Menginap di Ubud sudah pasti pemandangan yang ingin dinikmati ya area persawahannya. Itulah yang terlintas saat merencanakan untuk menginap di Ubud. Penginapan yang mau gue review kali ini tahunya dari salah seorang blogger favorit gue. Pas gue cek ke website OTA, ternyata harganya cukup terjangkau. Dengan view yang ditawarkan dan harga yang reasonable, gue dan teman-teman mantab memilih Hati Padi Cottage.
Lokasinya
sebenarnya nggak di Ubud banget. Dari pusat Ubud masih harus menempuh
perjalanan sekitar 30 menit lebih. Searah kalau mau ke Kintamani. Jauh dari
kebisingan dan area di Ubud yang biasa dipenuhi turis. Enak banget lah
suasananya. Sepi dari hingar bingar dan udaranya masih fresh banget. Buat
kalian yang lagi butuh tempat tenang apalagi memang niat mau meditasi, kalian
bakal jatuh cinta sama Hati Padi Cottage.
Untuk
menuju ke Hati Padi Cottage ini seru banget tracknya. Jalanannya naik turun dan
semakin mendekati tujuan, di kanan kiri jalan yang mulai menyempit, pemandangan
sawah yang sedang menghijau memenuhi mata kita.
Review
kali ini bukanlah sponsored post. Biaya yang gue keluarkan
juga merupakan biaya pribadi. Kalian akan tahu deh mengapa gue senang banget
untuk mengulas penginapan ini. Anyway, penginapan ini gue booking lewat
traveloka. Selain traveloka, juga ada di Booking(dot)com dan Agoda.
Welcome Drink Bikin Nagih
Begitu
sampai, kami langsung check in dan tak lama kemudian, stafnya mengantarkan
welcome drink ke kamar kami. Bukan sirop apalagi wine, melainkan jamu kunyit
lemon.
Surprisingly
rasanya enak banget! Buat yang nggak terlalu suka jamu, gue yakin bakalan suka
sama jamu ini. Racikannya yahud banget. Saking enaknya, gue dan teman-teman
rela pesan minuman yang sama alias nambah meskipun bayar.
Cottage Bergaya Bohemian
Gue
pribadi suka dengan konsep penginapan eco-friendly dan tradisional seperti ini.
Kesan homey-nya terasa sekali. FYI,
Hati Padi Cottage hanya ada enam kamar. Tiga kamar berbentuk cottage yang
berdiri secara terpisah (ada jarak tiap bangunan) dan tiga kali berbentuk kamar
yang bangunannya nyambung.
Seingat
gue, yang berbentuk cottage ini dua di antaranya mempunyai kapasitas 2-3 orang,
sementara yang satu lagi itu family room (yellow room). Nah, yang family room ini menurut gue
lokasinya paling bagus. Di pinggir sawah dan begitu buka pintu langsung
menghadap kolam renang.
Saat
gue tiba di sana, ternyata hanya family room yang sedang terisi. Gue dan
teman-teman menyewa dua kamar cottage. Jadi nyaman banget karena terasa seperti
villa pribadi, apalagi tamu lain yang menempati family room ini sedang ikut
tour dari pagi dan baru kembali sekitar pukul 11 malam.
Cottage gue (blue room) berada tepat di sebelah yellow room, masih di depan area kolam renang juga. Di
dalam kamar ada satu tempat tidur berukuran besar dengan kelambu dan ada satu
kasur single yang juga dilengkapi dengan kelambu. Nggak ada air conditioner,
hanya ada kipas besar yang menggantung di langit-langit. Namun kebetulan remote
kipas di kamar gue sedang rusak, tapi staff Hati Padi Cottage langsung bergegas
mengantarkan kipas standing ke kamar gue sebagai pengganti.
Buat
gue, yang terbiasa tidur tanpa AC dan kipas, hal tersebut tentu saja bukan
masalah besar. Teman sekamar gue sempat khawatir takut kepanasan di malam hari.
Nyatanya, saat malam hari tanpa kipas pun, udaranya dingin. Ubud, coy!
Colokan
listriknya cukup banyak. Ada dua, masing-masing di samping tempat tidur utama,
lalu di samping tempat tidur single, dan ada satu lagi di dekat meja belajar.
Jadi nggak perlu takut kekurangan colokan listrik.
Air
mineral juga sudah disediakan di atas meja belajar. Room servicenya 24 jam,
cuy! Jadi kalau tengah malam kelaparan masih bisa pesan. Staffnya standby di
area restaurant. Lemari pakaian juga tersedia. Desainnya keren banget! Kayak
lemari zaman dynasty kerajaan.
Ukuran
kamarnya menurut gue cukup luas, bahkan jika diisi oleh tiga orang. Karena gue
hanya berdua sekamar, jadi terasa banget luasnya. Untuk kamar mandi, desainnya semi outdoor.
Kalau kebelet buang air di malam hari agak PR juga ya. Solusinya, selepas
magrib, gue dan roommate sudah buang air dulu saling nungguin.
Di
dalam kamar mandinya ada shower, wastafel, dan toilet duduk. Shampo dan sabun
sudah disediakan, tapi nggak ada sikat gigi dan pasta giginya. Jadi lebih baik
kalian siapkan atau beli dulu di luar. Karena lokasinya cukup jauh ke pusat
keramaian. Gue suka banget sama shampoo dan sabunnya. Biasanya gue jarang
menyukai shampoo dari hotel, ini nggak sama sekali bikin rambut kaku. Aroma
sabun cairnya juga enak banget, wanginya mewah kayak sabun-sabun di hotel
berbintang.
Di
depan kamar ada balkon, terdapat meja makan dan empat kursi, serta satu buah
sofa. Area ini cocok banget untuk bersantai atau menikmati sarapan dan ngeteh.
Mau sambil kerja buka laptop pun enak juga karena ada colokan listriknya.
Infinity Pool dengan View Sawah
Beruntungnya
saat gue menginap di sana, padi-padinya sedang menghijau. Jadi kelihatan segar
banget di mata. Nah, salah satu daya tarik dari Hati Padi Cottage ini adalah
pemandangan infinity pool-nya yang
langsung menghadap ke sawah.
Kamar gue yang di depan bean bag itu |
Suasana
semakin syahdu menjelang matahari terbenam. Kebetulan kolam renangnya menghadap
ke arah barat, jadi pas banget untuk menikmati sunset. Ditambah lagi, tamu di
kamar lain sedang nggak berada di sana sore itu. Jadi serasa villa milik
pribadi aja. Bayangkan deh, di pinggir kolam dengan pemandangan sawah dan
langit senja yang cantik, ditambah lagu jazz. Sedap banget!
Berhubung
jumlah kamarnya juga hanya ada enam, gue rasa kalaupun semua kamarnya terisi,
kolam renangnya masih akan terasa luas. Begitu malam tiba, baru deh semakin
terasa banget sepinya suasana di penginapan ini. Nggak ada tv, mana lampu di
sekitar kolam pun dimatikan (mungkin karena penghematan juga berhubung nggak
semua kamar terisi), jadi selain ngobrol, paling gue hanya main gawai. Untungnya,
sinyal hp maupun WiFi lumayan kencang jadi aman deh. Masih bisa nonton youtube.
Favorit gue justru ketika matahari terbit. Selepas Subuh, gue jalan-jalan di sekitar hotel. Karena lokasinya yang cukup jauh dari keramaian, untuk jalan kaki maupun sepeda, sepertinya bakal aman. Benar saja, saat jalan pagi itu hanya ada beberapa sepeda motor yang lalu lalang. Suasana paginya bakal bikin kalian yang nggak suka bangun pagi jadi merasa sayang kalau melewatkan moment ini.
No Breakfast, No Worries!
Kamar
yang gue pesan itu tanpa sarapan. Tapi jangan khawatir, masih bisa pesan menu
sarapan di restorannya. Karena pagi itu staf yang berjaga hanya ada satu
orang, jadi sarapan yang kami pesan datang agak lama.
Tapi
keterlambatan itu dibayar tunai dengan rasa makanannya yang enak-enak.
Sebenarnya kami hanya pesan dua macam menu. Dua teman gue pesan menu yang sama,
yaitu nasi goreng. Sementara gue pesan Chicken Carribean. I have no expectation at all. Surprisingly, it is sooo good.
Porsinya
lumayan banyak. Hidangan yang disajikan kelihatan sangat menarik. Ayam berbumbu
kari yang segar dengan nasi hangat dan sambah matah yang nikmat. Besarnya porsi
menu yang gue pesan ini mungkin lebih cocok untuk menu makan siang, karena
beneran banyak banget!
Rasa
bumbu ayamnya enak dan segar. Bukan tipikal kari yang bikin enek. Sambalnya
juga nikmat banget! Pasangan yang pas saat disandingkan dengan chicken
carribean. Seporsi menu ini kurang lebih 45k IDR kalau gue nggak salah ingat
ya.
Saran gue, jika ada pilihan booking dengan sarapan, lebih baik pilih pakai sarapan saja. Karena lokasinya yang jauh dari keramaian, sepertinya akan sulit kalau mau iseng cari sarapan di luar penginapan.
Overall, pengalaman menginap di Hati Padi
Cottage sungguh menyenangkan. Penginapan dengan harga affordable, tapi dapat
view mahal dan fasilitas yang mencukupi. Suasananya bikin betah dan pengen
balik lagi kalau suatu saat main ke Ubud lagi. Rate kamarnya pun menurut gue cukup affordable, hanya Rp.300ribuan per malam.
Nilai
plusnya lagi, staffnya ramah, baik, dan cekatan. Meskipun saat itu stafnya
hanya ada dua dan bergantian jaga, tapi gue nggak merasa ada masalah sama
sekali. Soalnya cekatan banget melayani tamu. Pas sarapan kami datang agak lama
pun, langsung maklum karena tahu bahwa stafnya hanya jaga sendirian dan malah
bikin kami yang merasa nggak enak karena mereka minta maaf tulus banget.
Sepulangnya
dari sana, terasa banget tubuh lebih segar karena udara yang gue hirup jauh
lebih bersih daripada udara yang biasa gue hirup di Jakarta. Kualitas airnya
juga jauh lebih bagus dibandingkan jika menginap di Bali bagian selatan.
Hati
Padi Cottage bakal jadi penginapan yang selalu dirindukan dan gue
rekomendasikan ke kalian yang sedang cari penginapan dengan view sawah dan infinity pool di Ubud. Happy holiday!
4 Comments
Ngelihat pemandangannya bikin inget kenangan masa kecil saat di rumah nenek, bikin nostalgia banget.
ReplyDeleteKalo ke Bali, kayaknya aku wajib nginap di sini deh, apalagi biaya permalamnya cukup terjangkau.
Iya kayak rumah nenek ya :D
DeleteAku pas ke sana juga berasa lagi mudik :))
Ubud nih emang nggak ada habisnya ya mbak. Keren-keren ih foto cottagenya, jadi kangen ubud. Terakhir ke Ubud, mampir ke Museum Blanco. Eh ternyata ada yang beginian juga ya di ubud hehehe
ReplyDeleteAku malah selama ini cuma lewatin Museum Blanco. Nanti deh kalau ke Ubud lagi mau dimampirin juga.
DeletePlease notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!