Belakangan gue dan teman-teman kantor lagi sering ke Blok M.
Aksesnya sekarang semakin mudah sejak kehadiran MRT. Apalagi banyak kafe dan
restoran baru di sana. Satu yang lagi hits dan seliweran di Fyp tiktok yaitu
Haka Dimsum.
Lokasi Haka Dimsum
Jumat siang
kami meluncur ke Blok M. Begitu tiba di Stasiun MRT Blok M, cari exit yang
paling dekat dengan terminal. Keluar stasiun lewat lift saja karena akses ini
merupakan yang terdekat ke Haka Dimsum.
Setelah keluar
dari lift, jalan lurus saja. Kalian bakal melihat Kimia Farma, lalu Indomaret.
Lokasi Haka Dimsum ada di sebelah indomaret. Ngumpet gitu.
Jadi begitu
sampai di Haka Dimsum langsung disambut tangga. Sudah ada satpam yang
menyambut untuk mengecek suhu tubuh dan kita wajib check in melalui aplikasi
pedulilindungi. Pastikan kalian sudah vaksin dan unduh aplikasinya ya.
Setelah naik ke
lantai dua, ternyata harus masuk waiting
list. Nggak banyak, sih. Hanya ada tiga antrian di depan nama gue.
Sistem
pemesanan di Haka Dimsum ini pesan menu di kasir dan langsung bayar. Metode
pembayarannya cashless, jadi siapkan alat pembayaran seperti kartu debit, kartu
kredit, atau e-wallet.
Sudah
disediakan kursi bagi pelanggan yang sedang menunggu di daftar tunggu. Tapi
nggak begitu banyak.
Untungnya ada
satu antrian yang batal, jadi nama gue bisa lebih cepat dapat meja. Tempatnya
nggak begitu luas, tapi jarak antar meja cukup jauh. Ada dua lantai, tapi
lantai ketiga belum berfungsi. Hanya ada toilet dan mushola. Jadi yang bisa
digunakan hanya lantai dua saja.
Menu Makanan di Haka Dimsum
Kami memesan
cukup banyak meskipun hanya datang bertiga. Menu yang kami pesan adalah stim
ceker, hakau, stim daging, siomay, congfang, dan lumpia udang kulit tahu.
Stim Ceker
Cekernya sudah
direbus terlebih dahulu hingga lembut. Belum sampai boneless, sih. Tapi cukup
lembut hingga nggak perlu tenaga untuk mengunyahnya. Bumbu charsiunya lumayan
berasa, tapi ya cuma bumbu itu saja yang terasa. Di lidah gue masih terasa
kurang sesuatu. Seporsi isi tiga potong.
Hakau
Isian dagingnya
cukup besar dan terasa masih segar. Bagian kulitnya ada beberapa yang seperti
terlalu lama dikukus jadi mudah robek. Rasanya cocok di lidah gue.
Congfan
Seporsinya
cukup banyak. Disajikan dengan potongan bakso goreng kecil-kecil. Menurut gue
rasanya hanya kurang banyak bawang putihnya saja.
Stim Daging
Daging cincang
yang dibuat seperti burger dengan potongan lebih tipis lalu disiram bumbu saus
tiram. Rasanya seperti daging bakso tapi versi gepeng. Nggak
istimewa. Biasa aja.
Siomay
Dalam satu
porsi dapat tiga potong siomay. Rasanya enak, gurih, dan daging udangnya
terasa. Bagi kedua teman gue, menu ini yang paling enak di antara yang lain.
Lumpia Udang Kulit Tahu
Berhubung
datang pas jam makan siang, gue dan Cing Didi memesan stim nasi. Sementara
Inggrid sudah makan duluan di kantor. Harga stim nasinya sekitar Rp. 6,000. Porsinya
lumayan banyak dan pulen. Ada menu sayurannya juga, tapi kami nggak pesan.
Untuk
minumannya, kami kompak memesan minuman Badak. Salah satu minuman bersoda yang
cukup langka ditemukan di Jakarta. Buat yang belum pernah nyobain Badak, init
uh sekilas mirip kayak Rootbeer –nya AW tapi versi lebih enak. Karena kalau
Rootbeer AW menurut gue kayak rasa balsam.
Pelayanan Haka Dimsum
Begitu datang sampai di sana, sudah ada staf yang mencatatkan
pelanggan yang masuk ke dalam daftar tunggu. Kurang lebih sekitar 10-15 menit
kami menunggu hingga akhirnya dapat meja.
Staf yang melayani juga ramah dan sebenarnya lumayan gesit.
Hanya saja waktu penyajian dari pertama kali gue order, butuh waktu lumayan
lama. Berhubung gue datang pas jam makan siang, jadi hanya punya waktu kurang
lebih satu jam karena kepepet jam kerja. Kami memesan sekitar pukul 12:25 dan
makanan baru tersaji semua di atas meja sekitar pukul 13:10. Sementara pukul 13:30 itu gue sudah masuk kerja lagi. Belum
lagi perjalanan menuju ke kantor yang bisa 20 menitan.
Alhasil begitu pesanan makanan terakhir tiba di atas meja, gue
hanya perlu satu suapan penuh dan langsung beranjak pergi. Pesanan nasi saja
datangnya pukul 13:00. Apakah butuh waktu selama itu untuk menyajikan nasi
putih stim? Jadinya lauk sudah mau habis, nasinya baru datang. :D
Gue
sempat ke toiletnya yang berada di lantai 3. Secara keseluruhan kebersihan
toilet sudah oke, tapi sampah tissue yang ada di depan toilet sudah menumpuk
sampai gue bingung mau buang sampah tissue gue di mana. T.T
Setelah
gue perhatikan memang jumlah stafnya terbilang sedkit. Sebab dari penglihatan
gue, dari staf yang sudah ada ini kinerjanya sudah cukup gesit. Mungkin ini
juga efek pandemi ya. Agak riskan juga buat pengusaha untuk merekrut banyak
pegawai di masa sulit seperti ini.
Secara keseluruhan, Haka Dimsum worth to visit kok. Gue sih berharap lebih banyak ornamen orientalnya biar semakin terasa vibes lagi di Hongkong dan ditingkatkan lagi rasanya. Karena dari semua menu yang gue coba, nggak ada yang terlalu istimewa.
Hanya saja mungkin kalau mau makan dimsum dengan santai, harus hindari jam-jam makan siang. Oh iya, selama PPKM, Haka dimsum hanya beroperasi hingga pukul 9 malam.
Bagi teman-teman Muslim nggak perlu khawatir, karena mereka claim nggak menggunakan produk-produk yang mengandung babi. Jadi aman. Kalau ke sana jangan lupa cobain siomaynya ya!
0 Comments
Please notice: Subscribe to my blog before you leave a comment. Any active link on comment will be automatically deleted. Thank you for reading!