Tarif dari City Palace ke
Hawa Mahal kurang lebih sekitar 10 INR per orang (1 INR = 200 IDR).
Kalau naik rickshaw, yang penting harus bisa nawar.
Sementara
pas di Delhi gue juga sempat nyobain naik Metro (kereta bawah
tanah). Meskipun hanya berjarak satu stasiun saja (dari airport ke
Aerocity station). Tarifnya cuma 20 INR. Sayangnya ada larangan
mengambil foto atau video di dalam metro, jadi nggak bisa gue bagikan
penampakannya seperti apa.
Penginapan
Trip
kali ini gue dan teman-teman memutuskan untuk flashpacking. Jadi ada
hotel kece yang kami pesan, yaitu di Jaipur. Pas lagi cek hotel-hotel
di Jaipur, ternyata banyak hotel-hotel heritage yang desainnya bagus
banget. India banget gitu deh, kayak kamar kerajaan. Sementara di
kota lain lebih memilih hotel yang biasa saja, yang penting reviewnya
bagus. Karena yang cowok hanya satu orang, jadi pertimbangan untuk
keamanan hotel harus lihat dari reviewnya. Ada satu review jelek
saja, langsung gue skip.
Jaipur
18 – 20 Maret 2019
Berhubung
tanggal kedatangan kami menjelang perayaan Holi Festival, jadi banyak
hotel yang sudah full booked. Padahal pas gue cek itu masih tiga
bulan sebelum hari kedatangan, lho. Awalnya mau booking Alsisar
Haveli, sumpah bagus banget! Namun sayang, sudah keburu habis
ketersediaannya.
Kandidat
selanjutnya adalah Umaid Haveli. Lokasinya nggak begitu jauh dari
Amber Fort. Tapi ternyata jauh dari pusat kotanya. Alhasil gue
memutuskan untuk segera booking Umaid Mahal yang juga nggak kalah
bagus. Harganya pun juga 'bagus', genks. Tapi untuk hotel berbintang
4 dengan desain unik ala kerajaan di India, menurut gue worth it kok.
Agra
20 – 21 Maret 2019
Selanjutnya
adalah hotel di Agra. Ini juga lumayan tricky, karena hotel di Agra
menurut gue lebih mahal dibandingkan dengan Jaipur. Maklum lah memang
kota wisata. Jutaan orang ingin melihat Taj Mahal yang lokasinya di
Agra. Belum sah ke India kalau belum ke Taj Mahal.
Gue
sengaja cari lokasi hotelnya yang dekat dengan eastern gate Taj
Mahal. Biar bisa jalan kaki ke Taj Mahal. Akhirnya pilihan jatuh ke Hotel Taj Resort. Meskipun judulnya resort, tapi sebenarnya sih cuma kayak
hotel bintang 3 pada umumnya.
Kami
memesan empat kamar double room dengan bathup di kamar mandinya, yang
kemudian buat gue menyesal kenapa nggak bawa bath bomb. Kan bisa
berendam ala-ala. Hotelnya bisa dicek di sini.
New
Delhi 21 – 23 Maret
Sementara
penginapan di New Delhi gue sengaja booking melalui Airbnb. Jaraknya
sekitar 30 menit dari airport. Pilihan Airbnb di India masih sedikit
banget, termasuk di New Delhi yang merupakan kota besar.
Untungnya gue nemu sebuah rumah yang harga sewanya cukup murah. Hanya sekitar Rp. 1,2jutaan untuk dua malam malam dan bisa menampung orang hingga delapan orang. Tapi karena gue ada kredit poin, jadi bisa potong harga setengahnya. Kami hanya bayar sekitar Rp. 600ribuan saja untuk dua malam. Per orangnya cukup membayar Rp. 90ribu untuk dua malam. Murah banget, kan! Buat yang mau sewa penginapan di Airbnb, jangan lupa daftar pakai referral link dari gue untuk dapat diskon $30.
Untungnya gue nemu sebuah rumah yang harga sewanya cukup murah. Hanya sekitar Rp. 1,2jutaan untuk dua malam malam dan bisa menampung orang hingga delapan orang. Tapi karena gue ada kredit poin, jadi bisa potong harga setengahnya. Kami hanya bayar sekitar Rp. 600ribuan saja untuk dua malam. Per orangnya cukup membayar Rp. 90ribu untuk dua malam. Murah banget, kan! Buat yang mau sewa penginapan di Airbnb, jangan lupa daftar pakai referral link dari gue untuk dapat diskon $30.
Rumahnya
ternyata besar banget, meskipun harus naik tangga ke lantai tiga.
Tapi nyaman banget karena teras rooftopnya luas banget, enak buat
santai sore atau sarapan di situ. Ada dapurnya juga jadi bisa masak
mie instan setelah lebih dari lima hari makan kari mulu.
New
Delhi 23 – 24 Maret
Penginapan
ini gue booking dadakan. Karena pesawat yang di-cancel mendadak.
Setelah nego sampai begging di counter maskapainya di bandara,
akhirnya gue langsung booking sebuah hotel yang lokasinya nggak jauh
dari bandara.
Sebenarnya
kami bisa saja minta kompensasi ke pihak maskapai. Tapi gue nggak
kepikiran saking sudah merasa bersyukur karena sudah diganti jadwalnya tanpa
tambahan biaya. Jadi kami ikhlaskan saja kompensasi tersebut.
Gue
booking Hotel Plazzo melalui Airbnb juga. Lokasinya mirip
seperti daerah Glodok. Agak kumuh dan hotelnya menurut gue kurang
bersih. Di tengah malam pun ada yang berusaha untuk buka pintu kamar
kami secara paksa. Entah tamu lain yang usil atau gimana. Pokoknya
gue nggak rekomen. Hal yang paling gue suka dari hotel ini mungkin
karena lokasinya dekat mini market dan banyak street vendor. Jadi
nggak takut bakal kelaparan.
Internet dan Telekomunikasi
Setelah
membaca cerita beberapa teman di blognya, banyak yang bermasalah jika
membeli nomer lokal India. Masalahnya cuma satu sih, aktifnya lama
banget. Ada yang dua jam baru aktif, delapan jam, malah ada yang 20
hari kemudian baru aktif.
Demi
menghindari masalah seperti itu dan misuh-misuh buang energi, pilihan
beli sim card lokal langsung gue coret. Pilihan selanjutnya adalah
sewa WiFi portable atau beli paket roaming.
Gue
sudah survei ke beberapa penyedia sewa WiFi yang bisa dipakai di
India. Gue cek Jetfi, Wifi Republic, dan Passpod pun yang jadi
andalan gue waktu ke Jepang, nggak ada yang memenuhi kriteria.
Mereka
semua hanya menyediakan kuota maksimal 512 Mb per hari. Karena waktu
ke Melaka gue pernah sewa Java Mifi yang maksimal kuota per harinya
hanya 512 Mb, gue langsung coret pilihan sewa Wifi. Kenapa? Karena
kuota segitu nggak akan cukup untuk 2-3 orang per hari. Baru jam 1
siang, kuotanya sudah habis dan diturunkan kecepatan loadingnya.
Berkat
saran dari Kak @ariefpokto, gue memutuskan untuk beli paket roaming
Telkomsel seharga 425k IDR dengan kuota 5Gb yang masa berlakunya
selama 30 hari dan bisa dipakai di seluruh Asia dan Australia. Jadi
pas transit di Singapore dan Korea Selatan pun masih bisa digunakan.
Supaya
hemat, paket roaming tersebut di-tathering dengan dua orang teman
lainnya. Jadi patungan gitu. Kan jadi terasa lebih ringan. Lagipula
gue jarang pakai internet selama di perjalanan. Paling cuma pas lagi
mampir makan di restaurant saja. Selebihnya bisa pakai WiFi di hotel. Paket roamingnya bisa dibeli di Traveloka, ya.
Oh
iya, dalam paket roaming tersebut, sudah termasuk bonus telepon dan
SMS. Just in case, ada huru-hara di India, bisa langsung
telepon Kedubes. Maklum pas gue mau berangkat, hubungan India dan
Pakistan di perbatasan sedang memanas.
Makanan
Seperti
yang kita ketahui, makanan di India serba kaya rempah dan
bumbu-bumbu. Nggak semua orang Indonesia bakal suka dengan makanan
India. Hampir semua menunya memang mirip-mirip dengan masakan Padang.
Tapi kalau dalam sehari tiga kali makan masakan India dan terjadi
selama seminggu, gue rasa kalian juga bakal enek juga seperti yang
gue alami.
Tiga
atau empat hari pertama mungkin nggak masalah. Namun di hari-hari
terakhir, gue dan teman-teman sudah nggak bisa menelan makanan India
lagi. Untungnya gue bawa mie instan dan teman-teman yang lain juga
bawa perbekalan. Kebetulan di rumah yang kami sewa ada dapurnya. Di
situlah kami makan mie instan dengan lahap.
Jadi
untuk yang mau ke India dalam waktu lama, sebaiknya bawa perbekalan
buat jaga-jaga. Bahkan menu makanan di KFC dan McD pun rasanya masih
India banget. Nggak seenak di Indonesia.
Colokan Listrik
Gue
sempat menyesal beli universal adaptor baru (yang lama ketinggalan di
Bogor), karena ternyata colokan listrik di India sama persis dengan
Indonesia. Jadi bentuknya dia ada tiga colokan gitu, tapi kalau
dimasukin charger tanpa universal adaptor, bisa langsung connect.
Jadi
nggak perlu bawa universal adaptor. Hanya saja, kalau pesawat yang
kalian tumpangi bakal transit di negara lain, universal adaptor tetap
harus dibawa, ya.
Tiket Masuk Wisata
Beberapa
objek wisata terkenal seperti Taj Mahal dan City Palace Jaipur bisa
dibeli secara online. Namun tetap saja kami memilih cara
konvensional, alias beli langsung di loket tiket.
Harga
tiket masuk turis asing di India bedanya bisa 10 kali lipat dibanding
turis domestik. Ya sama saja lah ya seperti bule-bule yang dikenakan
harga 5x lipat kalau berlibur di Indonesia. Mau gimana lagi, protes
pun percuma. Jadi mending terima saja.
Bahasa
Nggak
perlu khawatir untuk masalah ini. Hampir semua orang India yang gue
temui bisa berbahasa Inggris. Rata-rata orang India yang belum bisa
bahasa Inggris adalah para pekerja kasar, seperti housekeeper.
Sopir kami pun sebenarnya nggak terlalu lancar bahasa Inggrisnya, tapi setidaknya gue mengerti apa yang dia katakan, begitu pun sebaliknya.
Palingan
nih yang bikin agak kurang mudeng aja karena mereka ngomongnya
terlalu cepat, apalahi ditambah logat India nya yang masih kental.
Kurang
lebih itu saja yang bisa gue bagikan kali ini. Semoga bisa memberikan
pencerahan bagi teman-teman yang ingin travelling ke India juga.
Trip
ke India nggak bikin kapok, kok. Karena alamnya bagus banget!
Bangunan-bangunan peninggalan sejarahnya pun bikin mind blowing.
Namun
tetap ada saja hal-hal yang bikin kita harus mengernyitkan dahi saat
berada di sana. Misalnya nih, gue pesan nasi ke room service saat
menginap di Umaid Mahal. Tak berapa lama nasi diantarkan, staff yang
mengantarkan memberikan bill sambil dipukul-pukulkan ke tangannya
sendiri, lalu bilang, “You have to pay now and don't forget the
tips.” Mereka terang-terangan minta tips (uang tambahan). Ini dia
gunanya menyiapkan biaya tak terduga saat merancang budget trip ke
India. Beneran banyak biaya tak terduga.
Contoh
lainnya adalah saat travelmate gue, Karin, minta foto dengan ibu-ibu
di Amber Fort yang megang sapu dan memakai saree. Setelah foto, si
ibu langsung menyodorkan tangannya sambil bilang “money” kepada
Karin.
Banyak hal-hal yang cukup mengejutkan terjadi di India. Selama kita bisa menikmatinya dan jangan dibawa stres, pasti bakal senang-senang kok berada di sana. Remember, we buy the experience, baby.
Nanti lah ya gue bahas di rincian budget trip ke India untuk lebih detailnya. Terima kasih sudah mampir ke missnidy.com. Ditunggu ya cerita selanjutnya!
25 Comments
Jai Hooo!!! It was unforgettable India trip with you ❤
ReplyDeleteyes, indeed!!!
DeleteHi, Miss!
ReplyDeletefirst of all thank you for sharing your India experience trough this post. Seriusan, ngebantu bgt nge rinciin rencana apalagi yang bagian Internet haha.
I'm Riri btw, rencananya mau backpacker-an next year ke sana nih, Miss. Nah aku mau tanya, Did you take any vaccination before going to India? Like maybe for meningitis or yellow fever?, and If you did not, any reason behind that?
Thank you so much for your time Miss Nidy. Have a good day ^^
Riri
Hi, Riri!
DeleteI didn't take any vaccination simply because I had no idea about that. Bener2 gak kepikiran aja buat vaksin2an 🤣🤣
Tapi aku saranin vaksin aja buat pencegahan. Jangan lupa vitamin! 🙂
hay aku rencana ke India bulan Februari mungkin kita bisa trip bareng, please hubungi saya jika berkenan via email imasmaesaroh9407@gmail.com
Deleteka jadikah pas bulan februari ke india???
DeleteYa ampun, India secantik itu, ya. Pengin banget langsung melihat dengan mata sendiri gimana kerennya India ini. :D
ReplyDeleteAminn.. Semoga segera ke sana juga ya, mbak!
Deletekalau buat solo traveler cewe emang rawan yah india itu, udah banyak kasus pemerkosaan, tapi kalau cowo mah kayanya aman2 aja kaya alid tuh :D ...
ReplyDeletegue pgn juga ke India tapi tujuan utamanya pengen liat harimau liar :D
-Traveler Paruh Waktu
Iya, kalau cowok aman dah. 😁😁
DeleteTEMENMU KOK CANTIK-CANTIK SIH, KAK.
ReplyDeleteKenalin atuh.
#salahfokus
Setuju nggak sih bagian paling seru dalam sebuah perjalanan itu adalah masa-masa persiapan? Ehehe.
Kalo makanan barat apakah banyak di sana? cafe atau coffee shop gimana?
Dari SMP gue udah suka India, sering nontonin film-filmnya. Tapi niat traveling ke sana memang masih ragu-ragu karena apa yang kamu ceritain di atas ehehe.
Ya gue nya aja cakep!!
DeleteBetul.. Paling bikin deg2an ya, seru!
Justru di sana adanya makanan berat semua. Karbo semua 😁
Just go! Gue aja nekat
Hi Nidy,
ReplyDeleteTapi selama perjalanan ke India, adakah peristiwa yg meng-confirm perkiraan buruk tentang India? Seperti perlakuan trhadap perempuan atau scamming scheme?
Aku sama istri mau ke India tapi masih ragu juga.
Aku mengikuti perkembangan cerita India dari akun twitternya simbok. Buahahahha.
ReplyDeleteDari berbagai ceirta, selain keindahan yang teraji. India masih bermasalah dengan sanitasi dan pelecehan seksual. Banyak kawan perempuan bercerita tentang hal tersebut.
Sejujurnya belum berani buat traveling ke India, tapi suatu saat bakal dicobalah haha
ReplyDeleteTerimakasih cerita pengalamannya, sangat bermanfaat buatku yang pengen banget ke India 😂
ReplyDeleteSaya punya teman di india, dia selalu offer me to come india but ... i really really scare hahahha
ReplyDeleteMendengar banyak cerita cerita seram seperti pemerkosaan dll
Akhir nya selalu gagal untuk traveling kesana
Tapi kemarin teman india main ke sini ke indo ..
Hhhmmm...
Saya harus berani dong next time for come to india
Gantian visit cerita nya ��
Satu lagi deh ..... ada experience waktu shopping nya kah hehehe
ReplyDeleteAda, tapi belum aku share di blog. Belum sempat :D
DeleteAlo mb Nidy, terima kasih sdh menulis blognya.. jadi ada pencerahan tentang India.. nanya mba, uang yg lebih banyak digunakan disana USD apa INR?
ReplyDeleteSelama di sana selalu pakai INR kok.
DeleteHallo mba mau tanya dong bener gak sih kalo india ngelarang cuma punya ticket one way dan bakal disruh pulang lagi .
ReplyDeleteTerus pas di imigrasi sana di tanya apa aja ya kira2 ?
Halo, untuk pertanyaan pertama gue gak bisa jawab ya, karena pas ke sana gue sudah pegang tiket pulang-pergi. Jadi kalau misalkan lo ke sana cuma modal tiket one way dan diusir balik lagi ke Indonesia, ya itu resiko main ke negara yang pakai visa untuk masuk.
DeleteDitanya menginap di mana, berapa hari, dan sama siapa aja.
Gilssssss... itu yang trip ke India kok pada cakep semua sih haha
ReplyDeleteBTW thanks sharingnya mbak, saya rencananya bulan maret nanti mau ke India dan Khasmir (sudah beli tiket). Deg-degan banget rasanya makanya butuh banyak referensi
Ya namanya juga jajaran Asia's next top model... T.T
DeletePlease notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!