Sejujurnya, baru kali
ini gue jalan-jalan ke luar negeri tanpa bawa bekal makanan sama
sekali. Minimal mie instan itu biasanya selalu gue bawa. Berhubung trip kali
ini bareng sobat lemak ambyar, jadi diniatkan banget untuk cari
kuliner enak di Kuala Lumpur. Ada yang bisa menebak kira-kira kuliner apa saja yang bakal gue rekomendasikan kali ini?
Saking niatnya berburu kuliner di Kuala Lumpur, cuma satu spot saja yang nggak kesampaian. Itu pun karena memang kedainya belum buka. Yup, seambisius itu kami pada makanan enak. Mumpung teman jalannya satu selera nih soal makanan. Biasanya pergi sama teman-teman yang tahan lapar. Kalau bau lambung belum naik ke mulut, belum waktunya makan. :D
Sebelum gue bahas lebih
lanjut, gue mau menekankan dulu bahwa perihal rasa itu balik lagi ke
selera. Tiap lidah pasti berbeda. Jadi list yang akan gue jabarkan
kali ini berdasarkan selera gue, ya.
[Baca juga: Itinerary Kuala Lumpur]
Nasi Kandar Pelita
Buat mengobati rasa
kangen makanan dengan citarasa India, kami memilih Nasi Kandar
Pelita. Namanya sudah tersohor di kalangan wisatawan. Sebenarnya ada
banyak kedai nasi kandar di Kuala Lumpur. Berhubung ini lokasi yang
paling dekat dengan apartemen airbnb kami, jadi kami memilih Nasi
Kandar Pelita.
Pilihan menunya ada
banyak banget. Sistemnya kayak warteg. Kamu pilih menu makanan yang
sudah tersedia di dalam etalase, nanti dikasih kartu yang berisi
informasi harga pembelanjaan kita, lalu bisa langsung makan atau mau
bayar dulu.
Selain mencicipi makanan
yang ada di piring gue, tentunya gue juga nyobain isi piring
teman-teman donk. Biar tahu rasanya kayak apa. Begitu pun mereka. Gue
pesan nasi putih, ikan gulai, udang gulai, telur ikan, dan okra. Kak
Didi pesan sotong goreng, ayam goreng, dan sayur buncis. Sementara
Ikhwan pesan ayam bumbu hitam dan kentang balado.
Bumbu pada tiap
masakannya nggak sekuat makanan yang pernah gue coba di India, tapi
gue suka. Sepintas mirip masakan padang, namun lebih kuat. Jadi boleh
dibilang nasi kandar ini ada di tengah-tengah antara masakan India
dan masakan Padang.
Dari hasil cicip-mencicip
ini, gue rekomen sotong goreng, telur ikan, dan okra. Sotongnya
kenyal tapi masih lembut, jadi nggak berantem di mulut. Bumbunya juga
pas. Telur ikannya nggak lembek, sepertinya digoreng dulu jadi nggak
hancur. Kalau okra, ini baru pertama kali sih gue nyobain. Ternyata
enak juga walaupun cuma direbus.
Nasi Kandar Pelita yang
berlokasi di Jalan Ampang ini buka 24 jam. Jadi kalau tengah malam
kelaparan, bisa juga ke sini. Kebetulan jaraknya dekat banget dari
apartemen, tinggal jalan kaki 10 menit sekitar 700 meter. Lumayan
buat nurunin lauk pauk yang sudah dibabat habis. Dari Nasi Kandar
Pelita ke KLCC Tower juga dekat banget. Menurut gue lokasi cabang
yang di Jalan Ampang ini strategis banget deh.
[Baca juga: Panduan ke Astaka Morocco]
Ikan Bakar Bellamy
Sebenarnya ada beberapa
kedai ikan bakar di Jalan Bellamy. Menurut rekomendasi beberapa orang
dan Ria SW (macam akrab aja), gue memilih kedai Seri Melaka yang cat
temboknya warna orange. Semua kedai ikan bakar yang ada di sini ramai
pengunjung. Sampai bingung mau pilih yang mana.
Uniknya, ikan-ikan yang
dibakar di sini dilapisi menggunakan daun pisang. Jadi yang bakal
gosong duluan, si daun pisangnya. Lebih nikmat pula karena ada aroma
daun pisang.
Pilihan menunya cukup
beragam. Ada ikan pari, ikan talapia (nila), ikan kembung, sotong,
kerang dara, udang, dan ikan-ikan lain yang asing namanya di telinga
gue. Sayangnya saat gue datang, udang sedang nggak ada. Jadi gue dan
teman-teman memilih ikan talapia, ikan pari, sotong, dan kerang dara.
Ikan dibakar di atas bara
api, sementara kerang dara dan sotong dimasak di atas penggorengan
datar. Diaduk dengan bumbu racikan mereka. Aroma harum semerbak khas
seafood langsung tercium sejak kami datang. Sebab dapurnya terbuka,
ada di depan kedai, dan bisa kita lihat langsung. Setelah memilih
menu seafoodnya, kami langsung dipersilakan ambil nasi dan sambal
sendiri.
Nasi dan sambal di sini
boleh ambil sepuasnya. Nambah pun gratis. Sambalnya tersedia dua
macam, yaitu sambal kecap dan sambal tomat. Kalau kalian pesan
sotong, harus cobain sambal tomatnya. Perpaduannya bakal pas banget.
Karena menurut gue sotongnya agak plain rasanya, jadi pas dicocol
pakai sambal tomat jadi makin sedap. Meskipun begitu, sotongnya empuk
dan kenyal. Enak dikunyah,
Sambal kecap kan memang
pasangannya ikan bakar, jadi kalau pesan ikan bakar juga harus
cocolin pakai sambal kecap ya. Sambal kecap di sini terlalu encer,
bawang dan cabenya jadi terambil sedikit pas ambil dari mangkoknya.
Favorit menu yang gue dan
teman-teman cicipi adalah ikan pari. Tekstur ikan pari yang lembut
namun berserat, terasa manis dan gurih di lidah karena dimasak
sempurna dengan bumbu dan daun pisang tadi. Duh, nikmat banget deh!
Apalagi begitu dicocol sambal. Beuuuuh, makin sedap!
Selain menu seafood, juga
tersedia menu-menu lain yang bisa diambil secara prasmanan.
Sayangnya, gue nggak mengambil menu lain tersebut. Soalnya sudah
terlalu banyak ambil menu seafood. Daripada mubazir nggak termakan
nantinya.
Harga menu di sini juga
termasuk terjangkau. Untuk semua menu yang kami pesan berserta nasi
dan minuman berupa tiga gelas es teh dan tiga gelas air putih, kami
menghabiskan Rm. 74 atau sekitar Rp. 251,600 (kurs 1 MYR = 3,400
IDR).
Nasi Ayam Hainan Chee Meng
Meskipun tampak luar
kedai ini seperti bukan menyajikan makanan halal, tapi sudah ada logo
halalnya loh. Pelanggan yang datang dan staffnya pun banyak yang
berhijab. Lokasinya ada di Bukit Bintang. Kalau kalian pernah ke Alor
Street Food, nah rumah makan ini ada di jalan sebelahnya.
Sesuai namanya, menu
andalannya tentu saja ayam hainan. Ada dua pilihan penyajian, yaitu
ayam goreng dan rebus. Kami cobain keduanya beserta tumis kaylan.
Minumannya pesan es teh saja. Untuk ayam hainannya, tersedia yang
satu ekor dan setengah ekor. Kami memilih yang setengah ekor saja.
Ternyata setengah ekornya ini ukuran kecil, jadi sebenarnya bisa
untuk satu orang.
Favorit gue adalah ayam
rebusnya. Rasanya gurih banget, tapi bukan gurih gara-gara kebanyakan
MSG, ya. Enak deh pokoknya. Setiap porsinya juga dapat kuah kaldu
yang bikin makin mantul. Ayam gorengnya juga enak, namun kurang
terasa kaya bumbu begitu menempel di lidah. Tumis baby kaylannya juga
enak. Dimasak sebentar saja jadi masih crunchy begitu digigit.
R.A Nasi Lemak
Ini dia kuliner yang
sempat bikin gue dan teman-teman tergopoh-gopoh di pagi hari. Begitu
cek di google maps, ternyata lokasinya hanya berjarak 700 meter. Jadi
kami memutuskan untuk jalan kaki saja. Setelah jalan kaki cukup lama
sampai tiba di titik yang ditunjukkan oleh google maps, kami nggak
menemukan apa-apa. Hanya ada restaurant dan perumahan. Si Ikhwan saja
dari jalan masih gegap gempita, sampai terseok-seok menyeret kedua
kakinya. Tampak wajahnya yang sudah layu karena kelaparan.
Setelah googling lagi,
ternyata google maps ini salah kasih petunjuk. Akhirnya gue mencari
lagi dan terpaksa pesan taksi online, tapi kali ini tujuannya
diarahkan ke Mee Kicap Olie. Kebetulan Mee Kicap Olie ini lokasinya
persis di R.A Nasi Lemak, jadi memudahkan dalam pencarian di Google
Maps maupun supir taksi online.
Lokasinya dekat dengan
Monorail Dang Wangi. Dari apartemen malah lebih dekat lagi ternyata.
Kalau nggak pakai acara nyasar mungkin sudah melahap nasi lemak sejak
setengah jam lebih cepat. Kedai ini ada persis di pinggir jalan,
bahkan mengambil jatah trotoar.
Sistemnya juga ambil lauk
pauk sendiri, tapi nasi lemaknya diambilkan sama penjualnya. Nah,
pilihan lauknya ada banyak banget! Ada ayam goreng, kikil, daging
sapi, sotong, udang, babat, paru, banyak banget deh!
Menurut gue, menu lauk
yang wajib banget untuk kalian cobain itu ayam goreng. Sederhana sih,
tapi asli enak banget! Bumbunya meresap dan gurih. Kikilnya juga
enak, tapi agak kelembekan. Mungkin buat kita yang biasa makan nasi
uduk gurih dengan rasa santan yang kental di lidah, nasi lemak di
sini rasanya lebih ringan dibandingkan nasi uduk yang ada di Jakarta.
Kalau ke sini lebih baik
datang pagi ya biar masih kebagian lauk-pauk dan nggak terlalu panas.
Maklum kan tempat duduknya outdoor dan pinggir jalan. Jam bukanya
juga cuma sampai siang dari pukul enam pagi.
Cendol Durian Runtuh
Boleh dibilang inilah
primadona desert di Kuala Lumpur yang jadi favorit gue dan
teman-teman. Lokasinya mudah ditemukan karena berada di tengah pasar
Chow Kit. Dari apartemen juga bisa ditempuh dengan jalan kaki.
Kedai cendol ini bukanya
dari pukul tiga sore sampai tiga dini hari. Makanya gue datang ke
sini saat malam hari buat ngademin Nasi Kandar Pelita. (((NGADEMIN)))
Pada dasarnya di sini
menyediakan menu es cendol dengan pilihan toping durian. Nah, jenis
duriannya ini ada dua yang bisa kita pilih, yaitu Durian Musang King
dan Durian Kawin. Tadinya kami mau pesan Musang King, tapi stoknya
lagi habis. Padahal sudah membayangkan kenikmatan Durian Musang King
yang pulen dan creamy. Akhirnya kami memilih Durian Kawin seharga Rm
20 per porsi. Kami pesan dua porsi saja untuk dibagi bertiga, takut
kebanyakan.
Nah duriannya sudah
ditimbang dan disajikan dengan styrofoam ala di supermarket. Kami
boleh memilih sendiri mau durian yang mana. Tentu saja kami memilih
yang paling besar donk. Lalu duriannya ini kami sendiri yang
meletakkannya di atas si cendol.
Kenikmatan Cendol Durian
Runtuh ini berhasil bikin kami bertiga berantem saking enaknya. Jadi
rebutan duriannya. Ternyata pesan dua mangkok itu kurang. Kalau
kalian pecinta durian, wajib pesan satu porsi untuk satu orang.
Jangan dibagi-bagi! Rugi! :D
RSMY Best Cheese Naan
Gue datang Jumat malam ke
restaurant ini dan ramai banget. Jarak antara satu meja ke meja lain
pun dekat-dekat. Kebayang nggak seramai apa?
Menu yang ditawarkan rata-rata adalah Indian food seperti roti prata, roti canai, dan teman-temannya. Namun, berdasarkan rekomendasi orang-orang, kami cuma memilih cheese naan dengan extra cheese, minumannya mango lassi, honey lemon, dan es teh.
Cheese naan di sini
memang terbaik lah! Gila banget kejunya banyak dan enaaaaaaaaaaaaaaak
banget! Para pecinta keju wajib datang ke sini ya. Gue pesan dua
porsi, tapi karena masih kekenyangan jadinya yang satu dibawa pulang
dan dipanaskan lagi di microwave biar kejunya meleleh lagi.
Total yang kami habiskan
untuk menu-menu yang dipesan di atas sebesar Rm 37.8 atau sekitar Rp.
128,520 (kurs 1 MYR = 3,400 IDR). Ada live musician juga yang tampil
saat kami tiba di sana dan selalu bawain lagu-lagu Indonesia, lho.
Kim Soya Bean
Di sepanjang Petaling
Street memang banyak menjual barang-barang KW, souvenir, dan kuliner
berupa Chinese Food. Boleh dikatakan memang Petaling Street adalah
Chinatown-nya Kuala Lumpur. Jadi tak heran bila banyak rumah makan
yang menjual Chinese food.
Namun, gue di sini hanya
jajan saja. Tadinya sudah berencana mau nyobain claypot yang paling
terkenal di Petaling Street, tapi sayang pas tiba di sana rumah
makannya belum buka. Sementara kami di sana nggak sampai malam hari,
jadi terpaksa di-skip.
Mau mencoba makanan lain
juga agak ragu, jadi kami jajan kembang tahu dan susu kedelai yang
juga terkenal di sini. Penjualnya seorang bapak dan anaknya yang
kelihatannya galak tapi sebenarnya baik dan ramah kok.
Sebagai penggemar susu
kedelai, gue suka susu kedelai yang ada di sini. Segar dan nggak
kemanisan rasanya. Pas deh dengan selera gue. Kembang tahunya juga
enak, Kak Didi suka banget sama kembang tahunya. Apalagi kuah jahenya
bikin tenggorokan segar dan hangat. Harga seporsi kembang tahu di Kim Soya Bean sekitar Rm 1.6 dan susu kedelainya sekitar Rm 2.4 untuk satu botol ukuran 600 ml.
Itu dia genks kuliner di
Kuala Lumpur yang sudah gue cobain. Masih banyak daftar kuliner yang
belum sempat gue cobain dan pasti akan gue sambangi jika jalan-jalan
ke Kuala Lumpur lagi.
Apakah kalian sudah ada
yang pernah coba daftar spot kuliner yang sudah gue sebutkan di atas?
Kalau sudah pernah coba ceritakan donk favorit kalian yang mana atau
jika kalian punya rekomendasi kuliner enak di Kuala Lumpur juga boleh
kasih tahu gue ya. Biar gue bisa cobain juga nanti.
Jangan lupa bagikan
tulisan ini ke teman-teman kalian ya. Siapa tahu ada yang sedang
merencanakan liburan ke Kuala Lumpur juga dalam waktu dekat. Untuk
budget liburannya sudah gue upload di channel youtube gue ya. Selamat
mencoba!
5 Comments
coba ke kajang kak. infonya di KL itu tempat spesialis sate di situ. saya dapat rekom dari orang KL tapi belum sempat sambangin hahah
ReplyDeletebtw baca ikan bakar bellamy ama cendol duriannya jadi ngiler saya. next kalo ada kesempatan pengen nyobain
Wah, Kajang ya.. I'll consider about it. Inshaa Allah nanti Februari mau ke KL lagi, kalau sempat mau coba deh ke sana. Thank you infonya ya!
DeleteIya, wajib banget cobain cendol durian runtuh kalau suka durian. Ikan bakar bellamy juga! Udah porsi banyak, murah pula kalau sharing.
Baiklah, keliatannya enak. Balik ke KL kudu nyoba nih.
ReplyDeleteDan derita saya sekarang lagi laper.. arrghh *brb order makanan*
Kebalikan dari aku, udah biasa traveling tanpa bekal :D
ReplyDeleteSebagian besar tempat yang kamu kunjungi yang makanan prasmanan atau rumah makan gitu ya kak. Pas ke KL tahun 2017 lalu aku juga coba kulineran berbekal rekomendasi Foursquare yang dicari go show. Well, hasilnya nggak mengecewakan.
Asik nih kalo nasi sama sambel bebas nambah
Gue udah gak pernah pakai foursquare :D
DeleteIya, enak banget gue nambah juga gak deg2an bayar.
Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!