Rincian Budget Jalan-jalan ke India

Meskipun tripnya sudah lewat beberapa bulan lalu, ternyata banyak juga yang bertanya berapa budget jalan-jalan ke India. Biaya hidup di negara yang identik dengan film Bollywood-nya ini memang murah. Apalagi kalau perbandingannya dengan biaya hidup di Indonesia. India bisa terasa jauh lebih murah. Namun jalan-jalan kali ini gue dan teman-teman memutuskan untuk liburan ala Girls Squad. Ya nggak sehedon mereka juga, sih, tapi nggak gembel-gembel banget gitu. Hal ini tergambar jelas dengan kami yang selalu makan di restaurant dan menginap di hotel yang nggak murah. Jadi ada yang sudah menebak kira-kira berapa biaya yang dibutuhkan untuk jalan-jalan di India selama tujuh hari?

Sebelum berangkat ke sana, tentu saja gue dan Karin, salah satu travelmate, sudah merancang sedemikian rupa mau seperti apa trip ini akan berjalan. Gue kebagian yang menghitung estimasi biaya jalan-jalan di India, sementara Karin lebih banyak mengurus sewa mobil dan mencari hotel.

Kenapa baru bisa gue bagikan rincian biaya sekarang? Soalnya tahun 2019 ini Alhamdulillah kesibukan gue bertambah dan memang selama di India nggak ada yang menyimpan catatan pengeluaran selama di sana. Ketika trip ke Jepang dan Korea Selatan gue bisa cepat menyelesaikan tulisan rincian biaya karena ada Ulfa yang rajin mencatat pengeluaran. Hehe

Jadi mari kita simak langsung rincian biaya apa saja yang sudah gue keluarkan untuk trip ke India kali ini!

Setelah gue jabarkan rinciannya di atas, mari kita bahas lagi biaya apa saja yang memegang peranan paling penting dan memakan banyak jatah dalam trip kali ini.

Klook.com

Transportasi

“Hah? Ongkos transportasi di India mahal, kak?,” tanya Zubaidah. Sebenarnya nggak juga, sih. Ini kenapa bisa mahal? Soalnya gue sewa mobil selama di India untuk keliling tiga kota. Kami mengambil keputusan ini biar lebih efisien, nggak perlu naik turun tuktuk atau deg-degan takut kereta antar kotanya delay apalagi cancel. Beberapa teman pernah cerita kalau dia pernah naik kereta antar kota di India dan delay enam jam, bahkan berujung cancel setelah menunggu berjam-jam.

Berhubung kami hanya punya waktu lima sampai enam hari di India dan kemauannya banyak, mau ke sini lah, mau ke situ lah, jadinya sepakat untuk sewa mobil saja. Sebenarnya kalau kalian mau lebih murah mah bisa banget! Tinggal pilih opsi naik kereta antar kota dan keliling kota dengan naik tuktuk. Pas di Jaipur kami juga sempat coba naik tuktuk dari City Palace ke Hawa Mahal hanya Rs 10 per orang.

Setelah drama ngotot-ngototan di bandara gara-gara tiket di-cancel sepihakoleh maskapai dan untungnya berujung bahagia karena ternyata setelah dijadwalkan ulang kami dialihkan ke Korean Air yang artinya bakal transit di Incheon, Korea Selatan, kami terpaksa cari penginapan dadakan dan keluar dari airport. Dari airport ke hotel yang boleh nemu di airbnb ini nggak jauh kok jaraknya, tapi ya namanya taksi dari bandara ya, jadi nggak bakal murah. Ongkosnya kurang lebih sekitar Rs. 300 – 400. untuk 10 menit perjalanan. Mana diturunin nggak sampai di depan hotel.

Lalu ada juga kejadian dikerjain sama driver mobil yang kami sewa. Katanya dari Red Fort ke Jamak Mosque nggak bisa dilalui mobil van, jadi harus naik tuktuk. Tarifnya mahal banget, kalau nggak salah sekitar Rs. 400 untuk jarak yang sangat dekat. Kalian bisa cek deh di maps sejauh apa kedua objek wisata ini. Kenyataannya ternyata banyak mobil van yang lalu lalang di sana.

Intinya kalau mau naik transportasi umum di sana, tawar dulu. Jangan terkecoh dengan harga yang digitnya sedikit, padahal pas dikonversi ke rupiah jadi mahal. 

Akomodasi

Ini bisa ditekan banget, kok. Cuma balik lagi ke masalah selera dan pilihan. Jadi ditrip kali ini gue dan teman-teman memilih untuk nggak mau menginap di hotel sembarangan. Enam dari tujuh orang ini adalah perempuan. Daripada demi menghemat budget malah jadi berujung bahaya.

Buktinya, pas kami terpaksa extend di hotel dekat bandara, kami mengalami kejadian kurang mengenakan. Jam 11 malam pintu kamar diketok dan engselnya dicoba dibuka dari luar. Untungnya kami memesan kamar family room. Keesokan paginya, masih subuh, ada yang mencoba buka pintu lagi dari luar. Untungnya setelah kejadian yang pertama gue langsung kasih tahu Rudi buat gertak biar orang iseng itu tahu ada cowok yang tinggal di kamar itu.

Hotel kami di Jaipur terbilang mahal, tapi mungkin karena bertepatan dengan festival holi dan juga hotel heritage jadi kami maklum. Kami sengaja memilih hotel heritage yang memang harga per malamnya agak mahal dibandingkan dengan hotel biasa. Tapi puas kok, jadi kayak menginap di kamar Maharani.

Pilihan hostel di India juga banyak. Kalau kalian mau menekan budget, bisa coba cari hostel di sana, tapi disarankan yang reviewnya sudah bagus. Kalau ada satu saja review jelek, langsung ganti.

Tiket Pesawat

Yup! Dengan biaya hidup yang murah, sudah pasti kalian harus persiapkan biaya tiket pesawat terlebih dahulu. Lumayan kan, pos tiket pesawat ini memakan porsi sebanyak 15.69%. Beruntungnya gue dapat tiket promo super gila. Bayangkan saja dengan harga Rp. 1.2jutaan sudah dapat tiket pulang pergi naik maskapai full service.

Ke India juga lumayan lama di perjalanan, sekitar lima jam perjalanan udara. Kalau naik pesawat low cost airlines nggak masalah sebenarnya, tapi bisa jadi nightmare kalau orang yang duduk di sebelahmu itu stranger yang rese.

“Kok bisa dapat harga tiket murah?,” tanya si Udin. Ceritanya panjang dan sudah gue posting juga sampai dua judul, lho. Kalian bisa baca cerita mendapatkan tiket pesawat murah ke India di sini.

Makanan

Gue akui biaya hidup di India itu murah. Jajanan di pinggir jalan saja cuma seharga Rs 20 atau sekitar Rp. 4,200. Tapi kembali lagi, apakah gue setiap hari makan di pinggir jalan?

Kalau di Indonesia, gue nggak keberatan makan di Amigos (Agak Minggir Got Sedikit), tapi untuk di India, gue perlu mikir berkali-kali dulu sebelum akhirnya memutuskan untuk melipir daripada lapar.

Kebetulan juga, 'usaha' sampingan driver kami itu mengajak para tamunya makan di restaurant biar dia bisa makan gratis dan dapat komisi karena berhasil mendatangkan pelanggan. Gue dan teman-teman nggak keberatan karena memang kami menghindari sakit perut di perjalanan. Daripada buang air di jalan gara-gara jajan sembarangan, kan.

Kami bertujuh selamat tanpa sakit perut sama sekali. Malah supir kami yang mules-mules saat di perjalanan dari Agra ke New Delhi. Mungkin kebanyakan korupsi duit kami, jadinya cepirit.

Sekali makan di restaurant itu bisa menghabiskan Rs 2,500 dalam satu bills. Jadi kami memilih makan tengah biar mudah bagi-bagi pas pembayaran. Kalau dirupiahkan sekitar Rp. 525,000 atau Rp. 75,000 per orang. Mahal? Ya iyalah! Kalau di mall udah dapat satu mangkok ramen, makan pecel ayam di pinggir jalan bisa dapat tiga porsi.

Di akhir perjalanan gue cobain beli nasi kari di minimarket. Harganya cukup murah, seporsi gitu kalau nggak salah sekitar Rp. 15Ribuan jika dikonversi ke rupiah. Tapi rasanya nggak cocok sama selera lidah gue. Alhasil nggak habis deh tuh.

[Baca juga: Itinerary Trip ke India]

“Wow, mahal juga ya,”gumam netizen. Iya, gue akui kok trip ke India ini biayanya di luar perkiraan gue sebelum akhirnya mantab ke sana. Alasannya begini, kami pergi bertujuh. Enam dari tujuh orang ini adalah perempuan yang masih takut dengan berita kriminal apa saja yang ada di sana, termasuk gue.

Gue pun berpikir, ya mumpung negaranya 'murah', kapan lagi bisa jalan-jalan hedon, ye kan?

Oh iya, ada satu lagi yang wajib diberitahu. Biaya atraksi meskipun di atas hanya memakan porsi sedikit, tapi sebenarnya cukup berpengaruh. Harga tiket masuk ke atraksi-atraksi yang ada di India untuk turis mancanegara sungguh bikin dahi mengernyit. 

Sebenarnya sama saja kayak turis asing yang datang ke Borobudur atau Bromo, dipatok harga tiket masuk berpuluh kali lipat. Begitu juga dengan India. Kita di sana jadi turis asing dan dipatok harga tiket masuk yang bedanya bisa 10 kali lipat dari harga tiket masuk untuk turis domestik. Tapi ya apa boleh buat.

Berbeda dengan rincian budget trip ke Jepang yang kelihatan jelas biaya terbesar ada di mana, untuk trip ke India ini agak membingungkan. Alasannya cuma satu, banyak biaya tak terduga yang keluar. Contohnya seperti uang tips untuk makan di restaurant, ada beberapa objek wisata yang kami datangi walaupun nggak ada di dalam itinerary, atau bellboy hotel yang terang-terangan minta.uang tips setelah membawakan koper ke kamar. Mereka kayaknya nggak menerapkan prinsip “Ikhlas bagi anda, halal bagi kami”.

Ketika gue bagikan rincian biaya Jepang pun banyak yang setuju kalau pengeluaran terbesar ada di transportasi, menandakan memang persentase tersebut cukup akurat. Untuk rincian budget ke India ini gue nggak yakin kalau persentase ini akan sama atau mirip di setiap orang.

Tulisan ini gue bagikan bukan untuk pamer, tapi membagikan pengalaman yang pernah gue alami sendiri. Bukan juga untuk dijadikan panduan mutlak bagi teman-teman yang mau ke sana. Jadikan tulisan ini sebagai bahan gambaran untuk trip kalian ke India nanti saja. Setidaknya gue bisa membagikan gambaran, “Oh, harga ini segini,” atau “Wah, ternyata harga itu segitu ya kurang lebih.”

[Baca juga: Persiapan Trip ke India]

Semoga bisa membantu teman-teman dalam merencanakan perjalanan liburan ke India. Kalau menurut kalian tulisan ini cukup membantu, jangan lupa di-bookmark, komen, dan share ke teman-teman kalian ya. Terima kasih. :)

Klook.com